part 3

324 27 0
                                    

Kret!

"Nah ini kamar nya. Fasilitas ok punya lah? Kamu langsung istirahat aja ya?" Pamit emak yang langsung pergi masuk. Udah dini hari.

"Nasya?"panggil rian melihat Nasya belum kembali.
"Bang makasih ya?" Senyum tulus di bibir Nasya membuat hati rian menghangat.
"Sya. Boleh abang manggil kamu nana aja gak? Soalnya kalau Nasya kayak nya terbelit lidah gituh" rian menyengir lebar.
"Iya. Boleh. Abang kan udah jadi abang Nasya,ekh! Nana maksudnya. Karena udah nyelamatin nana dan tinggal di sini. Jadi abang udah jadi keluarga kita. Nanti nana kenalin sama kak raya dan bang een ya. Mereka ngekos disini" jelas nana.

"Masuk gih? Udah mau pagi!" Pinta rian. Nana langsung pergi setelah menganggukan kepala.

Nana membuka pintu kamar nya sesaat sebelum suara bapak memanggilnya.
"Sya? Bapak suka dengan rian" tekan bapak.
"iya pak. Bang rian baik orangnya"
"Bapak kayak nya lebih suke rian dari pade ewin"terang bapak.
"Bapak!" Tekan Nasya.

Nasya langsung masuk ke kamar.
Kok bapak ngomong gitu

Dia dan ewin telah menjalin hubungan setahun dan baru bertunangan sebulan yang lalu. Bapak memang awalnya ragu buat merestui hubungannya. Dia kurang suka dengan ewin. Entahlah!

---

"Bang rian! Ekh! Kak de (panggilan anak ke tiga untuk raya) bangunin bang long (panggilan anak pertama untuk een ) Aku bangunin bang rian dulu.Emak nyuruh makan di rumah" sapa nana dengan kak raya yang baru keluar ruangan.
"Anak baru umak ke?"
"Iya.noh bang long! Long! Makan dulu!" Teriak nana saat een mengeluarkan motor metiknya.
"Iya adek!! Yuk sayang!" Ajak bang een pada kak raya. Memang mereka cinlok di kosan emak nana. Plus satu kampus lagi.

"Bang rian!!" Nana kembali mengetuk pintu. Dia membalikkan badannya saat bapak memanggilnya dari pintu samping dapur.
"Sya. Maseh tidok dia. Masuk jak. Kelak baru suruh makan"
"Iya!"

Clek!

Nana langsung berbalik dan hidungnya menghirup dada yang menempel di hidungnya. Dada bidang dengan kaos biru. Nana langsung mundur selangkah.
"Nana?"
"Bang. umak nyuruh ke rumah! Makan bareng kita" nana langsung menarik tangan rian. Rian hanya menurut.

"Nah bang. Ini kak raya dan bang een. De, long, ini bang rian. Kalau ngomong bahasa indo baku. Dia dari jakarta" nana mengenalkan rian pada dua orang sejoli di meja makan. Nana langsung duduk di susul rian. Emak menyajikan makanan di lantai.
"Kite makan bersama di lantai aja!" Sahut bapak.
"Kita makan bersama bang!" Sambung nana saat rian bingung dengan omongan bapak.
"Udah lekas makannya. Rian nanti ikut bapak ke tempat kerja ya? Nanti lusa boleh mulai? Nanti berangkat bareng bapak!" Jelas bapak sambil makan.
"Iya pak, tapi nana gimana?"

"Nana?" Tanya semua orang.
"Nasya pak. Soal nya nama Nasya susah. Jadi nana"jelas nana.
"Oh. Gampang pacar nya ada kok!" Sindir bapak.

Tangan rian menggantung untuk menyuapi makanan. Entah kenapa hati nya jadi mendung.

Udah punya pacar ya

"Bang ewin bilangnya sih gituh jadi nanti selama bang rian ikut bapak aku pergi bareng bang ewin" jelas nana. Tanpa melihat bahwa orang di sampingnya makan dengan lesu.

---

"Bapak pergi sya. Hati hati berangkatnya!" Ingat bapak udah di atas motor.
"Aku pergi na!"pamit rian dengan senyum lembutnya.
"iya. kalian hati hati!" Nana menyalami bapak.

Suara motor besar masuk ke halaman rumah setelah motor bapak menghilang di jalanan.
"Yok sya!" Ajak bang ewin cuek.

Nana memandang wajah bang ewin yang kacau dengan tatapan bertanya.
"Abang kenapa? Kok kayak khawatir?"
"Kita berangkat" jawab ewin dingin. Dia seperti menyembunyikan sesuatu pada nana. Membuat nana murung.

Ada apa??

---

"Bang? Pernikahan kita enam bulan lagi? Abang dah nyiapin datanya kan? Bapak udah tanya semalam?" Tanya nana saat turun dari motor gede ya ewin.
"iya"
"Abang kenapa??"tanya nana khawatir.
"Masuk, udah jam nya" pinta ewin langsung melajukan motornya.

---

Baru ini gue suka cewek pandangan pertama.ekh ternyata udah ada yang punya

Rian memandang proyek perumahan BTN di jalan setapak kecil hulu ini. Jalannya cukup bagus dan lebar. Sepertinya di kota ini masih berkembang. Dia memandang bapak yang sibuk menjelaskan kerjanya nanti.

"Kamu kan gak pernah kerja kuli nih. Jadi nanti ngaduk semen aja"jelas bapak.
"Iya pak"
"Rencananya kamu mau kerja apa dengan ijazah SMP? Nasya aja susah dapet kerja padahal s1" tanya bapak. Ada nada khawatir di sana.
"Kerja kuli juga gak papa pak! Yang penting halal"sahut rian seadanya.
"Ya udah kamu mau langsung apa lusa aja baru mulai? Takutnya kamu kecapekan?"
"Langsung aja pak!"

---

Nana mencoba menghubungi no ewin dari sejam yang lalu. Tetapi nomor nya tidak aktif.

kenapa dengan bang ewin. Akhir ini dia kok kayak gitu

Nana memutuskan untuk pulang naik angkutan umum lagi sore ini. Jam masih menunjukan jam 5 sore. Sehingga akan aman saja dia pulang ke rumah. Dia masih bingung dengan perilaku ewin yang tiba tiba berubah. Entah karena apa! Dia hanya bisa berharap semua akan Baik Baik saja.

NANA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang