BAB 2

186K 13K 678
                                    

Kangen kan sama Author?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen kan sama Author?

Love dulu dong buat bab ini 💜

Ayo ngaku!!

***

-Laki-laki akan menjadi semakin kuat ketika di tolak.-

Ana terdiam memikirkan ancaman Aditya. Kenapa pria itu ada disini? Padahal selama tiga minggu ia mengajar disini, belum pernah Ana melihat Aditya. Selama dua tahun Ana selalu pindah tempat bekerja, mulai dari kerja di bank hingga menjadi guru honorer.

Ana tidak betah bekerja di bank atau kantor ia tidak sanggup membuat laporan keuangan, nasib memiliki otak yang kurang cerdas. Untungnya dia memiliki keahlian di bidang bahasa Inggris, serta pengalaman menjadi guru bahasa Inggris di salah satu bimbel. Jadi ia bisa melamar menjadi guru honorer di salah satu sekolah swasta. Walau uangnya tidak seberapa paling tidak mampu memenuhi keperluan hidupnya, ia juga membuka jasa les privat bahasa Inggris untuk membayar biaya pengobatan ibunya.

"Ana," panggil Retno salah satu guru senior di tempatnya mengajar.

"Iya Bu." Jawab Ana tersadar dari lamunannya. Ia berjalan menghampiri Bu Retno.

"Bisakah kamu menggantikan saya untuk menyambut Pak Aditya di ruang kepala sekolah. Pak Giyoto sedang rapat. Kemungkinan beliau akan datang terlambat menemui Pak Aditya sebentar hanya menemaninya mengobrol." Ana menelan ludahnya mendengar perintah itu. Padahal baru tadi dia bertemu Aditya. Ia takut dengan ancaman yang dilayangkan Aditya kepadanya. Bagaimana jika Aditya benar-benar melakukan niat balas dendamnya.

"Tapi Bu" Ana mencoba untuk menolak. Ia tidak ingin berhadapan dengan pria itu. Cukup tadi saja jangan lagi. Pria itu pasti akan mencari cara untuk  menindasnya.

"Tolong bantu ibu. Lagipula dia itu satu kampus dengan kamu dulu. Bisa jadi kalau kamu yang menyambutnya pria itu takkan marah." Ujar Retno penuh harap.

"Bagaimana ibu bisa berpikiran seperti itu?" Ana tidak habis pikir dengan Retno. Andai Retno tahu jika dulu ia pernah mempermalukan pria itu.

"Kamu-kan cantik," ucapan itu membuat Ana terdiam. Jawaban dari Bu Retno sangatlah tidak masuk akal, apa karena dia cantik jadi bisa membuat pria itu senang? Lagi-lagi fisiklah yang selalu menjadi tolak ukur kenyamanan.

Ana menghela napas pasrah. Biarlah nanti Aditya mau mengejeknya. Dia tidak punya pilihan lain selain menurut. Dia hanyalah guru honorer disini jadi ia tidak punya alasan untuk tidak menurut. Ia juga tidak ingin mendapat pandangan buruk oleh Retno. Beginilah nasib, sepertinya takdir memang sengaja merancang pertemuan ini. Agar Ana bertanggung jawab dengan apa yang dulu pernah ia buat. Dosa masalalunya harus dipertanggung jawabkan.

Boss With Love  (WEB SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang