Bab 13

130K 9.3K 651
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love dulu buat part ini ♥️♥️

***


Flashback

Aditya sedang merapikan piring di meja. Ia mengambil part time di salah satu restoran Jepang. Walaupun ia ditolak Ana, itu bukan berarti ia harus bolos bekerja. Ia masih butuh uang untuk mencukupi hidupnya. Ia tidak boleh putus asa karena cinta. 
Saat itu ia tidak sengaja melihat gerombolan teman ana memilih tempat duduk tak jauh darinya. Ia juga melihat Ana dengan ketiga temannya. Aditya kembali mengingat penolakan yang diterimanya dari ana tadi sore. Hati Aditya meringis, rasanya begitu perih. Ia tidak bisa melupakan kata-kata pedas Ana.

"Eh itu bukannya Adit, cowok miskin yang nggak tau diri suka sama Ana." Ujar Luna memanasi Aditya.

"Nggak ngaca dia, cuma pelayan restoran aja ngarep bisa pacaran sama Ana." Balas Andin tidak mau kalah.

"Bego banget ya mau aja di tipu Ana buat ngerjain tugas."  Luna kembali memanasi.

"Namanya juga cowok cupu mana ngerti dia dikibulin Ana."  Andin lagi-lagi menjelekkan Aditya.

"Hahahaha lucu banget. Aturan tadi kita rekam waktu Adit di tolak Ana pasti seru." Rini ikut-ikutan ke dalam percakapan.

"Iya bener banget.."

Lalu teman-teman ana mengejek Aditya miskin dan bodoh, Luna sebagai ketua Genk terus berbicara memancing Adit kesal. Sedangkan Ana terlihat tidak begitu peduli. Hati Aditya seakan di remas, Ana hanya diam saja ketika dirinya diejek. Jadi selama ini ia hanya dimanfaatkan Ana. Ana tidak pernah mencintainya. Bodohnya Aditya yang begitu tulus mencintai Ana. Seharusnya ia sadar diri jika gadis itu hanya menganggapnya sebagai mainan, ia kecewa dengan gadis itu.

Selama ini perjuangannya sia-sia. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Bukan hanya itu saja ia juga dijadikan bahan ejekan Ana dan teman-temannya. Ana begitu tega padanya. Pasti sekarang Ana menertawai kebodohannya.
Aditya menatap Ana dengan pandangan terluka.

"Kenapa kamu begitu tega Ana? Apa salahku?" Gumam Aditya dalam hati. Selesai merapikan piring, Aditya pergi meninggalkan tempat itu. Telinganya terasa panas dengan omong kosong mereka.

"Ana...Ana apa salahku?" Gumam Aditya.

***

Aditya bangun dari mimpi buruk nya. Mimpi yang selalu menghantuinya. Aditya sudah melakukan berbagai cara agar melupakan hal buruk itu. Namun nyatanya ia tidak bisa. Nafas Aditya terengah-engah. Kemudian ia terkejut mendapati Ana masuk ke dalam kamar membawa baskom dan handuk kecil. Orang yang menjadi mimpi buruk untuknya ada disini.

"Bapak lagi sakit jangan banyak gerak dulu." Adiya hanya diam membiarkan Ana merawatnya. Sepertinya ia terkena demam. 

"Minum dulu pak." Ana memberikan secangkir gelas setelah mengompres kening Aditya.

"Saya buatkan bubur ya pak." Anggukan di kepala Aditya membuat Ana lega.

Waktu ia datang ke apartemen, ia dikejutkan dengan suara Aditya yang memanggil namanya penuh kebencian. Ana yakin Aditya bermimpi buruk, mendengar namanya di sebut membuat Ana berpikir bahwa mimpi buruk pria itu karenanya. Ana merasa bersalah, pasti selama ini Aditya hidup dengan bayang-bayang masalalu. Perkataannya dulu mungkin begitu menyakitkan hingga Aditya seperti ini.

Ana juga sempat mengecek suhu tubuh Aditya yang panas. Ia khawatir dengan kondisi pria itu. Setelah selesai membuatkan bubur dan sop ayam, Ana kembali ke kamar bosnya. Aditya duduk bersandar di kepala ranjang sambil memainkan ponselnya. Pria itu pasti mengabari kantor jika sedang sakit, karena ia mendengar sedikit percakapan Aditya dengan Arlan.

"Makan dulu pak."

Ana duduk di pinggir ranjang dengan membawa nampan berisi bubur, dan sayur sop. Ia tidak tega meninggalkan bosnya sendirian di apartemen dengan kondisi yang mengenaskan. Ia takut terjadi apa-apa dengan Aditya.

"Saya tidak lapar." Tolak Aditya, karena mimpi tadi ia jadi takut Ana akan melakukannya seperti dulu. Rasanya sakit sekali di kecewakan.

"Bapak sakit bapak harus makan." Ana memaksa.

"Lebih baik kamu pulang." Ucapan Aditya begitu dingin hingga membuat Ana takut. Tapi Ana berusaha tak gentar untuk mundur. Ia harus memastikan Aditya makan.

"Tidak saya tidak akan pergi sebelum bapak makan."

"Kamu ke kantor saja! Banyak pekerjaan yang kamu tinggalkan." Perintah Aditya, ia ingin menguji Ana, apa gadis itu tulus merawatnya atau sekedar hanya ingin cari perhatian. Ana sudah tahu jika sekarang Aditya kaya raya. Pasti Ana akan memanfaatkannya seperti dulu. Ketika miskin saja ia dimanfaatkan apalagi kaya.

"Nanti pak, saya akan ke kantor setelah bapak menghabiskan makanannya." Aditya diam menyerah, ia tidak memiliki cukup tenaga untuk berdebat.

Ana kemudian mengarahkan suapan ke mulut Aditya untunglah pria itu tidak menolak. Tidak terasa makanan yang ia bawa hampir habis. Untunglah Aditya tidak melepeh makanannya. Ana lebih suka Aditya yang diam dan menurut seperti ini. Mengingatkannya akan Aditya yang dulu.

"Bapak mau saya panggilkan dokter?" Tawar Ana, ia kira Aditya perlu perawatan yang intensif.

"Tidak perlu." Tolak Aditya. Ia sudah terbiasa sakit seperti ini. Ia hanya perlu minum obat dan istirahat satu atau dua hari ia akan kambali pulih.

"Kalau begitu saya pamit ke kantor pak. Biar piringnya saya cuci." Ana menaruh nampan berisi piring-piring di meja. Ia hendak mengisi air minum untuk Aditya. Namun disaat ia berdiri dari kasur, kakinya tersandung. Ia jatuh ke pangkuan pria itu.
Mata mereka saling bertemu sama lain, mereka bertatapan. Entah siapa yang memulai bibir mereka saling menempel dan terjadi ciuman yang panjang. Mereka saling mengungkapkan rasa rindu mereka dari ciuman tersebut.

***

SPAM 'Adit Bucin' Disini yang banyak ya

Ada yang mau disampaikan ke

Aditya

Arlan

Ana

#adityatidakpernahsalah
#arlanselalusalah
#anaitucantik

Follow Instagram @adityaarjanggi @anatasya_ryhn atau @wgulla_

Salam GULLA

Istri sahnya Lee min ho ♥️♥️♥️

Boss With Love  (WEB SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang