1. SKY BAR

9.8K 461 9
                                        

"PUSING GUA TA---"

"Siyeon language lo kontrol!"

"...I"

Shuhua terus memapah tubuh semok Siyeon dengan hati-hati dan membawanya kedalam mobil wanita itu.

"Nyusain lo ah. Gua gak mau tau besok kalo lo mabok lagi kayak gini gua gak mau gotong!" Omel Shuhua.

Seharusnya dijam sebelas malam ini ia sudah tidur damai dengan Renjun yang ada dimimpinya. Tapi apa boleh buat, sebagai teman sekamarnya di kossan ia sudah berjanji akan menjaga Gladys Siyeon--wanita berdarah campuran Korea ini dengan baik sesuai saran orangtuanya.

"Pusing gua Sha. Gua mau kabur aja lah langsung kerja. Gak kuat orang begajulan kaya gua masuk fakultas kedokteran..."

Sampai didalam mobil, Shuhua hanya bisa menghela napasnya dalam. Ia sebenarnya cukup prihatin dengan Siyeon. Hidupnya yang terlihat apik, sangat kacau didalamnya.

Pasalnya sang Ibu memaksa Siyeon untuk menjadi Dokter. Karena itu sudah menjadi tradisi turun-menurun dari keluarga konglomeratnya.

"Ya gak gitu juga Yeon. Gak ada masadepannya elu nanti. Inget Yeon, saran orangtua pasti yang terbaik!"

"Gua gak mau pulang Sha. Belok kossan Jeno aja"

Shuhua yang sedang menyetir langsung membelokkan arahnya, "oke gua juga bakal nginep dah disana nemenin lu. Gua juga gak yakin bisa ngurusin lu sendiri malem-malem begini."

"ENGGAK GAK USAH LU PULANG AJA SONO"

"KOK LU NGUSIR ANJIR"

Siyeon melirik Shuhua yang terlihat kesal "bukannya gitu, besok lu harus masuk kelas. Jangan bolos kayak gua Sha."

"Ya tapi tar gua pulang sendiri dong ah yakali"

"Enggak lah gila. Gua suruh Jeno nganter lu"

Shuhua menyetujui, namun detik kemudian ia kembali berteriak "LAH TERUS LU BERDUA DOANG DONG AMA JENO MALEM INI"

Siyeon cuma nyengir. Pasalnya malam ini ia akan curhat banyak dengan Jeno, sahabat cowoknya itu. Walaupun ia juga dekat dengan Shuhua, tapi Jeno adalah yang terbaik sebagai sahabat untuk mendengarkan keluh kesahnya.

"Jangan macem-macem Yeon. Cuma ngingetin aja gua mah" ucap Shuhua dengan nada sedikit khawatir. Yang dibilangin cuma bisa ngangguk.

"Yakali gua macem-macem"

Sesampainya mereka dikossan Jeno, Siyeon langsung masuk dan tidur disofa depan tv.

"Anjir kenapa lagi tuh anak, Sha?" Tanya Jeno dengan Shuhua yang masih diambang pintu.

"Biasa kalo udah mau UTS stresnya keluar" jawab Shuhua, "oiya jangan lupa nanti bikinin dia susu. Tadi udah minum tiga botol soalnya."

"TIGA BOTOL?"

"Iya. Yaudah gua langsung balik yaa gak enak udah---"

"JENO ANTER SHUHUA SANA GUA NGINEP SINI" teriak Siyeon.

"Gak usah, gua udah nelpon Renjun buat jemput. Tuh anaknya udah didepan. Mending lu jagain aja Siyeon jangan ditinggal takut bunuh diri gua gara-gara dia stres kuliah."

Siyeon kembali bergumam gak jelas,"ya gak gitu juga anjir. Gua belom mau mati masih banyak dosa!"

Shuhua cuma bisa geleng kepala mendengarnya. "Yaudah Jen gua pamit ya."

"Iya hati-hati, makasih Sha." ucap Jeno dijawab acungan jempol oleh Shuhua.

Setelah Shuhua pergi, tinggal Jeno dan Siyeon di sofa. Sekarang posisi mereka sangat berbahaya dengan kepala Siyeon yang tiduran dipangkuan Jeno.

"Pijitin pala gua dong Jen pusing bet anjir."

"Ya siapa suruh minum sampe tiga botol gitu. Lu harus berhenti kaya gini, Yeon. Gua gak mau---"

"--sstttt!" Tangan Siyeon reflek menutup bibir Jeno dengan tangan kanannya. "Kok bacot? gua kan kesini mau curhat bukannya diomelin!"

Akhirnya Jeno cuma bisa diam sambil usap kepalanya Siyeon.

"Gua gak kuat Jeno. Gua mau nangis aja rasanya." Siyeon nutupin wajahnya sekarang. Jeno malah terkekeh ngeliatnya.

"Yaudah nangis dah gua dengerin."

Detik kemudian Siyeon benar-benar nangis. "HUAAAAAA HUHUHU!"

"YAAA JANGAN KENCENG-KENCENG JUGA YEON. Nanti disangka kuntilanak sama tetangga sebelah!"

"SI ANJIR LU JEN!"

Ributlah mereka.

'TOUCHING' ▪ Jeno x Siyeon ⚠️ ft. 00L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang