Siyeon tau, dirinya gak mungkin bisa milikin Jeno. Setidaknya itu yang selama ini Siyeon asumsikan sendiri dengan diingatkan kejadian saat mereka pertama kali memasuki Orientasi Siswa di SMA. Pertama kali saling kenal tentunya.
"Kalian setuju gak kalau SMA itu masa-masa paling indah?"
Siyeon cuma senyum sambil rapihin topi Daunnya pas denger ucapan Somi. "Indah kalo gurunya gak ada yang killer sih Som."
"Gak mungkin. Disetiap sekolah pasti punya satu atau nggak dua guru killer, Yeon." Balas Somi
"Maksud Somi tuh bukan indah soal masalah itu. Tapi kayak dari segi pertemanan dan percintaan gitu loh Yeon." Jawab Ryujin.
Siyeon tertawa. Baginya, gak ada yang spesial. Toh pasti teman yang dia punya cuma mereka-mereka aja yang udah Siyeon kenal. Karena Siyeon pun termasuk orang yang gak gampang bergaul.
Shuhua nyolek Somi, "alaah lo nanya gitu karena ada yang lo taksir kan Som? Ngaku!"
Somi cuma mesem mesem gak jelas. "Tapi nih ya, yang namanya Haechan manis juga kalo diliat-liat."
"Diiiih Somi apaan sih aneh banget belom ada tiga hari Orientasi udah jatuh cinta ajaaa. Masih kecil tau!" Pekik Siyeon. Yang lain cuma ketawa-ketawa aja ngeliat Siyeon. Baginya Siyeon yang justru aneh karena dia doang yang gak pernah ngerasain jatuh cinta.
Dilain sudut ada cowok terlihat bingung mencari seseorang dari tadi tapi gak kunjung ketemu juga. Sampai akhirnya...
"Maaf ganggu, ada yang namanya Gladys Siyeon gak ya disini?"
Suara cowok bernama Jeno Edfano itu membuat Siyeon mendongak. Siyeon yang lupa dirinya gak lagi pakai name tag langsung nyaut "gue, ada apa ya?"
Cowok itu langsung kasih kotak bekal warna pink, "ini dari om Suho, Ayah lo. Nitip ini katanya ketinggalan dimobil."
Siyeon nepuk jidatnya dan langsung berterimakasih banget sama pria bernama Jeno itu. Kalau aja telat ngasih sampai makan siang nanti, bisa-bisa dia dapat hukuman. Bekal itu wajib dibawa karena isinya termasuk persyaratan Orientasi.
"Makasih banyak ya, Jeno... Edfano?" Ucap Siyeon sambil ngeja namanya. "Kalo aja ini gak ada, gak yakin gimana nasib gue nanti. Eh, lo kok bisa kenal bokap gue?"
Ryujin, Somi, dan Shuhua cuma fokus ngeliatin Jeno aja dari tadi. Ganteng banget cuy.
"Iya tadi pas diparkiran bokap gue dan bokap lo ngobrol dan kayaknya saling kenal. Yaudah sekalian nitipin ini ke gue biar bokap lo gak bolak-balik."
Siyeon cuma ngangguk paham, "oh gitu, makasih ya sekali lagi."
"Iya woles. Kalo gitu gue cabut dulu." ucapnya pada Siyeon, tak lupa pada ketiga wanita yang lagi natap dia fokus sebelum akhirnya Jeno pamit.
"FIX YEON DIA JODOH LO!"
"HAH????"
Siyeon kaget denger ucapan Somi yang menurutnya ngaco banget.
"Iya Yeon. Kalo diliat-liat, kalian cocok!" Lanjut Ryujin yang dianggukin sama Shuhua. Siyeon pening banget dengerin teman-temannya yang mulai gak jelas.
"Terserah kalian deh."
"Makan yang banyak ya cantik... IIIH SIYEON BOKAP LO SO SWEET PARAH SIH" ucap Somi sambil membaca isi Sticky Note kuning yang tertempel ditutup tempat makan Siyeon. Selanjutnya Siyeon habis dikatain anak bapak sama yang lainnya.
Siyeon yang gak terima langsung foto tulisan itu dan dikirim ke Ayahnya.
Ayah🐰
*SEND PICTURE*
AYAAH APAANSI KOK LEBAY
Apa itu?
Maksud kmu apa sayang?
Ayah knp bikin kata2 gini coba?
Kan Siyeon jadi diledekin :(
Ayah gak nulis itu
Serius
Loh???
Jadii?????
Dilain tempat, Jeno asik mandangin Siyeon dari jauh sambil senyum-senyum sendiri.
Jeno pertama kali liat Siyeon saat wanita itu dan Ayahnya mengunjungi acara party Bisnis yang Donghae adakan dirumahnya.
Cinta pada pandangan pertama yang buat Jeno gak bisa tidur setelah acara itu selesai. Jadi bisa kalian bayangin gimana bahagianya Jeno yang disuruh ngasihin bekal itu ke Siyeon langsung. Baginya, ini kesempatan banget buat dia bisa mengenal Siyeon lebih jauh.
Seiring berjalannya waktu, mereka semakin dekat. Ditambah Eric adalah sahabat Jeno. Membuat Jeno tau semua tentang Siyeon dari sahabatnya itu.
Saat mereka dekat memang gak banyak yang tau selain Eric. Bahkan sahabat mereka sekalipun.
Tapi itu semua berubah, tepat saat Siyeon mendengar sendiri dari mulut Donghae kalau Jeno akan segera di jodohkan dan sudah ditentukan pernikahannya saat dewasa nanti.
Siyeon cuma bisa pasrah.
Dia berusaha untuk hilangin perasaannya daripada dia lanjutkan tapi berdampak nihil, karena tetap saja Jeno bukan untuknya. Siyeon sangat merasa terpuruk. Jeno adalah cinta pertamanya, dan benar apa yang dibilang Shuhua, kalau cinta pertama itu gak akan pernah berhasil.
Sampai suatu hari, Jeno kalang kabut liat perubahan sikap Siyeon yang terlihat berusaha menjauhinya. Karena Jeno sendiri gak tau tentang perjodohan apa yang sedang orangtuanya rencanain. Mereka tetap bersahabat, tapi Siyeon sedikit menghindar kalau Jeno mengajak makan diluar atau sekedar nonton seperti biasa.
Sampai akhirnya Jeno tau apa yang menyebabkan renggangnya hubungan itu. Karena setelahnya, ia melihat Hyunjin menyatakan cinta pada Siyeon. Dan diangguki oleh Siyeon.
Salah paham.
Saat Siyeon memeluk Hyunjin, arah mata mereka bertemu dan Siyeon hanya bisa tersenyum lirih sebagai jawaban.
.
Siyeon kembali tersadar dari lamunan. Huh, mau gak mau dia diingatkan lagi tentang perjodohan yang Jeno jalani.
Tangannya terulur untuk mengusap rambut Jeno yang saat ini tertidur disofa dengan tenang.
Bagi Siyeon, mencintai Hyunjin itu membuatnya mudah. Hyunjin yang selalu memberikan dia perhatian dan kasih sayang mampu mengisi ruang kecil yang tersisa dihatinya. Walau sebagian besar masih diisi jelas oleh Jeno.
Makanya, saat Hyunjin pergi dari hidupnya, ia kecewa tapi bisa dengan mudah juga melepas pria itu. Sekali lagi, karena Hyunjin membuatnya mudah.
Sedangkan Jeno, pria yang ia harapkan kejelasannya adalah pria yang menurutnya susah untuk digapai. Dan jadilah sekarang, dia pria yang susah juga lepas dari hatinya.
Terkadang perhatian Jeno juga membuatnya lupa akan perjodohan itu. Intinya Siyeon gak mau terlalu berharap. Kalaupun bukan dirinya, Siyeon berharap Jeno mendapatkan pendamping hidup yang lebih baik.
Ditambah insiden yang menimpa dirinya dan Hyunjin, membuat Siyeon makin berpikir kalau ia sangat gak pantas untuk jadi pendamping Jeno.
Saat Siyeon mau kekamar, tangannya malah ditarik dan berakhir dia yang jatuh diatas tubuh Jeno.
"Hmm, Siyeon" gumam Jeno dalam tidurnya, "... love you."
HAH ?????
KAMU SEDANG MEMBACA
'TOUCHING' ▪ Jeno x Siyeon ⚠️ ft. 00L ✔
Ficção AdolescenteKenakalan Remaja, having sex yang mereka lakuin diluar pernikahan, dan lainnya gak selalu berakhir menyenangkan. Bahkan bisa jadi bumerang sendiri untuk mereka.
