Bunyi alarm Handphone Jeno dinakas membuat tidur Jeno sedikit terusik. Dia melirik kecil kearah Siyeon yang masih tidur nyaman dipelukannya. Perlahan tangan kanannya mengambil hape untuk melihat jam yang ternyata sekarang sudah tepat pukul setengah tujuh pagi.
Hari ini Jeno ada kelas. Tapi dia gak bisa ngebiarin Siyeon sendiri. Karena sudah dipastikan, Siyeon bakal bolos lagi hari ini.
Tangan Jeno menarik selimut kearah Siyeon, untuk menutupi tubuh cewek itu yang masih tanpa pakaian.
"Jen, sakit..."
Jeno kaget ternyata Siyeon udah bangun dengan mata yang masih tertutup.
"Yeon, sakit banget ya?" Jeno panik, dia menangkup wajah Siyeon yang keliatan pucet banget.
"Lo ada kelas?" Tanyanya.
Jeno menggeleng, "mana bisa gue kelas kalo lo nya sakit kayak gini. Enggak."
Siyeon gak bicara apa-apa. Tubuhnya makin ia rapatkan ke tubuh Jeno, mencari tempat ternyaman.
"Siyeon..." panggilan Jeno membuat Siyeon menatapnya dengan sayu. "Maaf ya."
Siyeon menggeleng keras, "maaf untuk apa?"
"Semuanya."
Ingatan Jeno masih sangat jelas gimana mereka menghabiskan malam bersama dengan panas.
"Jangan dipikirin, toh kita cuma main."
Ucapan Siyeon yang kelewat santai menjadi tamparan keras buat Jeno.
"Yeon, bermain dalam konteks apa maksudnya?" Tanya Jeno dengan serius. Gak nyangka sama sikap Siyeon yang dia pikir akan nangis meraung-raung penuh penyesalan. Atau paling nggak, cewek itu mukul Jeno berkali-kali dengan sumpah serapahnya untuk melampiaskan penyesalannya.
Siyeon mengusap wajahnya. Dia cuma terlalu capek sama semuanya, terlebih batinnya yang berhasil terhantam berkali-kali kemarin.
Dirinya berusaha bangun ninggalin Jeno yang masih mematung diranjang. Menyingkap selimut dari tubuh telanjangnya dan berusaha buat jalan kearah kamar mandi walau area sensitifnya masih kerasa sakit.
Jeno gak tinggal diam, dia langsung gendong Siyeon dan kembali bawa cewek itu tidur di ranjang.
"Gue siapin air anget dulu." Ucap Jeno, kemudian pergi kearah kamar mandi.
"Yeon, airnya udah siap. Lo mau langsung mandi atau..."
"Jen,"
Jeno panik ngeliat Siyeon duduk dengan selimut yang dibalut asal dan nangis dalam diam. Airmatanya terus-terusan turun, tapi Siyeon nahan supaya gak terisak.
Jeno duduk disampingnya, "Yeon, kenapa? Lo tau gue gak bisa liat lo kayak gini kan? Maaf gue ngelakuin hal yang salah semalam. Maaf gue gak bisa nahan dan cegah lo untuk---"
"Jen, udah stop!" Siyeon menghapus airmatanya dengan kasar. "Ini bukan salah lo. Ini keputusan gue buat ngelakuin hal ini."
"Tapi kenapa?"
"Makasih buat semalam Jen. Dengan diawali sama lo, gue gak takut untuk bisa bermain lagi sama pria diluar sana. Benar apa yang dikatakan orang, dan gue sadar sejak kejadian malam itu sama Hyunjin, gue emang pantes jadi pelacur yang gak bisa jaga diri gue sendiri."
"SIYEON!" Bentak Jeno dengan pandangan gak percaya. Dia ragu kalau orang didepannya ini benar-benar Siyeon yang dikenalnya. "Apa maksudnya ngomong kayak gitu, Hah?!"
Tangis Siyeon pecah, dan gak mungkin Jeno biarin begitu aja. Dia langsung bawa Siyeon kepelukannya.
"Gua capek Jen..."
KAMU SEDANG MEMBACA
'TOUCHING' ▪ Jeno x Siyeon ⚠️ ft. 00L ✔
Novela JuvenilKenakalan Remaja, having sex yang mereka lakuin diluar pernikahan, dan lainnya gak selalu berakhir menyenangkan. Bahkan bisa jadi bumerang sendiri untuk mereka.
