"Sayang bantuin dong!"
"Bentar."
"Sayang ini serius barang pink kamu dikamar semua? Kamu mau mata aku rusak?"
"Iya nanti aku pilihin sabar."
"Sayaaaaaang alat pijet aku ketinggalan diapartemen!"
"Alat pijet apaan lagi sih Jen HADAHHH."
"Sayaaaaang!"
Siyeon yang lagi beresin lantai bawah langsung berenti. Kesabaran dia udah abis sekarang. Dengan kesal dia nyamperin Jeno keatas.
"Astaga Jeno kamu mau kepala aku pecah hah???? Apa lagi sih???"
"Cium," ucap Jeno.
Kepala Siyeon pening. Sumpah demi apapun cowok yang dihadapannya ini kayak bukan Jeno sama sekali. Manjanya berkali-kali lipat sekarang.
"Jen, ya ampuuun. Yaudah beresin dulu ini kalo gak beres kita gak bisa tiduuur."
Setelah ngomong gitu, Siyeon langsung turun tangga lagi. Bukannya lanjut beresin, Jeno malah ikutin langkahnya dari belakang.
"Jeno!" Ucap Siyeon dengan mata melototnya. Jeno ciut. Akhirnya dia nyerah dan balik kekamar.
Hari ini mereka resmi pindah rumah dikomplek daerah Jakarta Selatan. Rumah yang Jeno beli hasil jeripayahnya dia selama menjalani Koas. Dan sekarang mereka resmi menjadi Dokter.
Tadinya Siyeon pikir mereka akan tinggal diapartement. Tapi ternyata Jeno sudah menyiapkan rumah untuk mereka. Rumah cukup besar berlantai dua dengan Lima kamar. Tentu Jeno membeli Rumah besar itu bukan tanpa tujuan.
Dia sengaja, mau bikin anak banyak soalnya.
Dan kalian tau gimana reaksi Siyeon? Langsung misuh-misuh mukulin Jeno pakai bantal. "KAMU AJA SONO YANG HAMIL!"
Akhirnya Siyeon iya-in aja. Daripada gak kelar perdebatan mereka soal anak.
Tapi sejak tiga minggu mereka nikah, Siyeon belum ada tanda-tanda lagi hamil. Dalam hati, Jeno juga bingung kenapa, apa karena Haechan salah ngasih dia Teknik? Entah. Lagipula Jeno dan Siyeon gak terlalu mempermasalahin itu. Anak adalah Rezeki dari Tuhan. Jadi itu urusan Tuhan mau ngasih tanggungjawab kemereka itu kapan.
Kalau kata Jeno, yang penting berusaha dulu.
Jeno sih berusaha banget. Pagi, siang, sore full khusus untuk hari Sabtu dan Minggu.
Selesai beberes, akhirnya mereka bisa santai. Sekarang mereka lagi nonton TV diruang tengah. Siyeon bingung, ini dari tadi Jeno nempel mulu ke dia. Melukin dia juga, ciumin dia juga. Rewel minta dicium juga.
SIYEON PUSINK.
"Jen, aku mau mandi, bangun dulu kamunya." Ucap Siyeon. Tangannya mendorong tubuh Jeno sekuat tenaga.
"Ikut,"
Siyeon gak kaget, udah biasa soalnya. Tapi rasanya hari ini dia capek banget.
"Besok aja ya sayang? Aku mau langsung tidur nih, capek banget." Kata Siyeon yang membuat Jeno ngerucutin bibirnya. Tuhkan, Siyeon jadi merasa bersalah.
"Yaudah ayok," ajak Siyeon pada akhirnya. Dengan senang hati Jeno ngintilin dibelakang.
.
Paginya seperti biasa mereka berangkat kerja bareng. Siyeon hari ini merasa sedikit gak enak badan. Tapi kalau dirasa masih kuat, Siyeon bakal tetap kerja. Dia juga gak mau bilang Jeno karena gak mau suaminya itu khawatir.
Dia paham, Jeno itu posessifnya berlebihan. Bisa-bisa dia gak dibolehin kerja hari ini.
"Sayang, nanti pulang jam berapa kamu?" Tanya Jeno yang lagi nyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
'TOUCHING' ▪ Jeno x Siyeon ⚠️ ft. 00L ✔
Ficção AdolescenteKenakalan Remaja, having sex yang mereka lakuin diluar pernikahan, dan lainnya gak selalu berakhir menyenangkan. Bahkan bisa jadi bumerang sendiri untuk mereka.