"Kapan mobilnya datang?"
Jung Yerin, gadis itu kini sudah menginjakkan kakinya di Amerika Serikat, tepatnya di California, Los Angles.
Adiknya hanya menggidikan bahu, tanda tak tahu. "Sebentar lagi mungkin," ujarnya.
"Aku risih dengan tatapan mereka eoh, apakah saat itu ketenaran ku sampai diketahui dunia? Ck." Yerin berdecak, sedari tadi ia mencoba menahan emosi dengan orang-orang yang terus menatapnya.
Sialnya, mengapa ia tak menggunakan masker? Jadi wajar jika orang-orang memperhatikannya.
"Kau terkenal hingga pelosok di negeri mana pun." Eunha berusaha acuh, ia tidak ingin moodnya hancur hanya karena membahas masa lalu.
"Ck, beruntungnya aku kini sudah tidak berhubungan kontrak dengan perusahaan itu." Yerin membuang nafasnya kasar, namun sekelebat ia teringat sesuatu.
Kontraknya dengan Kim Taehyung belum tertuntaskan.
"Em.. bagaimana kau bisa dengan mudah terlepas eon?" tanya Eunha yang memang sedari dulu ia sudah penasaran.
"Ah itu---" Yerin gugup setengah mati, apa ia harus menjawab karena bantuan si brengsek itu? Tidak mungkin. "---ah itu mobilnya datang Na-ya." Suatu keberuntungan untuk Jung Yerin.
"Ah kau benar, yasudah ayo."
Setelahnya Yerin dan Eunha segera masuk ke dalam mobil milik keluarga Jung tersebut dan melesat pergi meninggalkan area bandara.
___
"Ayah masih koma." Eunha menatap sang ayah yang kini tengah menutup matanya dengan banyak selang yang menancap pada tubuhnya.
Bau obat yang sudah menjadi ciri khusus tempat ini akan menjadi tempat tinggal untuk ayahnya sementara sebelum ia terbangun dari komanya. Bukannya Eunha dan Yerin tidak ingin merawatnya, hanya saja, bagaimana dengan perusahaan mereka yang kini sudah memiliki cabang di beberapa negara? Tidak mungkin bukan kalau mereka menyerahkan semuanya hanya pada karyawan yang ada?
"Bukankah kau bilang ayah meminta mu datang bersama ku? Bagaimana bisa ia berbicara seperti itu dalam keadaan koma?"
"Ani, ayah berbicara seperti itu sebelum ia di operasi di sini. Ia mengatakan bahwa dirinya merindukan mu, rindu Yerin yang selalu merengek ketika ia lebih memilih Eunha yang hanya bisa diam memperhatikan mu hiks.." Eunha terisak, ia kembali pada memori dimana dirinya selalu dimanjakan sang ayah.
"Kau tahu? Saat ayah memanjakan ku, ketika itu juga aku sedang sakit keras hiks.. Bahkan sampai sekarang penyakit itu kini belum menghilang sepenuhnya."
Yerin dengan sempurna membulatkan matanya, bagaimana ia tidak tahu sampai sekarang bahwa Eunha memiliki penyakit?
Dalam hatinya, kini Yerin hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Dia gagal menjadi seorang kakak.
"Ketika ayah selalu marah jika kau memiliki nilai merah, saat itu ayah hanya membayangkan ketika hanya dirimu yang mungkin bisa menjadi satu-satunya sebuah harapan keluarga kita. Jung Eunbi yang hanya memiliki kecil kemungkinan untuk hidup, tidak mungkin bukan kalau aku akan menjadi penerus perusahaan?"
Yerin terisak, hatinya perih mendengar penjelasan sang adik. Sekarang ia tahu mengapa ayahnya bersikap keras dan tegas padanya, dan itu juga untuk kebaikannya sendiri.
"Ayah hanya tidak ingin kau hidup dalam kesusahan eon. Saat ayah jarang menjenguk eomma, ayah bekerja keras untuk mencari uang agar aku dan eomma bisa sehat kembali."
"A--apa penyakitmu Na-ya?" Yerin bertanya di sela-sela isakannya.
"Leukimia."
Yerin tersentak mendengar pernyataan Eunha. Setahunya, para pengidap Leukimia hanya bisa hidup kurang lebih 5 tahun, dan Eunha bukankah sudah mengidapnya sejak kecil?
KAMU SEDANG MEMBACA
iM[POSSIBLE] (END)
FanfictionMustahil! Ya sebuah kebahagiaan untuk Yerin semuanya itu hanya mustahil. Tidak ada siapapun yang mengijinkannya untuk bahagia, sekalipun itu. Semuanya selalu mempermainkannya, menggunakannya bagaikan boneka hidup yang dapat dengan mudah di mainkan o...