Yerin kini tengah menatap dirinya didepan cermin, ia heran. Hanya tunangan mengapa harus secantik ini?
Selanjutnya ia tertawa renyah, oh iya aku kan udah cantik dari dulu. Kkk~
"Ewhh kau tertawa sendiri seperti orang gila? Segitu bahagia kah kau kak?"
Eunha mengalihkan pandangan Yerin yang tadi fokus pada cermin kini mulai melihatnya.
"Tidak."
"Mwo?! Maksudmu kau tak bahagia?" Eunha sedikit menaikan nada suaranya.
"Aish maksud ku aku bahagia karena aku sudah cantik sedari dulu." Yerin mengembangkan senyum pepsodentnya.
"Terserahmu," ucap Eunha menatap malas Yerin. "Ayo bersiap, kak Minjae sudah menunggumu."
Yerin mengangguk kemudian mulai bangkit dengan kedua tangan yang memegang bagian bawah gaun tunangannya.
Sebelum memulai langkahnya untuk keluar ruangan khusus Yerin digedung ini, ia sempat menghela nafasnya kasar, entahlah rasanya hanya canggung, gugup dan seperti ada yang mengganjal hatinya sedari tadi.
Jika boleh jujur, rasanya saat ini Yerin ingin menangis sebenarnya ia mengharapkan yang berdiri menunggunya itu Taehyung, bukan sahabatnya Minjae.
"Ayo kak," ajak Eunha lagi membuat Yerin segera melangkahkan kakinya.
Sesampainya Yerin ditempat ia akan bertunangan, Yerin keheranan dengan tuxedo yg Minjae pakai.
"Eunha-ya," lirih Yerin mulai menghentikan langkahnya dan menatap Eunha.
"Hm? Ayo, semua tamu sudah menunggu." Eunha berusaha membuat Yerin tak melontarkan pertanyaan yang aneh-aneh tersebut.
"Kenapa tuxedo yg Minjae gunakan berbeda warna dengan gaunku?" tanya Yerin kemudian mengalihkan pandangannya pada Minjae yang kini berdiri menatapnya sambil tersenyum manis.
"Lalu apa masalahnya? Apakah pertunangan akan terhenti jika hanya pasangannya berbeda warna pakaian?"
Mendengar penuturan Eunha, Yerin menggeleng kecil kemudian kembali berjalan mendekati Minjae dengan Eunha disampingnya.
Sesampainya Yerin diatas panggung yang akan menjadi saksi pertunangan, Eunha mulai meninggalkan Yerin dan beralih duduk disebelah Mingyu.
Minjae mendekatkan wajahnya pada Yerin. "Kau cantik sekali Rin," bisiknya membuat pipi Yerin merah merona.
"Terimー
Lampu gedung seketika mati total, membuat mata Yerin memelotot sempurna. Pasalnya pertunangan ini digelar malam hari dan malah mati lampu yang membuat keadaan semakin menggelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
iM[POSSIBLE] (END)
Fiksi PenggemarMustahil! Ya sebuah kebahagiaan untuk Yerin semuanya itu hanya mustahil. Tidak ada siapapun yang mengijinkannya untuk bahagia, sekalipun itu. Semuanya selalu mempermainkannya, menggunakannya bagaikan boneka hidup yang dapat dengan mudah di mainkan o...