04 - Sebuah Map

2.2K 280 31
                                    

"Kak Yerin!!" teriak seorang wanita berlari ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Yerin!!" teriak seorang wanita berlari ke arahnya.

"Mwo?! Waeyo?!" tanya Yerin kaget setelah mendapat pelukan sepihak dari gadis yang tadi meneriakinya.

"Jungkook melamarku." Kalimat itu keluar begitu saja. Yerin mengembangkan senyumnya namun ia juga tengah berpikir sesaat. Adiknya juga menyukai Jungkook.

"Yang benar Bi-ah?," tanya Yerin menutupi kecanggungan dirinya yang tak menadapatkan topik.

Gadis itu mengangguk antusias --Hwang Eunbi atau biasa di panggil Sinb--. Sinb, wanita yang selama ini selalu ada di samping Yerin. Menemaninya baik saat suka maupun duka, menjadi tempat nya mencurahkan keresahan yang terdapat dalam hatinya, menjadi punggung untuk Yerin agar bisa bersandar. Sinb bukanlah orang yang memiliki satu darah dengannya, ia hanya sebatas adik kelas Yerin saat dulu di SMA.

"Duduklah dulu, aku baru selesai mandi. Lihatlah aku masih menggunakan handuk." Yerin berjalan mendekat pada lemari kemudian mengambil kaos putih kebesaran dengan celana pendek yang selalu ia gunakan ketika di rumah.

"Kak Una kemana?" tanya Sinb kepada Yerin sebelum ia dengan sempurna masuk kamar mandi.

"Seperti biasa." Jawab Yerin kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk menggunakan pakaian.

"Bertemu Jungkook lagi?" Gumam Sinb menatap lantai kamar Yerin. Iya, Sinb tau kalau Eunha menyukai Jungkook. Sedangkan Sinb kini masih heran dengan perasaan Jungkook walau tadi ia melamar Sinb.

"Mau pergi dengan ku?" Suara itu membuat Sinb mendongakan kepalanya, melihat pada sang pemilik suara.

"Ayo kak," balasnya tersenyum mengalungkan tangannya pada tangan sebelah kiri Yerin.

"Ayo kak," balasnya tersenyum mengalungkan tangannya pada tangan sebelah kiri Yerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai Jung Yerin-ssi." Suara bariton itu mengalihkan pandangan Yerin dan Sinb yang tengah memperhatikan pohon gembok di depannya itu.

"Ada apa kau ke Namsan Tower?" tanya lelaki itu menatap dalam Yerin.

"Mengapa kau ingin tau? Apa masalah mu?" tanya Yerin ketus, merasa risih jika orang yang baru di kenalnya bertanya banyak pada dirinya.

"Hanya bertanya saja--"

iM[POSSIBLE] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang