Saat ini lampu ruangan tersebut masih memerah menyala, menandakan operasi belum selesai.
Jisoo kini tengah bertahan untuk tetap hidup didalam ruangan tersebut. Saat di pesta Sinb dan Jungkook ia pingsan, dan dengan segera Taehyung membawanya ke rumah sakit. Bahkan Taehyung sampai lupa membawa Tae Oh. Hingga akhirnya Tae Oh datang bersama Yerin dan Min Jae.
Tae Oh kini hanya menangis terisak dalam dekapan Yerin, ia jelas tahu--sang ibu tengah berjuang untuk tetap hidup saat ini. Pun Taehyung yang sedari tadi mundar-mandir tak jelas, membuat keadaan semakin mengkhawatirkan.
"Bisakah kau diam?!" sentak Yerin dingin, lelah melihat Taehyung yang tak mau diam.
"Kau? Kau tak tahu apa yang ku rasakan Jung!" Taehyung membalas Yerin tak kalah dinginnya---dengan tatapn tajam.
Tidak ada Minjae, bahkan Eunha pun tidak ada di sini. Minjae, ia tengah bertemu dengan klien yang sebelumnya sempat janjian dengannya untuk bertemu. Sedangkan Eunha, ia tengah menjemput sang kekasih di bandara.
"Aku tahu! Karena aku pernah merasakannya!" Yerin berteriak, sedangkan Tae Oh hanya mengumpat dibelakang Yerin, memegang kaki Yerin dengan air mata yang terus mengalir.
"TAU APA KAU?!"
"AKU TAU RASANYA KETIKA ORANG YANG KITA CINTAI HIDUPNYA KINI SUDAH DI UJUNG TANDUK! AKU TAU KIM! IBUKU PERNAH SEPERTI ITU! hiks." Yerin terjatuh kelantai, membuat Tae Oh segera memeluknya dari samping.
Taehyung, ia hanya menatap Yerin sendu dengan mata sayunya. Ia bimbang dengan semua ini, rasanya ia ingin menenggelamkan dirinya sendiri.
Yerin terisak bersama Tae Oh yang memeluknya, hingga akhirnya lampu berwarna merah tadi mati dan kini digantikan dengan seorang suster dan dokter yang keluar.
"Bagaimana keadaanya?" tanya Taehyung panik setelah mendapati dokter berada di depannya.
"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kankernya sudah mencapai stadium akhir dan tak bisa diselamatkan lagi," jelas dokter tersebut yang sebelumnya menangani operasi Jisoo.
"Apa penyakitnya?" Terdengar dingin, namun masih ada getaran didalamnya---menandakan bahwa ia manahan tangis.
"Kanker otak."
Taehyung membulatkan matanya, begitupun Yerin. Selama 5 tahun bekerja dengan Yerin, Jisoo tak pernah berbicara tentang penyakit yang dialaminya, walau terkadang Yerin selalu melihat rambut Jisoo yang mudah rontok.
"Saya turut berduka. Kalau begitu saya pergi dulu," jelas sang dokter menepuk pindak Taehyung pelan---guna menenangkan.
Taehyung terjatuh kelantai, entahlah rasanya ia sudah tak memiliki jiwa lagi. Isakan mulai terdengar dari mulut Taehyung, begitupun dengan Yerin. Tae Oh yang kurang paham dengan ucapan dokter tadi kini masih tetap mengeluarkan buliran buliran bening yang tak dapat ditahan oleh pelupuk matanya.
"Imo, what's wrong with mommy?"
Yerin menatap Tae Oh yang kini mulai sesenggukan(?). Ia memeluk bocah 5 tahun tersebut kuat.
"Mommy will go far away."
Tae Oh menatap Yerin sendu.
"Where?"
"Heaven."
"No, that's impossible."
Ya, Tae Oh cukup mengerti ketika Yerin berbicara bahwa Jisoo akan pergi ke surga. Karna sebelumnya Jisoo pernah berkata, "Hi son, listen to mom. If you miss me, you can look up at the sky. Mommy's in heaven." Dan memberitahukan pada Tae Oh bahwa Jisoo tak akan selamanya menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
iM[POSSIBLE] (END)
FanfictionMustahil! Ya sebuah kebahagiaan untuk Yerin semuanya itu hanya mustahil. Tidak ada siapapun yang mengijinkannya untuk bahagia, sekalipun itu. Semuanya selalu mempermainkannya, menggunakannya bagaikan boneka hidup yang dapat dengan mudah di mainkan o...