Dua Puluh Satu

649 59 9
                                    

Shilla menatap keluar jendela dengan secangkir coklat hangat. Rintik hujan yang turun menimbulkan bunyi ketukan pada genting yang seakan menjadi melodi menenangkan untuk Shilla. Akhir-akhir ini awan memang sering menangis, mungkin dia sudah terlalu lelah menampung beban yang sangat besar.

Hari demi hari berlalu seperti biasa. Shilla kuliah, terapi dan pulang kerumah. Tak lupa Shilla juga sering keluar rumah bersama Rayka. Menghabiskan waktu libur nya bersama Rayka. Rayka, kekasih nya sejak 5 bulan yang lalu.

Oiya, Nino sudah pulang ke Amerika. Nino bilang dia harus mengurus surat lamaran kerja nya di kantor yang baru. Agak berat melepas Nino pergi, tapi ya jika ini demi masa depan Nino, apa yang bisa Shilla perbuat?

Shilla beranjak untuk mengambil sebuah buku. Kaki nya berdiri dengan satu tangan berpegangan pada rak buku dan satu lagi bergerak menggapai buku yang letak nya di rak paling atas. Buku yang berkisah tentang peradaban Mesopotamia. Entah kenapa Shilla sangat menyukai buku-buku yang berkisah tentang masa lalu. Mungkin.. karena dia juga terjebak dengan masa lalu?

Kalian heran kenapa Shilla mampu berdiri? Ya. Terapi itu berhasil. 2 bulan semenjak masa terapi Shilla sudah mampu berdiri walau masih perlu berpegangan. Tapi Shilla belum diperbolehkan berjalan karena kaki nya masih lemah. Doakan saja agar terapi ini benar-benar berhasil. Pasal nya Shilla jatuh bangkit menjalankan terapi.

Shilla kembali ke hadapan jendela. Menatap sebentar pada foto Rey yang terpajang di nakas samping tepat tidurnya. Kemudian mulai membuka buku yang baru saja dia beli bersama Rayka kemarin.

Baru membaca satu paragraf dan Shilla sudah mulai tenggelam dalam aktivitas nya. Tidak ada yang berubah dari Shilla yang dulu dan sekarang. Ia masih menyukai buku. Hidup nya masih tentang buku. Bahkan sekarang di rumah nya Shilla sudah mempunyai perpustakaan mini di samping kamar.

Shilla masih dalam kegiatan membaca nya ketika handphone yang ia letakan di atas nakas bergetar.

****

Rayka menggosok rambut pirang nya dengan handuk. Pria yang berprofesi sebagai dosen itu baru saja selesai mandi setelah seharian penuh menjalankan tugas nya. Sekarang ia hanya mengenakan boxer dan kaus hitam yang membentuk sempurna tubuh atletis nya.

Tangan nya terulur untuk membuka tirai jendela kamar. Oh ternyata di luar hujan. Pantas saja udara terasa sedikit dingin.

Rayka mendudukan diri di atas kursi meja kerja nya. Membuka laptop yang langsung disambut dengan senyum manis milik Shilla di layar laptop. Gadis yang selama ini menemaninya, yang selama ini berhasil membuat Rayka jatuh hingga mau melakukan hal apa saja agar Shilla tetap berada disamping Rayka.

Salah satu nya adalah tentang Reyhan. Bodoh memang karena Rayka berusaha menerima kehadiran Reyhan di hidup Shilla. Entah. Rayka juga merasa aneh dengan dirinya yang selalu ingin di nomor satukan kini mau berbagi tempat dengan orang lain.

Rayka sering menemani Shilla ke makam Reyhan. Melihat senyum indah Shilla yang tertuju pada nisan putih bertuliskan nama Reyhan itu. Melihat Shilla memberikan sebuket bunga dan setetes air mata.

Rayka menatap foto Shilla di layar laptop. Hanya dengan melihat foto Shilla saja bisa membuat hati Rayka bergetar. Gadis ini memiliki aura yang kuat.

Kalian tau? Sampai saat ini ada secuil perasaan Rayka yang mengatakan Shilla tidak benar-benar mencintai nya. Rayka berfikir selama ini Shilla hanya tidak enak menolak dosen yang meminta ia untuk menjadi kekasih nya. Tapi tatapan tulus dari mata Shilla seolah membakar habis seluruh prasangka buruk Rayka. Shilla, tatapan, dan senyum manis nya memang selalu mampu membuat Rayka luluh.

Who are you? [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang