Dua Puluh Lima

607 68 24
                                    

Monica memandang cemas pada jalanan di hadapan nya. Tangan nya tak berhenti menari di atas handphone untuk mencoba menghubungi Shilla. Shilla yang menghilang sejak dua hari yang lalu.

Panggilan ke 5 dan hasil nya sama, Shilla tak menjawab telfon nya.
Monica pernah mencoba menghubungi keluarga Shilla, menanyakan apa mereka sedang bersama Shilla atau tidak. Namun mereka mengatakan mereka tidak bersama Shilla dan Shilla juga tak pernah menghubungi mereka sejak dua hari yang lalu, mereka berfikir Shilla sedang sibuk dengan kuliah nya. Padahal, Shilla sudah dua hari tidak masuk kuliah. Monica tidak mau memberitau bahwa Shilla hilang karena tak mau membuat mereka khawatir.

Monica juga sudah datang kerumah Shilla, memanggil nama Shilla dan berusaha membuka pintu yang nyatanya selalu terkunci.

Shilla benar-benar menghilang.

Panas matahari yang terik tak bisa membakar hangus keinginan Monica untuk tetap datang ke rumah Shilla. Monica berjalan di sepanjang trotoar menuju rumah Shilla berada. Monica kerumah Shilla menggunakan bus kota karena mobil nya rusak dan sedang di bengkel sekarang.

Monica sedang mencoba membuka gerbang rumah Shilla ketika handphone nya berdering dan menampilkan nama Nikolas disana.

"Kenapa?"

"Kelas gue udah selesai, gue langsung ke sana."

Monica mengagguk dan mematikan telfon nya sepihak. Iya, Monica mengajak Nikolas untuk membantu nya mendobrak pintu rumah Shilla jika nanti Shilla masih tak menjawab panggilan nya.

Mungkin kalian bertanya mengapa Monica tidak meminta bantuan Rayka? Bagaimana caranya meminta bantuan orang yang dingin nya minta ampun?

Sejak Monica mendengar soal pertengkaran Shilla dengan Rayka, Rayka benar-benar kembali menjadi sosok yang sangat dingin. Apalagi jika Monica membahas atau menanyakan tentang Shilla.

Monica memilih untuk duduk di teras rumah Shilla, menunggu Nikolas yang sedang dalam perjalanan menuju rumah Shilla.

Tak menunggu lama, Nikolas datang dengan mobil sedan berwarna putih yang selalu Nikolas bawa untuk menarik perhatian ayam-ayam kampus.

Nikolas membunyikan klakson mobil nya berkali-kali sebagai kode agar Monica membukakan gerbang untuk mobil nya masuk.

Monica berdecak kesal, "Manja lo buka sendiri!"

"Cepet buka atau gue balik lagi?" Ancam Nikolas yang membuat Monica terpaksa berjalan ke arah gerbang dengan kaki mencak-mencak.

"Gak usah sambil cemberut dong bukain nya, cantik lo ilang nanti." Nikolas mengerling, lalu melajukan mobil nya ke dalam garasi rumah Shilla.

"Dasar lelaki kardus! Lelaki kampret! Lelaki mencret! Lelaki bangkrut! Lelak--" Sebelum caci maki Monica untuk Nikolas selesai, Nikolas sudah membekap mulut Monica dan menyeret Monica secara paksa menuju pintu rumah Shilla.

Monica kalau lagi nyaci maki kaya gitu gak akan berhenti sampe beruang kutub imigrasi ke Mesir karena gak tahan sama dingin nya dia. Eh apa gimana.

Nikolas membuka bekapan nya pada Monica, menatap Monica yang sekarang menatap nya garang. Monica nih kalo marah emang serem banget, cerewet, suka maki-maki orang, aneh nya Shilla bisa-bisa nya betah sama manusia setengah nenek lampir kaya Monica.

"Gak usah gitu natap nya, nanti lo demen sama gue. Repot ah!"

"Amit-amit gue demen sama laki-laki mata keranjang kaya lo!"

Nikolas hanya melirik sebentar, bodo amat Monica mau ngomong apa. Toh Nikolas udah sering denger cacian kaya gitu. Hati Nikolas sudah sekeras beton, tahan banting tahan panas tahan hujan.

Who are you? [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang