Empat Belas

754 58 7
                                    

Sejak Shilla keluar dari rumah sakit, ia menjalani kehidupan nya seperti biasa.

Kondisi nya semakin membaik, mungkin gejala psikosomatis nya telah hilang sementara. Iya, hanya sementara karena Shilla tau penyakit itu tidak akan pernah hilang jika Shilla selalu tertekan dengan hati nya sendiri.

Ohiya hampir lupa jika sekarang ada yang berbeda. Ada Nino di samping Shilla. Nino bilang sebelum dia kembali ke Maryland, dia akan menemani Shilla kapanpun dan dimanapun. Kecuali, di toilet. 

Hari-hari kuliah Shilla jalani seperti biasa. Tapi Shilla merasa ada yang berbeda dari Rayka. Rayka terlihat lebih... protektiv?

Entah ini hanya perasaan Shilla atau hal itu memang benar adanya.

Rayka selalu ingin berada bersama Shilla, Rayka sering menelfon Shilla hanya untuk menanyakan kabar dan bertanya apakah Shilla sudah makan?, apakah Shilla sudah meminum obat? Dan pertanyaan pertanyaan lain nya.

Seperti saat ini Rayka menemani Shilla di perpustakaan. Pemandangan yang jarang dilihat karena dosen tengah berada di perpustakaan bersama mahasiswi nya.

Rayka menelfon Shilla tadi, bertanya dimana Shilla sekarang. Dan ketika Shilla menjawab dia di perpustakaan maka Rayka langsung menghampiri Shilla untuk menemani Shilla disini.

Kalian pikir Shilla tidak menolak? Beribu alasan Shilla lontarkan untuk menolak Rayka yang ingin menemani nya, ya sebutlah itu berlebihan tapi memang begitu kenyataan nya.

Rayka keras kepala. Persis seperti Reyhan.

Shilla menolehkan kepala ke kanan dan kiri. Ayolah Shilla malu saat ini. Banyak yang menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan. Sedangkan Rayka asik saja membaca buku disamping Shilla.

"Kamu masih mau disini?" Tanya Shilla sedikit berbisik.

Rayka mengangguk, "Kalau kamu masih mau disini saya juga disini."

Shilla menghela nafas kesal. Sudah 3 kali Shilla melontarkan pertanyaan itu dan jawaban Rayka masih sama.

Shilla kebingungan sendiri, ingin rasanya dia keluar dari perpustakaan ini agar Rayka juga ikut keluar. Tapi tugas nya masih belum selesai. Dia masih membutuhkan buku dan wifi diperpustakaan ini.

Shilla menghembuskan nafas perlahan. Ia merapihkan semua peralatan dan memasukan nya ke dalam tas.

"Ayo Rayka kita keluar." Ucap Shilla kemudian melenggang keluar perpustakaan dengan kursi roda nya.

Rayka menoleh kemudian mengejar Shilla yang sudah duluan.

"Pelan-pelan Shilla." Tegur Rayka karena Shilla melajukan kursi roda nya cepat sekali.

Shilla berhenti melajukan kursi roda nya di tempat yang Shilla rasa sudah cukup sepi dan aman dari tatapan mengerikan orang-orang tadi.

"Aku mau pulang."

"Saya anter."

"Gak perlu."

"Perlu."

"Aku gak mau ngerepotin."

"Saya gak ngerasa di repotin."

"Raykaa.." rengek Shilla, meminta agar Rayka mengalah.

"Saya anter." Tak berhasil. Rayka tetap keukeuh ingin mengantar Shilla pulang. Ah ayolah. Sehari saja bebaskan Shilla dari dosen yang makin lama makin aneh ini.

"Aku bisa minta jemput Nino."

Rayka berdecak kesal, tatapan mata nya menajam. "Ada saya disini yang bisa nganter kamu kenapa malah minta orang lain yang gak ada disini?"

Who are you? [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang