Tiga

1K 78 18
                                    

Shilla mengusap ngusap telapak tangan nya. Tubuh nya menggigil, bibir nya membiru, kulit nya sangat pucat seperti mayat hidup.

Mata Shilla bergerak gusar. Laki-laki yang tengah fokus menyetir disamping nya ini benar-benar membingungkan.

Tanpa aba-aba apapun, dia membopong tubuh Shilla masuk ke dalam mobil, memasukan kursi roda Shilla ke bagasi dan membawa mobil pergi meninggalkan TPU.

Shilla hanya diam, dia tidak tau harus berbicara apa. Dia masih kaget dan bingung, siapa sebenarnya laki laki ini?

Mengapa dia sangat mirip dengan Rey?

Apa dia memang Rey?

Tidak.

Tidak mungkin.

Tidak mungkin jika dia Rey, jelas sekali Shilla menyaksikan tubuh Rey yang terkapar pucat tanpa tenaga waktu itu.

Shilla juga melihat saat Rey dimasukan ke dalam liang lahat dan lubang itu ditutup dengan tanah.

Shilla memperhatikan wajah laki-laki ini dari samping. Benar-benar seperti wajah Rey.

Rahang nya tegas, alis nya tebal, bola mata nya hijau terang, bibir nya tebal persis seperti Rey. Hanya satu perbedaan, yaitu pada warna rambut nya.

Rey memiliki warna rambut hitam legam sedangkan laki-laki ini memiliki rambut berwarna hitam juga, namun bercampur dengan warna coklat tua.

Shilla mengalihkan tatapan nya, berusaha untuk berhenti menatap laki-laki itu dan berhenti menganggap kalau dia adalah Reyhan.

Laki-laki berbola mata hijau itu menoleh sebentar ke arah Shilla. "Dingin? Mau pake jaket saya?"

Shilla yang tengah menggosok telapak tangan nya menoleh sebentar dan kemudian menggeleng pelan.

Pria itu mengangguk, "Yaudah." Dan kembali fokus dengan jalanan renggang dihadapan nya.

Shilla menoleh kaget. Hanya begitu? Shilla kira laki-laki ini akan memaksa Shilla untuk memakai jaket nya atau dengan tiba-tiba memakaikan jaket itu pada pundak Shilla seperti apa yang Rey lakukan ketika hujan di depan supermarket.

Dasar cowok, Gak peka banget! -batin Shilla.

Keadaan hening kembali. Hanya ada suara rintik hujan yang jatuh beriringam mengenai badan mobil.

Shilla menoleh ke arah jendela, ini bukan jalan ke arah rumah nya. Mau dibawa kemana sebenarnya Shilla ini?

Shilla menghembuskan nafas pelan. Dia harus membuka suara, atau dia akan semakin kebingungan dengan semua ini.

"Kita mau kemana?" Ucap Shilla pada akhirnya. Dia sudah tak terbiasa dengan keheningan.

Laki-laki itu menoleh, kemudian tersenyum tipis. "Akhirnya ngomong juga."

"Saya kira kamu bukan manusia, abis nya misterius banget. Diem sambil nangis di kuburan sore begini, wajah kamu pucat parah, kamu diem tanpa suara. Cuma natap saya atau gerakin kepala buat jawab pertanyaan saya." Ucap si pria itu lagi.

"Kamu siapa?" Tanya Shilla. Mulut nya benar-benar sudah gatal ingin melontarkan pertanyaan itu.

"Kamu yang siapa? Kamu orang kan? bukan setan yang nyamar jadi orang?"

"Ya aku orang beneran lah!" Kesal Shilla. Bisa-bisa nya pria ini menuduh Shilla yang tidak-tidak.

Pria itu terkekeh, "Abis misterius banget."

Shilla membalikan badan menghadap pria ini, "Seriusan kamu itu siapa? Penculik?"

Mobil berhenti tiba-tiba membuat Shilla yang tidak pakai seatbelt terpental kedepan. "Hati-hati dong ah!"

Who are you? [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang