Dua Puluh Delapan

1.1K 77 31
                                    

Monica menatap iba pada Shilla yang terdiam bagai patung. Monica sudah membujuk Shilla untuk makan tapi Shilla menolak. Sudah mencoba mengajak Shilla mengobrol, Shilla tak menjawab. Hanya menggeleng dan mengangguk.

Shallo dan Tanti sedang sibuk dengan pekerjaan nya, jadi tidak bisa cepat cepat ke sini. Mereka menitip salam pada Shilla dan menyuruh Monica menjaga Shilla sampai salah satu dari kedua nya pulang.

Ibu Shilla memang selalu sibuk, maklum lah single parents. Ibu Shilla harus mengurus dua anak tanpa hadir nya seorang suami. Sedangkan Shallo sedang sibuk dengan perusahaan baru nya yang sedang gencar mengejar target.

Monica berusaha mengajak Shilla berbicara, menceritakan berbagai macam hal dengan Shilla walau Shilla tak menanggapi sama sekali. Shilla hanya diam, menoleh sebentar, lalu berpaling lagi.

Monica menghela nafas pelan, tidak pernah ia merasa seprustasi ini mengajak Shilla berbicara. Biasanya Shilla akan menjadi gadis yang sangat menyenangkan, enak di ajak berbicara, dan banyak tersenyum pada siapapun.

Pintu ruangan Shilla tiba-tiba terbuka, muncul tiga perempuan dewasa. Yang satu rambut sebahu berwarna hitam gelap dengan pakaian casual, di sebelahnya ada gadis yang terlihat blasteran dengan tampilan modis dan rambut pirang nya, sedangkan yang satu lagi terlihat sederhana dengan celana jeans dan kaus oblong yang dilapisi jaket bomber hijau army.

Ketiga wanita itu berjalan dengan wajah sumringah menghampiri Shilla yang menatap mereka dengan tatapan tak percaya.

"Shilla!! Kita dateng!!" Teriak ketiga nya, memeluk Shilla erat, bahkan salah satu dari mereka mengecup lembut puncak kepala Shilla.

Monica tidak tau jelas siapa ketiga wanita ini, tapi yang Monica pikirkan mereka adalah sahabat masa SMA Shilla yang sering Shilla ceritakan pada Monica. Shilla pernah memberikan foto kebersamaan mereka dan Monica rasa ketiga wanita itu mirip dengan yang di foto. Perbedaan nya hanya pada tampilan mereka yang semakin terlihat dewasa.

"Kalian kenapa bisa ada disini?" Terlihat jelas perubahan raut wajah Shilla. Mata Shilla berkaca-kaca, terbesit rasa bahagia pada mata Shilla karena kedatangan orang yang sangat Shilla rindukan. Mereka memang yang Shilla butuhkan disaat-saat seperti ini. Disaat Shilla kecewa karena Monica selalu membohongi nya.

Wanita dengan rambut sebahu meletakan seplastik makanan di nakas samping tempat tidur Shilla, "Gue sengaja batalin seluruh jadwal organisasi gue buat dateng ke sini."

"Putri.." rengek Shilla, dia senang atas pengorbanan Putri untuk nya. Shilla memeluk Putri, sahabat yang selalu mengertinya. Sahabat yang selalu menjadi tempat nya bersandar, yang sabar menghadapi sikap keras kepala Shilla.

"Wenda, gue denger berita buruk tentang lo. Lo gak apa-apa kan?" Shilla menggenggam tangan Wenda, Wenda tersenyum simpul. Mengatakan bahwa ia tidak apa-apa.

"Banyak yang nolong gue saat itu, jadi gue masih bisa hidup dengan baik walau gue gak bisa kuliah."

Raut wajah bahagia Shilla memudar. Padahal Wenda sangat menginginkan kuliah di bidang farmasi. Wenda bilang ia ingin tau soal obat-obatan dan bisa memberi Shilla obat jika Shilla sakit. Wenda tau, sahabat nya ini memang penyakitan.

Oiya, satu lagi alasan Wenda ingin kuliah dibidang farmasi adalah agar ia bisa meracuni laki-laki yang menyakiti sahabat nya dengan obat yang dia racik sendiri.

Mata Shilla tertuju pada Cendy-- panggil saja dia Icen. Icen lebih menyukai panggilan itu, karena katanya panggilan itu terdengar lucu. Ia terlihat seperti anak kecil yang menggemaskan jika dipanggil dengan panggilan seperti itu.

Icen tersenyum sangat manis, ditambah dengan wajah nya yang selalu terlihat polos. Shilla sangat merindukan wajah polos Icen yang kadang menjengkelkan sekali. "Shilla gak apa-apa?" Tanya Icen dengan genggaman erat pada tangan Shilla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who are you? [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang