6.

350 86 4
                                    

woojin mengusap kedua telapak tangannya yang berkeringat, bersiap mengetuk ruangan direktor park jinyoung. ia hampir saja mundur dan memikirkan kembali keputusannya sebelum ia ingat bagaimana chan yakin padanya. tangannya mengetuk pintu, ia membuka pintu saat mendengar pemilik ruangan menjawab dari dalam.

"ah, woojin-ssi, silahkan masuk. jadi bagaimana keputusanmu?"

woojin berjalan ke hadapan direktor jyp entertainment, menarik napas panjang, sebelum menaikkan pandangannya untuk menatap mata direktornya. 

"aku menerima kesempatan ini, sajangnim."

park jinyoung terlihat berseri-seri, meminta woojin untuk duduk di sofa yang ada, "pilihan bagus! sekarang mari kita bicarakan kontrak yang kemaren."

woojin tersenyum, menegakkan posisi duduknya dan mengangguk.

"baik."

ʕ'•ᴥ•'ʔ

chan dengan ceria menjelaskan kepada changbin dan jisung melalui video call jika woojin mendapatkan tawaran debut yang langsung dibalas kedua orang itu dengar teriakan, chan melepas salah satu headset yang dia gunakan karena teriakan jisung sangat mendominasi, menelan suara changbin yang mengomel karena telinganya hampir tuli mendengar teriakan jisung. 

"jjinjayo, hyungie? daebak!" jisung melompat-lompat di tempat duduknya, wajahnya bahagia saat mendengar hyung nya bisa debut.

"hm, woojin mengabariku dua hari yang lalu, tapi aku tepar setelah ujian, jadinya... ya aku baru bisa memberitau kalian sekarang."

"nah, nggak papa. woojin hyung berhak untuk debut, maksudku vokalnya sangat bagus. hyung akan jadi soloist, kan? wah, mulai sekarang kita harus berbagi suara woojin hyung dengan orang lain!"

chan mengerjap, mencerna kata-kata changbin sebelum mendongak. ah benar, sebelum woojin debut, mereka adalah beberapa orang yang menjadi pendengar nyanyian woojin. mereka adalah orang yang biasa mendengarkan woojin, mendengar bagaimana suara lembut woojin menyanyikan demo mereka atau berkolaborasi dengan mereka. bahkan kadangkala woojin menyanyikan lullaby untuk chan saat ia tidak bisa tidur, woojin selalu tahu jika insomnia chan kambuh dan selalu siap untuk membantunya tidur.

"ah iya..."

jisung tidak menyadari nada chan, melanjutkan omongan changbin, "mulai sekarang woojin hyung akan menyanyikan lullaby untuk banyak orang. kita harus membagi keberadaan woojin hyung dengan fans-fansnya juga!"

"hey, woojin hyung baru mau debut, jisung!"

"eyy, tapi aku yakin hyung akan mendapatkan fanbase dalam waktu singkat! binnie hyung tau sendiri kan suara woojin hyung seperti apa? aku yakin 100%!"

changbin dan jisung saling bertukar pendapat sementara chan masih terdiam, mencoba menerima kenyataan jika woojin tidak akan menjadi satu-satu miliknya lagi; secara logis, woojin tidak pernah menjadi miliknya, tapi woojin itu teman baiknya, jadi woojin itu miliknya. ia tidak akan menjadi satu-satunya orang yang selalu mendukung woojin, woojin akan punya banyak fans yang mendukungnya, menontonnya, melihatnya, menyayanginya. entah kenapa pemikiran seperti itu membuat perasaannya tidak baik.

"chan hyung?"

chan menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum, meminta maaf kepada changbin dan jisung yang menatapnya dengan penuh tanya dari layar laptopnya. chan mengganti topik pembicaraan tentang felix, sepupunya, sepupunya yang ternyata menjadi trainee di jyp bersama woojin. chan melihat bagaimana changbin masih menatapnya dengan tanya, namun memutuskan untuk tidak menghiraukan itu.

This Love [ B. Chan x K. Woojin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang