8.

359 75 23
                                    

woojin menutup matanya, menunggu makeup nya selesai sambil berusaha tidur untuk sementara. schedule nya selama dua minggu sangat padat mengingat ia harus menghadiri beberapa music show dalam satu minggu, membuatnya kadang tidak sempat tidur hanya untuk berlatih. woojin paham jika ia memiliki suatu tanggung jawab untuk menunjukkan yang terbaik bagi fans-fansnya, terutama yang sudah mendukungnya dari nol.

ia membuka matanya saat stylist menyelesaikan dandanan dan tatanan rambutnya, tangan woojin gatal ingin membuka ponselnya dan melihat bagaimana komentar netizen tentang music video nya, tapi manajernya melarang setidaknya sampai minggu kedua nya selesai. namun namanya bukan woojin jika tidak bandel, setidaknya ia ingin tahu bagaimana komentar yang ada di channel YouTube nya.

tangannya menggulir layar ponselnya sembari menunggu gilirannya untuk mic test, menggeser layar ke bawah untuk membaca komentar yang ada. woojin tidak bisa tidak sakit hati, terutama saat mereka membahas tentang visualnya. ia sadar jika ia tidak setampan senior-seniornya, tapi tetap saja.  woojin seharusnya sudah biasa mendengar bagaimana tajamnya mulut netizen korea, tapi yang namanya manusia pasti akan sakit juga. tidak hanya menyerang visual, mereka juga mengatakan bagaimana ia masih harus training lebih lama, bagaimana trainee lain lebih pantas untuk debut daripada ia yang baru bergabung sekitar dua tahun yang lalu.

air mata mengumpul di pelupuk matanya, membuatnya harus mendongak agar tidak menangis membaca komentar yang ada. ia harus kuat, ia harus bersikap seolah-olah semua baik-baik saja, ia tidak boleh membuat fans nya khawatir, ia tidak boleh menunjukkan kalau ia terluka. ia harus kuat, kalau dia yang seharusnya melindungi fans nya dari kata-kata negatif jatuh, bagaimana dengan yang lain? seniornya pasti juga pernah menghadapi hal yang lebih berat, woojin harus kuat.

"woojin-ah, sudah saatnya."

woojin berkedip, berusaha menghilangkan air matanya sebelum menengok dan tersenyum kepada manajernya. ia bangkit dan mengikuti salah satu staff yang mengantarkannya ke panggung.

woojin harus kuat.

ʕ'•ᴥ•'ʔ

chan menyender di sofanya, tangannya mengganti channel sebelum berhenti di salah satu music show yang setahunya akan woojin datangi hari ini. ia memperhatikan pertunjukkan setiap artis yang ada, menganalisa musik mereka tanpa sadar saking seringnya ia melakukan hal itu selama kuliah. sembari menunggu penampilan woojin, ia mengirimkan pesan kepada changbin dan jisung untuk segera menyiapkan lirik mereka karena ia sudah menyelesaikan revisi lagu yang akan mereka update di Soundcloud.  tidak lupa juga ia mengirimkan semangat kepada jisung yang akan melakukan ujian masuk universitas korea tahun ini, anak itu akan sangat membutuhkan keberuntungan jika ia ingin masuk kedalam jurusan yang sama dengan nya dan changbin.

"next! kim woojin!"

chan menengok ke layar televisi tepat saat woojin muncul di layar, bertepuk tangan saat woojin memulai intronya sebelum tampil. ia menyerngitkan dahinya saat menyadari senyum woojin tidak mencapai matanya, bertanya-tanya apa yang terjadi sebelumnya karena biasanya woojin tidak akan tersenyum seperti itu tanpa alasan. seingat chan, music show kemaren berjalan lancar dan woojin terlihat ceria seperti biasanya.

ia memperhatikan bagaimana woojin masih menyanyi seperti biasanya, tanpa cela, kecuali senyum yang tidak terlihat tulus. mata itu terlihat kosong, seolah-olah menutupi sebuah perasaan yang tidak ingin woojin tunjukkan ke khalayak ramai. chan tidak tahu apakah orang lain menyadari hal itu mengingat woojin sangat pandai menutupi perasaannya sendiri, selalu berusaha tidak merepotkan orang lain. 

tapi tidak di depan chan, woojin tidak akan pernah bisa menyembunyikan dirinya dari bang chan.

____

This Love [ B. Chan x K. Woojin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang