"jinnie!"
"mama, maaf aku terlambat pulang. ada sedikit... masalah di perjalanan," woojin memeluk sosok ibunya yang barusan membuka pintu.
wanita itu terkekeh dalam pelukannya, merasa bahagia melihat anak bungsunya kembali ke rumah setelah sekian lama sibuk dengan kehidupannya di dunia selebriti. woojin yang sekarang memang bukan hanya woojin si bayi kecilnya, tapi mau sebesar apapun dia sekarang dia akan tetap menjadi anak bungsu kesayangannya.
"oh, apa ini bang chan yang sering mama dengar?"
woojin tersenyum, melepas pelukan ibunya untuk menarik pemuda yang tampak gugup itu untuk memberi salam kepada ibunya, "ma, kan mama udah pernah ketemu chan dulu!"
"tapi kan hanya sebagai teman, jinnie, bukan sebagai... pacar," jawab ibu woojin sembari tersenyum menggoda, membuat kedua pemuda di hadapannya melihat satu sama lain malu-malu.
"um, selamat siang, nyonya kim. senang bertemu lagi dengan anda."
woojin bisa melihat betapa gugupnya chan, ia meraih tangan yang basah dengan keringat, menggenggamnya lembut sambil berusaha memberikan motivasi kepada pemuda di sebelahnya. ibu woojin melihat mereka dengan senyum menggoda, melihat mereka membuatnya mengingat bagaimana saat ayah woojin bertemu dengan orang tuanya dulu.
"senang bertemu denganmu juga, chan. akhirnya, ya? sudah mama bilang sama jinnie kalau kamu juga suka sama dia, tapi jinnie nggak pernah percaya sama mama nya. dasar anak itu memang."
chan tidak bisa menahan tawanya saat woojin merengek kepada ibunya, menghentakkan kakinya seperti anak kecil saat ibunya menggoda pemuda itu lagi. chan memang sudah pernah bertamu ke rumah woojin sebelumnya, tapi saat itu ia hanyalah teman woojin yang bertamu dan mengenalkan dirinya, berbeda dengan sekarang. ia merasa sedikit terbebani karena kali ini ia harus membuat impresi yang baik, karena bagaimana pun orang-orang yang ditemuinya saat ini adalah orang yang sangat penting bagi woojin.
"ayo masuk dulu, di luar dingin. ayah dan kakakmu sudah menunggu di dalam dari tadi."
wanita itu menggeser badannya, mengajak kedua pemuda yang berada di depan pintu untuk segera masuk dan menghangatkan tubuhnya. saat woojin masuk ke dalam, ia bisa melihat bagaimana senyum menggoda kakak lelaki dan ayahnya yang memandangi dia dan chan. ia menghela napas, sepertinya hari ini akan jadi hari yang sangat berat.
ʕ'•ᴥ•'ʔ
"jadi bagaimana ceritanya kalian bisa... bersama?" chan dan woojin melihat satu sama lain, sebelum chan kembali menghadap ke ayah woojin yang duduk di seberang mereka di meja makan keluarga kim.
"um, itu. um," chan sedikit kesulitan untuk menyusun kata-katanya karena pria di depannya adalah pria yang memiliki kedudukan tertinggi di keluarga woojin, "kami nggak benar-benar membicarakannya, pa, itu terjadi begitu saja," chan menoleh ke arah woojin yang menyelesaikan kata-katanya sambil tersenyum ke arah ayahnya.
"hm, jadi kalian belum resmi?" ibu woojin menyambung dari sebelah pria itu, melihat ke arah chan dengan pandangan bertanya.
"um, lebih ke arah kami belum membicarakan sampai ke arah sana? tapi bea, maksudku woojin tau kalau saya menyayanginya, begitu pula dengan saya," chan melihat ke arah woojin, salah satu tangannya meraih tangan pemuda itu di bawah meja dan menggenggamnya.
"iya, ma, pa, aku dan chan belum membicarakan itu sampai ke sana. mungkin nanti setelah ini,"
"saya mau meminta maaf," ucap chan memecah keheningan di meja makan keluarga kim, membuat semua anggota keluarga melihat ke arahnya, "saya minta maaf jika perasaan saya ini membahayakan karir woojin yang sudah ia bangun dengan usahanya sendiri. saya tahu saya seharusnya tahu diri dan tidak mengatakan apapun, tapi saya mengerti jika ini bukan hanya keputusan saya. maka dari itu saya minta maaf jika hubungan saya dan woojin bisa menjadi suatu masalah di masa depan."
woojin hampir memotong kata-kata chan jika pemuda itu tidak mengeratkan pegangannya pada tangan mereka berdua, "saya tahu saya masihlah seorang yang tidak punya apa-apa dan saya tidak bisa menjanjikan apapun dengan diri saya yang seperti ini, tapi saya akan berusaha untuk menjaga woojin dengan baik. jadi, saya mohon kepada tuan dan nyonya, dan juga kepada jaejin hyung untuk merestui hubungan saya dan woojin," chan mengakhiri perkataannya dengan bangkit dari duduknya, melepaskan tangan woojin dan membungkuk sedalam-dalamnya.
ayah woojin memandang ke arah ibu woojin, berbicara dengan mata mereka sebelum melihat ke arah anak pertamanya. kakak woojin hanya tersenyum membalas pandangan ayahnya, membuat chan menahan napas.
"papa," woojin menghentikan ucapannya saat ayahnya mengangkat tangan, memintanya untuk diam.
"bang chan," ayah dua anak itu memulai perkataannya, "saya menghargai permintaan maafmu. saya mengerti jika kamu bisa membahayakan karir woojin kami, saya juga mengerti jika kamu bisa menjadi seseorang yang memiliki peluang paling besar untuk menyakitinya. jika saya boleh jujur, saya adalah orang yang paling menentang saat woojin mengatakan ingin menjadi seorang selebriti karena saya tahu betapa kerasnya dunia itu. jika saja bukan karena seseorang yang membuat saya mengerti," pria itu melirik istrinya yang tersenyum bangga, "mungkin sekarang woojin tidak akan menjadi dia yang sekarang."
"karena itu saya tidak setuju dengan hubunganmu dengan woojin, karena itu membahayakan karirnya dan dia bisa terluka."
chan menarik napas keras, badannya terasa lemas seketika. woojin di sisinya membulatkan matanya, tidak bisa mempercayai perkataan dari ayahnya yang memberikan ultimatum tanpa bantahan itu. meja makan itu hening, tidak ada suara yang keluar dari semua orang yang ada di meja itu. ibu woojin melihat ke arah suaminya, tangannya meraih lengan pria itu, meminta tanpa suara.
"tapi,"
woojin menengok cepat ke arah ayahnya, mulutnya setengah terbuka untuk melawan apapun perkataan ayahnya.
"tapi saya tahu dengan benar bagaimana kamu berusaha untuk menjaga woojin selama kami tidak di sana. woojin, anak bungsu kesayangan kami, dia tidak akan mengatakan apapun ketika ada masalah. dia tidak mengatakan apapun saat komentar-komentar itu menyerangnya, dia menelepon kami seolah-olah semua baik-baik saja dan kami tidak bisa mengatakan apapun karena saya tahu dia mencoba kuat. dia tidak ingin kami khawatir dengan keadaannya, dia tahu benar resiko dari pekerjaannya dan dia tidak ingin menjadi beban siapapun, termasuk keluarganya sendiri."
ayah woojin tersenyum hangat, memandang anak bungsunya yang balik memandangnya dengan mata basah, "papa tahu, jinnie, papa tahu kamu sedih sampai akan menangis. papa tahu bagaimana kerasnya kamu mencoba untuk menyembunyikan semua ini, tapi kamu harus tahu, papa ini adalah orang yang membesarkanmu selama dua puluh satu tahun hidupmu. kamu anak papa, jinnie."
"karena itu, saya tidak punya pilihan lain selain mempercayakan woojin kepada kamu. tolong jaga anak kami dengan baik, dampingi dia saat dia berada di titik terbawahnya, buat ia bahagia. saya sebagai ayahnya, saya tahu batasan saya dan saya tidak bisa terus menjaganya, karena itu saya minta tolong dengan sangat, jaga woojin kami, chan."
woojin tidak bisa menahan air matanya untuk jatuh, ia tidak pernah tahu dalam diam ayahnya, tersimpan kasih sayang yang besar untuknya. namun begitulah seorang ayah, ayah adalah tameng pertama keluarganya, ia tidak akan pernah membiarkan siapapun melihat kelemahannya sekalipun itu menyakitinya.
"saya tahu ini masih terlalu awal untuk mengatakan semua ini, kalian bahkan belum resmi, tapi saya sudah melihat kalian sejak woojin membawamu dua tahun yang lalu. dia terlihat bahagia, lebih dari yang pernah saya lihat. maka dari itu, saya percayakan woojin padamu, kalau saja dia sedikit saja terluka, kau harus menghadap saya."
meja itu kembali hening, chan membungkuk lebih dalam, menahan air matanya yang ikut membuncah di pucuk matanya.
"percayakan pada saya, saya akan menjaga woojin dengan sepenuh hati saya. anda boleh membunuh saya jika saya menyakiti meski hanya sekecil kuku sekalipun. terima kasih, tuan kim."

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love [ B. Chan x K. Woojin ]
ספרות חובביםinspired by mikitoP's Sarishinohara, Yonjuunana, and Akaito; Little Mix's Secret Love Song [ "they say the more tears you shed, the stronger you become. but that's wrong, you only break apart."] --- ["I am right here for you"] Stray Kids AU bxb lowe...