chan mengerjap saat menemukan dirinya berada di tanah dengan semua berkas liriknya yang bertebaran di jalanan, seorang pemuda lain dengan cepat mengumpulkan kertas-kertas miliknya sendiri yang ikut terbang bersama berkas milik chan. ia tidak bisa melihat wajah pemuda asing itu karena pemuda itu menunduk, tangannya sibuk mengumpulkan kertas sebelum ia mengecek jam tangan dan menjadi semakin panik.
chan memperhatikan bagaimana pemuda asing itu berdiri meminta maaf sambil membungkuk sebelum berlari dengan cepat ke dalam agensi. saat itulah chan mengetahui jika pemuda asing itu mungkin saja adalah seorang trainee.
sadar dari kebingungannya, chan mengumpulkan kertas-kertasnya sendiri dan berjalan masuk ke dalam gedung agensi. ia bertanya kepada resepsionis di mana ia bisa bertemu dengan staff yang menawarkannya untuk bergabung dengan jyp sebelum akhirnya diarahkan ke dalam meeting room.
pertemuan itu cukup singkat, chan hanya meminta maaf karena tidak bisa menerima penawaran dari agensi dengan alasan ia ingin belajar lebih lanjut untuk menjadi produser dibandingkan bergabung untuk menjadi artis. untung saja staff yang ditemuinya bisa mengerti dan tidak memaksa chan untuk bergabung, staff itu berterima kasih kepada chan yang sudah mau repot-repot datang ke agensi yang dibalas chan dengan kekehan.
jika saja chan berada di universe lain, mungkin ia sudah bergabung dengan agensi itu, tapi ia yang sekarang memang tidak berminat untuk menjadi idol.
chan berjalan ke kafetaria, sedikit merasa senang karena staff tersebut memberikan kompensasi berupa kupon makan di kafetaria jyp. ia mendudukkan dirinya di meja yang berada di dekat jendela setelah mengambil makanannya, kemudian mulai mengecek kertas berisi lirik lagi. matanya mengerjap saat menyadari ia membawa kertas-kertas berisi lirik lagu dan notasi musik yang asing, ia melihat pojok kanan kertas yang biasanya berisi nama 'panggung' jisung atau changbin dan menemukan nama "kim woojin" di sana.
"ah, mungkin milik orang tadi," gumam chan sebelum memisahkan kertas-kertas miliknya dengan lirik asing tersebut.
mungkin ia akan berkunjung ke lobby lagi untuk menyerahkan kertas lirik ini, siapa tahu pemuda tadi sangat membutuhkannya.
ʕ'•ᴥ•'ʔ
woojin menghela napas lega karena kelas vokalnya yang selesai lebih awal, semua kelas dibatalkan untuk hari ini dikarenakan adanya meeting dengan direktor agensi. ia membereskan kertas-kertasnya, memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan kertas milik orang yang dia tabrak tadi. ia tidak mengetahui identitas pemilik kertas lirik ini atau bagaimana cara menghubunginya, mungkin ia harus mencoba mencari siapa itu spearbine dan j.one dari google karena bisa saja google memiliki jawaban.
ia berjalan keluar dari kelas sambil memainkan ponselnya, menemukan website bernama Soundcloud saat mencari siapa itu spearbine.
"mereka grup hiphop? jadi ini lirik mereka?!" gumam woojin agak keras sambil melihat kertas lirik asing di tangannya, "lalu bagaimana caraku menghubungi mereka?"
woojin mengantungi ponselnya sambil berjalan keluar, ia sedang mengusak-usak rambutnya dalam kebingungan saat salah satu staff memanggil namanya.
"woojin-ssi, tepat sekali kau ada di sini! ada yang mencarimu di resepsionis!"
ia mengerjapkan matanya bingung sebelum berjalan mengikuti staff yang memanggilnya. sesampainya di lobby, ia melihat seorang pemuda dengan rambut hitam yang sedang mengetukkan jarinya di meja resepsionis dengan setumpuk kertas di sebelahnya tangannya.
"ah, kamu!" woojin berseru agak kencang sebelum menyadari tempatnya berada, ia mengusap wajahnya yang memerah karena malu.
pemuda berambut hitam itu memandangnya sambil berpikir sebelum wajahnya berubah menjadi lebih cerah, ia melambai ke arah woojin yang masih berdiri menahan malu.
"anu, itu, kertas kita sepertinya tertukar tadi," pemuda itu berbicara sambil tersenyum lebar, raut mukanya tampak lega.
"iya, maaf aku tidak sengaja menabrakmu tadi. aku berpindah jalur... karena ingin menghindarimu, tapi ternyata kita punya pemikiran yang sama, jadi ya... ah, pokoknya aku minta maaf karena menabrakmu," kata woojin sebelum ia memotong dirinya sendiri yang sudah mulai mengoceh tidak jelas karena gugup, "ini kertasmu, liriknya bagus. aku mengecek nama yang tertera di kertasnya dan membuka Sound.. soundcloud... kalian, tapi aku belum mendengarkannya... aish, kenapa aku malah berbicara terus, maaf aku begini kalau gugup," ucap woojin sambil mengusap wajahnya malu (lagi) dan menyerahkan kertas yang dipegangnya.
pemuda di depannya tertawa, woojin memutuskan ia menyukai suara itu.
ʕ'•ᴥ•'ʔ
chan mengetukkan jarinya di meja resepsionis, sebenarnya dia hanya mau menitipkan kertas dan e-mail nya agar siapapun yang menabraknya tadi bisa mengirimkan kertas liriknya dalam bentuk digital, tapi staff yang ada di tempat sudah terlanjur memanggil kim woojin. ia hanya bisa menunggu pemuda itu datang sambil menggumamkan melodi yang belum ia selesaikan. tidak perlu waktu lama, seorang pemuda dengan rambut blonde berjalan mendekati meja resepsionis dengan wajah bingung sebelum berteriak cukup kencang.
chan terdiam, mengerjapkan matanya setelah melihat pemuda yang mendekatinya. beruang, pikir chan setelah melihat bagaimana pemuda itu mengusap wajahnya malu setelah berteriak. chan tersenyum dan melambai ke arahnya.
"anu, itu, kertas kita sepertinya tertukar tadi." kata chan sambil tersenyum lebar, separuh merasa lega karena bisa bertemu lagi dengan kertas-kertas liriknya.
chan memperhatikan bagaimana pemuda itu berjalan ke arahnya sambil berbicara dengan gugup, ia ingin tertawa karena pemuda itu; woojin, begitu chan memanggilnya dalam pikirannya; woojin terlihat sangat gugup. chan tidak menduga jika woojin berpikir untuk mengecek Soundcloud nya atau jika woojin menyukai lirik yang dibuat oleh jisung. mungkin ia akan memberitahu jisung jika woojin menyukai liriknya, anak itu pasti akan senang.
"nggak papa kok, woojin-ssi, tidak apa kan kalau aku memanggilmu woojin-ssi? terima kasih juga karena sudah mengecek soundcloud kami," balas chan, menerima kertas liriknya sambil terkekeh.
woojin ikut tertawa, chan berpikir jika tawa pemuda di depannya terdengar lucu, sebelum menggelengkan kepalanya, menghilangkan pemikiran semacam itu.
"nggak apa-apa kok, aku kelahiran 1997, jadi kalau kita seumuran panggil saja woojin, uh maaf, aku tidak tahu namamu siapa."
"oh, aku juga kelahiran 1997! aku christopher bang, tapi panggil saja chan karena namaku cukup sulit untuk diucapkan. salam kenal, woojin," chan tersenyum lebar, mengulurkan tangannya yang disambut oleh woojin.
"keurisseutober? ah benar, susah sekali mengucapkannya, chan saja kalau gitu. uh... sebagai permintaan maaf, gimana kalau aku membelikanmu kopi? aku beneran merasa nggak enak, kamu nggak luka kan tadi? maaf sekali, chan!"
chan hanya menggoyangkan tandanya, mengisyaratkan jika itu bukan masalah dan dia tidak terluka sebelum menjawab, "aku tidak apa-apa, sungguh! aku tidak mau merepotkan juga, jadi tidak apa-apa, lagipula aku tidak minum kopi."
woojin mengerjap, sedikit merengut saat chan menolak ajakannya, "aku memaksa dan aku bisa membelikanmu teh atau coklat. aku benar-benar merasa tidak enak, aku akan sedih jika kamu menolak permintaan maafku."
"ah, kalau begitu aku bisa apa selain mengiyakan?" chan tersenyum lebar, dimple nya terlihat.
"bagus, ayo kita pergi kalau begitu! aku tau satu tempat yang punya es coklat yang enak!"

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love [ B. Chan x K. Woojin ]
Fanfictioninspired by mikitoP's Sarishinohara, Yonjuunana, and Akaito; Little Mix's Secret Love Song [ "they say the more tears you shed, the stronger you become. but that's wrong, you only break apart."] --- ["I am right here for you"] Stray Kids AU bxb lowe...