Tetap support dan bantu koreksi ya.
Aku benar-benar seseorang yang awam dalam menulis.Happy reading :D
***
Aku masih setia menatapnya, menatap punggung gagah seseorang yang beberapa hari ini kupanggil Oppa.
Dia meringkuk di sofa, entah sudah berapa lama dia di posisi itu. Dia terlihat begitu kelelahan. Inginku berjalan menghampirinya dan memberikan sedikit pijatan pada kedua bahunya untuk membantu meredakan rasa lelahnya.
"Oppa.. " panggilku.
Hanya lenguhan kecil yang keluar dari mulutnya. Dia tak bergerak sedikitpun.
"Punggungmu akan sakit jika tidur seperti itu, pulanglah dan tidur dengan benar di kamarmu," kataku pelan. Ada rasa 'tak ikhlas jika dia pulang, tapi aku sama seperti menyiksanya jika terus menahannya disini.
Masih tetap hening, tak ada jawaban. Hingga beberapa menit kemudian dia bangkit dari tidurnya dan menyeret selimut yang ia pakai selama ini menuju ke arahku.
"Kau bawel sekali, biarkan aku tidur dengan tenang."
Setelah berada tepat di samping ranjangku, dia sedikit menggendong dan memindahkanku ke samping kanan ranjang. Hingga menyisakan ruang di bagian kiri ranjangku.
Tak ada ba bi bu, dia membaringkan tubuhnya disampingku. Lalu membalikan tubuhnya, posisi Dr. Aron kini menyamping mengarahkan seluruh pandangannya padaku.
Ya Tuhan, apa kabar jantungku? Apa dia akan baik-baik saja disana? Ini sama sekali tidak bagus untuk jantungku, karena jantungku jadi bekerja berpuluh-puluh kali lebih cepat dari biasanya.
"Hey! Dok apa yang kau lakukan?" teriaku ketika tangannya mulai memelukku. Walau mulutku sedikit berteriak tapi tak ada perlawanan berarti dari tubuhku. Tubuhku menerima perlakuannya, tapi otakku masih sedikit waras untuk menolaknya.
"Hey, kau tidak lagi memanggilku dengan sebutan oppa?"
"Ahh jangan mengalihkan pembicaraan," elakku, dia mendelikan matanya.
"Tadi kau bilang aku harus tidur dengan benar, aku akan lebih nyaman jika seperti ini," katanya dengan intonasi yang dimanjakan dan mengeratkan pelukannya, aku bergidik geli mendengarnya.
"Jangan begini, kau membuatku malu," kataku sambil terus menahan rasa malu diperlakukan seperti ini.
"Kau malu?" godanya sambil sedikit menusuk pipiku pelan, dia tersenyum genit disampingku.
Tuhan, aku tak bisa seperti ini lebih lama. Wajahku akan matang merata karena kepanasan.
Kudorong tubuhnya pelan "Oppa, aku akan berteriak lagi jika kau masih bersikap seperti ini..." ancamku.
"...sejak kapan oppa semanja ini?"
"Panggil Oppa lagi , O P P A," katanya dengan nada bercanda.
"Aahhhh cepatlah tidur, Oppa bawel hari ini," jawabku, dengan sedikit jengkel.
"Baiklah, Oppamu ini akan menyambung tidurnya lagi," katanya sambil membalikkan tubuhnya hingga membelakangi ku.
"Bukannya hal seperti ini ada di drama Korea? Harusnya kau senang," gerutuknya pelan.
"Aku bisa mendengarmu Oppa... sejak kapan Oppa jadi tahu drama Korea? "
"Sejak jadi Oppamu," katanya malas.
"Benarkah?"
Bohong jika aku tak senang, bahkan saat ini seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitiki perutku. Walau memang aku cukup terkejut dengan perubahan yang terjadi, terlalu banyak perubahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singkat [Completed] ✔
RomanceAku, Aileen Adina. Panggil aku Ay. Aku bertemu dengan seseorang diwaktu dan tempat yang tidak tepat. Bahkan keadaanpun tak mengijinkanku untuk bersamanya, namun aku masih diberi pilihan. Melukai sejak dini atau membiarkannya terluka lebih dalam. H...