✅(B1)WARNING! Tsundere President (1-670)

24

Bab 24: Biarkan Aku Pergi!

Bayangan luas pria itu bersandar pada Lu dalam tidurnya, di bawah cahaya redup kantor di tengah malam. Dia mendengkur dengan pipi kemerahan di lengannya. Rambutnya yang acak-acakan berserakan di meja, menutupi separuh wajah tidurnya.

Huo Yunting, begitu dia meraih lengan berotot untuk memeluknya, membeku di atas getaran yang dibuat istrinya. Kemuraman ekspresinya meningkat, "Di malam hari dingin dan dia tidak memiliki mantelnya, sekarang dia tidur di sini dengan pintu terbuka lebar, apakah dia merencanakan cuti sakit besok?" Dia mendengus, ketika dia melepas mantelnya, dengan lembut. dia bermaksud meletakannya di atas tubuhnya, sampai ...

"Chen ..."
Sangat lembut, kecantikan tidur itu bergumam.
Jika bukan karena keheningan kantor yang mematikan dan jarak mereka yang nyaris dapat diabaikan antara satu sama lain, ia tidak akan pernah bisa melihat nama seperti itu, seorang asing, pria yang jelas, datang dari wanita itu.

Chen ???

Siapa Chen?
Siapa itu?

Dia beringsut ke arahnya, hanya untuk melihat aliran air mata kering di atas pipinya yang terbuka, di belakang helai rambut yang menempel di sana.

Dia menangis sebelumnya, sepertinya juga mengerikan.

Beraninya dia menangis untuk pria lain !?

Huo Yunting tidak benar-benar senang dengan penemuan ini, karena mantel itu kemudian dilemparkan ke tanah begitu dia mengangkat wanita itu seperti manusia gua yang marah, menuju kembali ke guanya sendiri.

Dalam perjalanan berjalan kembali ke kantornya, Huo menunduk untuk mengamati wanita itu dalam pelukannya. Berkedut, dia menyadari itu bukan aliran air mata yang sederhana, karena dia melihat matanya benar-benar bengkak.

Untuk apa orang yang pantas menangis?

Dia tidak senang, sangat tidak senang.

Pintu ke kantornya dibanting terbuka dengan tendangan sepak bola, suara gemuruh mengejutkan Lu terjaga, yang mendapati dirinya dalam pelukan iblis.

Kapan dia kembali?

Kenapa dia menggendongku?

Dan dia terlihat ... sangat marah ...

Tetapi kemudian dia mengingat kembali sedikit dari mimpinya, itu adalah mimpi buruk, episode yang menyayat hati yang mengalihkannya dari keintiman yang akan datang.

"Biarkan aku pergi!"

Dia mendorong dirinya menjauh dari dadanya, berusaha menjaga jarak.

"Lepaskan?" Huo mendengus, "Aku di sini untuk membayar pajak sebagai suami yang bertanggung jawab, jadi bagaimana kalau tidak?"
Dia tersenyum. Hebatnya, dia tersenyum.

"Yah, pajak dihapuskan. Anda dapat * pergi * sekarang! Biarkan aku pergi, aku punya pekerjaan yang harus dilakukan! "

Dia baru saja bermimpi tentang Chen, tidak mungkin dia bisa melakukan hubungan intim dengan Huo segera. Dia membutuhkan masa transisi!

Nyata!

Dia mulai memukuli dadanya dengan kuat, ketika kakinya berputar-putar, tidak menaati nasib mereka untuk terbuka lebar.

Perlawanan itu membangkitkan Huo, senyumnya tumbuh, meskipun matanya gelap. Pegangannya kencang.

"Ah!"

Lu terlempar ke tempat tidur di ruang istirahat. Dia segera jatuh, hanya untuk diraih lagi dengan pergelangan tangannya.

Dia mencoba mundur tetapi cengkeramannya terlalu kuat karena dia terseret jauh ke bawah.

"Saya pikir seseorang telah melupakan identitasnya, perannya dan tugasnya. Bagaimana dengan revisi itu? Sayang?"

Dua suku kata terakhir berbunyi ketika panggilan mengepul di telinga sensitifnya, yang menyebabkan gigitan pada daun telinga tepat setelah itu.

"Huo ... Huo Yunting ..." Lu Zhaoyang bergetar.

Dia menggelengkan kepalanya, berjuang, namun lengannya sepenuhnya di bawah tangan besarnya. Dia mencoba memohon, "Tolong ..." Tapi perasaan hangat yang licin itu menyelinap di lehernya, ketika dinginnya AC menyerbu pundaknya. Saat itulah dia menyadari, bajunya terkoyak.

"J-jangan ..."

"Jangan berhenti?"

Bisikan panas pipa menelan kewarasannya.
"Kamu mungkin kedinginan karena terlalu terbuka di kantor. Jangan khawatir, saya akan memberi Anda beberapa tembakan. "Suara membuka ritsleting terdengar," Anda akan menjadi baik seperti besok baru. "