✅(B1)WARNING! Tsundere President (1-670)

84

Bab 84: Huo Monster bermata hijau

Ketika sensasi membekukan teh susu menghantamnya, dia kemudian hanya menyadari ada air mata di wajahnya. Dia melihat sekeliling untuk tidak melihat lelaki itu selain peringatan.

Dia sendirian, seperti biasanya, mengambil jalan yang biasa mereka lewati berkali-kali, mengunjungi toko-toko yang menyambutnya dan menanyakan keberadaan suaminya.

Dia hilang dalam ingatan dan sentimennya.

Aku merindukanmu, Chen.

--

Dia tidak tahu bahwa, ada seseorang yang mengawasinya dari sudut ke sudut. Huo Li telah menguntit gadis itu sepanjang hari. Menjelang senja dia kembali ke Thunderbolt Corp., dengan setumpuk catatan di tangannya yang dengan enggan dia tulis. Dia menyerahkan catatan itu dan melaporkan, "Brother Huo, ini adalah rute yang dia ambil hari ini. Dia kuliah di Universitas C, rupanya dia mahasiswa di sana. Dia mengunjungi sejumlah toko di sana tetapi kunjungannya sangat singkat. "

Demi Pete, ini adalah investigasi paling membosankan dan pemalas yang pernah saya lakukan! Penghinaan terhadap karier saya! UGH!

Huo Yunting membaca catatan yang mencatat waktu, tempat, umumnya 5W1Hs dari perilaku Lu dan bahkan ekspresinya. Itu lebih detail daripada novel roman.

Singkatnya, dia memasuki sejumlah toko dan tidak pernah tinggal lama di sana, sementara ekspresinya tampak sangat menyedihkan. Berdasarkan petunjuk ini, Huo sangat yakin bahwa Lu kehilangan seseorang!

Dan seseorang itu ...

Sepatah kata terlintas di benaknya segera.

Chen.

Huo Yunting menghancurkan seluruh laporan dan melemparkannya ke tempat sampah.

Apakah dia hanya melamar cuti satu hari hanya untuk memikirkan pria lain? Apakah dia lupa bahwa dia memiliki seorang suami yang kebetulan juga adalah majikannya?

Kemarahan muncul di hatinya, seperti air mendidih.

Huo Li mulai mundur dari gunung berapi yang meletus kedua, "Sa-saudara Huo, saya pikir kita bisa menyebutnya sehari dan sekarang ..."

"Terima kasih, Kapten Obvious!" Dia melompat dari kursinya, mengambil mantelnya dan bergegas keluar dari kantor.

Malam ini aku HARUS tahu siapa sih Chen ini! Dan ketika saya bertanya padanya, dia lebih baik mengatakannya!

"Oke ..." Huo Li mengangkat bahu, dunia dengan istri yang sebenarnya semakin membingungkan baginya.

Saudaranya Huo telah bertindak seperti orang gila bipolar hari demi hari.

Selubung hujan menyelimuti seluruh kota, ketika air membasahi jendela kantornya yang gelap. Hujan semakin kuat dengan angin, karena segera turun. Pohon-pohon menggigil seperti wanita yang tertekan, di atas amarah suaminya seperti badai.

Huo Yunting duduk di meja makan, dengan matanya yang mati memantulkan masakan mengepul di depannya. Dia tidak merasa ingin makan. Tangannya ragu-ragu memutar serbet ketika dia melihat ke teras dari waktu ke waktu.

Sekarang sedang hujan lebat dan dia bahkan tidak pulang untuk makan malam?

Pintunya terbuka.

"Fiuh."

Saat itulah Lu kembali ke rumah, dengan lesu menarik sepatunya dengan punggungnya yang menyusut masuk melalui celah kecil yang dibukanya. Hujan mengguyur melalui celah dan membasahi lantai.

Dia benar-benar basah saat itu. Sepotongnya menempel padanya seperti selaput transparan, memegangi bungkusannya di satu tempat. Rambutnya yang acak-acakan diistirahatkan di telinga dan pundaknya sementara dia menyeka air dari tubuhnya.

Huo Yunting meninggalkan meja dan berlari ke arahnya. Dia menatap pria itu dengan mata berair sebelum dia lari secepat kelinci ketakutan ke sarangnya.

"Makan makananmu. Saya akan mandi. "

Tentu saja, Huo Yunting bukanlah tuan rumah yang baik hati dan taat yang mau mendengarkan orang yang dicintainya. Lu bisa segera mendengar langkah kaki berlari mengejarnya. Warna-warna semakin terkuras dari wajahnya saat dia melompat ke kamar mandi dan menyalakan keran.

Air panas dituangkan ke tubuhnya yang membeku. Otot-ototnya rileks namun hatinya tetap kencang.

Dia menutup matanya dan mendengarkan bisikan air, ketika dia memikirkan kembali hal-hal yang terjadi hari ini dan-

Pintu plastik itu dibanting terbuka.

Khawatir, dia pikir iblis menyerah pada gangguannya ketika dia berhasil memanjakan dirinya dalam keheningan tetapi ledakan ini yang menyebabkan dia mundur beberapa langkah lagi.

"Apa yang kamu pikir kamu lakukan? Saya sedang mandi sekarang! Bicara lagi nanti!!"

"Apakah kamu lupa moto kami?" Kata Huo Yunting sambil berjalan menuju pancuran, membuka kancing dengan irama ekspresif. Dia tersenyum, "Kita harus menyelamatkan air, menyelamatkan Bumi dan menyelamatkan Alam, kau." Huo, monster bermata hijau itu melangkah di depannya.

Dia membuang bajunya sebelum mengirim dirinya ke kamar mandi.

"Berhenti! Tolong! "Dia menjerit.

Tolong ... Saya tidak bisa melakukan ini, bukan pada peringatan kematian Chen ...