Mata-Mata yang Murka

19 0 0
                                    

     Saya menjadi penikmat yang murka, rasa ingin tau yang tinggi, apa kalian bertemu hari ini ? Apa sedang menahan rindu sepertiku ? Kemana kalian hari ini ? Makan dimana ? Bercerita dan tertawa tentang apa ? Semua tanya tak ada jawab, emosi serta terbawa.

     Tidak bisa dihindarkan, rasa ingin tau itu kian hari makin tinggi, fokus juga hilang. Tangan selalu menggenggam handphone, menunggu kejadian selanjutnya.

     Pesanku, untuk pria disampingmu. Jangan kotori wanita itu, saya dulu tak sanggup melakukannya, karena ia untuk dilindungi bukan ditiduri.

Jaga sikap dan prilaku, zina apalagi, hal itu dilarang agama dan negara bukan ?

     Ada hal-hal yang lupa kita ceritakan, ada juga rangkaian kejadian hangat sudah dingin. Kita dahulu lupa bahwa mendengarkan penjelasan adalah hal wajib.
Kamu adalah satu-satunya manusia yang ingin kuberi tau saat ini, penjelasan tak kunjung diterima. Dengarkanlah, sejenak saya ingin bercerita.

     Saya berupa garis yang belum menemui koma. Berhenti mungkin pilihan, namun rindu menolak diabaikan.


"Penasaran hal biasa, tidak merusak sedikitpun. Karena saya paham betul, rusak hanya menyisakan hancur."

Kisah Yang Selesai Serta Kenang Menolak UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang