Saya Adalah Aku, Jangan Rubah Itu

42 1 0
                                    

     Kelak, akan kau temukan saya yang sebenarnya. Bagaimana saya tetap menyimpan rasa serta rindu, saya terdesak pengap.

" Saya adalah perahu cacat, memaksa tetap berlayar, ditengah lautan akhirnya karam."

     Saya ingin tau gimana harimu, kabarmu setelah luka juga sesiapa yang mengingatkanmu 'jangan lupa makan siang yaa'

     Kuakui berat, berpura tidak ingin tau, dan hilangnya kabarmu merusak suasana hatiku.

     Benar pepatah mengatakan, penyesalan datang nya diakhir, tapi saya tidak ingin berakhir begitu saja, semua harus ada penjelasan. Bila tak mungkin jua, berpisahlah dengan baik, saya akan berpamitan kepada orang tuamu, maaf telah meluluh-lantahkan hati anaknya, bukan inginku.

     Tidak dipungkiri, saya adalah pemuja perhatian, dan kurang kudapati darimu. Sulit menyesuaikan dengan kondisimu, dengan rasa sayang begitu hebat kau tetap saja cuek. Saya rasa itu sudah begitu adanya, tidak ada yang dapat diubah.

     Saat tulisan ini saya buat, tempatku negeri antah berantah, suhunya menusuk kejam, jaraknya sekitar 70 Km dari kota Bandung, menatap bukit dengan awan dibelahannya. Berpikir kembali, saya bersama hati siapa, kau sudah bersama siapa ?

     Wanita ini adalah manusia yang pernah kutangkap gambarnya diam diam, begitu cantik, begitu indah, saya mengagumimu sekaligus menyayangi, jangan mereka sampai tau, karena publish kemesraan adalah hal yang sama sama kita benci.

     Pagi ini, saya kembali ke Bandung diiringi lagu "Intuisi Tentang Rasa". Sungguh tinggi anganku dahulu ingin menikahimu kelak. Juga terlintas rasa mencekam sudah menaruh kecewa dihidupmu.

     Kala malam, dahulu, kau bercerita ingin menjadi bulan. Biar saja redup tak terang seperti matahari, katamu. Tapi setidaknya dapat menjaga tidurku tetap nyaman, tak kegelapan saat terjaga. Kau adalah bulan redup, saya adalah gelap dengan rona hitam.

     Kebingungan dan bertanya, filosofi mana yang menjelaskan wanita adalah pelindung pria, tapi begitulah kau, ingin saya aman dan tenang, saya ingin bersamamu, kala itu dan hari berikutnya tanpa terhitung.

"Kau adalah cahaya"
"Kau adalah warna"
"Kau adalah hari ceria"
"Kau lengkap, tiada kurang"

     Membawamu kembali suatu kemustahilan yang kuusahakan terwujud, tidak bisa lagi saya dekap, hangat berganti dingin, cahaya kembali redup, warna menjelma gelap.


"Seberapa keras usaha kita mengubah sifat, kau adalah kau, saya adalah saya, jangan saling mengubah. Bukankah saling melengkapi kekurangan wujud sempurna ?"

Kisah Yang Selesai Serta Kenang Menolak UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang