dua

156 16 2
                                    

Happy reading

Enjoy

🐾🐾🐾

Dellon yang baru bangun menyipitkan mata, bukan karna cahaya menyilaukan matanya tapi karna dia sedang berusaha mengingat-ingat sepertinya dia megenali anak baru itu.

Tapi siapa?

Dan dimana?

Si payung lipat itukah??

Dellon mengingat kejadian di halte minggu yang lalu sepertinya dia adalah gadis yang sama.

Gadis berambut panjang itu pun memperkenalkan diri

"Perkenalkan nama saya Lenora Abigail."

"Saya biasa di panggil Lenora, hari ini adalah hari pertama saya bersekolah di sekolah formal, dan-,"

"Jadi semalama ini lo gak sekolah?" sela Andi.

"Ia, selama ini saya Home Schooling jadi—"

"Trus kok jadi mau sekolah formal?"

"Umurnya berapa?"

"Dah punya pacar belum?"

"Tanggal lahir lo berapa?"

"No hp lo, bagi dong?"

"No sepatu, no sepatu berapa???"

"Punya IG gak follow gue ya ntar gue follbeck."

Lenora langsung pucat mendengar berbagai pertanyaan yang di tumpakan padanya dia bingung mau jawab apa dan mau jawab yang mana.

Melihat murid yang berkicau seperti burung kelaparan membuat pak Herman menengahi mereka.

"Sstt, sudah, sudah semua harap diam, tolong buat kesan yang baik pada teman barunya dan tolong jangan karena libur beberapa minggu etikanya jadi hilang. Kalau mau bertanya harus satu-satu jangan berebut." tegur pak Herman

"Baiklah Lenora silahkan duduk di bangku paling belakang, di samping Achacia."

Lenora melihat arah telunjuk Pak Herman dia menunjuk arah ke arah seorang gadis berkacamata, kacamata gadis itu sangat lucu dengan bingkai kaca berwana kuning, membuat wajahnya terlihat imut dan Lenora menoleh ke samping meja itu ada sebuah lorong pemisah untuk berjalan.

Dan

" cowok yang duduk di sebelah meja itu bukannya dia pernah aku lihat tapi dimana?" Lenora berusaha mengingat-ingat

"Jangan duduk di situ ntar errornya Achacia  nular ke lo sini dekat gue saja biar silvi yang pindah." kata Johan iseng mendengar itu Silvi langsung memukul kepala Johan.

Plak

Achacia mendengar nama sucinya di sebut, dia langsung memasang mata sinis dan muka angker bersiap mengisap darah Johan.

"Lenora silahkan duduk tidak usah dengar mereka." ujar pak Herman

Lenora menuju meja yang di tunjuk pak Herman Achacia memasang  muka cemberut karena kerajaannya kedatangan makhluk baru.

Achacia memang sengaja mengambil tempat paling belakang dan tidak suka kalau ada yang ingin duduk di sebelahnya.

Karna dia suka menyusun barang-barangnya di atas meja dan dia suka meletakkan miniatur-miniatur koleksianya di atas meja. Guru memang sudah memperingatkan dia agar tidak membawa barang-barang aneh di sekolah namun dia pandai membantah,

"Aku gak bisa semangat belajar kalau aku tidak membawa mereka pak."

Ok alasan yang masuk akal bagi yang AQnya jongkok

itu lah maksud Johan tadi Achacia error.

Achacia dengan berat hati menyingkirkan miniatur koleksianya dia atas meja dan menyisakkan beberapa saja. Melihat tingkah Achacia, Dellon yang duduk di sebelah meja itu menggeleng-gelengkan kepala. Tak habis pikir dia bisa sekelas dengan anak kecil yang badannya terlanjur dewasa.

Lenora duduk di sebelah Achacia

"Hai" Sapa Lenora

Achacia tak menyahut.

Lenora pun diam canggung, ini adalah hari pertamanya sekolah dan dia sudah mendapatkan  perlakuan tidak mengenakkan.

"Baik kita mulai pelajaran pertama kita, silahkan keluarkan buku fisikanya" ujar pak Herman di depan kelas.

Dan pelajaran yang di penuhi oleh rumus itu pun di mulai. 

Lenora mengeluarkan buku tulisnya yang bersampul member EXO Chanyol
Buku itu mengundang perhatian Achacia.

"Lo EXOL juga?" Lenora menggeleng tidak mengerti apa itu EXOL bisiknya dalam hati.

"Tapi kok lo punya buku bersampul Chanyol?"

Lenora masih bingung. Siapa lagi si Chanyol yang dimaksud makhluk ini, bisik Lenora dalam hati lagi.

"Aku suka buku lo gimana kalau kita barteran?"

" ini untuk gue ini dan untuk lo" Tawar Achacia sambil menyodorkan buku bersampul doraemon itu.

"Boleh." jawab Lenora sambil tersenyum linglung

Mereka pun barteran.

"Achacia ... Tolong jangan ribut, kalau mau kenalan sama Lenora nanti ada waktu istrahat." tegur pak Herman.

Spontan seisi ruangan menoleh ke arah Achacia dan Lenora sambil memasang muka meledek.

"Apa lo" tantang Achacia.

Setelah kelas berakhir pak Herman berpesan pada Galang.

"Galang ketua kelas,  nanti jadwal istrahat kamu temani Lenora keliling sekolah ya supaya dia tau situasi sekolah.

"Oow ... Calista pasti bakal cemburu." ujar Mercy

"Hmm bakal ada orang ke tiga nih ..." timpal  Ozera memanas-manasi.

Calista yang tenyata adalah pacar Galang menatap mereka satu-satu dengan mata sinis.

"Galang tuh tipe cowok setia gak kayak cowok-cowok kalian yang mata  keranjang." Calista bermulut pedas menyemprot mereka.

"Sudah-sudah jangan ribut, kelas Bapak tinggal tunggu Pelajaran selanjutnya."
Tegur pak Herman dan keluar ruangan itu.

Lenora tak sengaja menoleh menatap wajah Dellon.

Apa kita pernah bertemu???" Tanya Lenora pada Dellon

Tinggalkan vote dan komen

Because She's LenoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang