empat belas

91 6 0
                                    

Hay readers, selamat membaca chapter lima belas semoga kalian suka.

Enjoy

Hari yang melelahkan, akhirnya setelah menyelesaikan semua hukuman yang di limpahkan kepada mereka, Lenora bisa pulang walau agak lama dari biasanya.

Lenora melirik jam tangannya , sudah jam jam 3 sore, duh ... Mudah-mudah Mama gak marah karena gue telat pulang. Batin Lenora.

Dia melihat sekolah sudah sunyi tinggal beberapa anak-anak yang lalu-lalang menunggu jemputan mereka atau sekedar nongkrong di tempat tukang Basko gerobak depan sekolah.

Untuk kesekian kalinya Lenora menyeka keringat yang membasahi keningnya. Hari ini Matahari memang sangat terik. Sampai anak yang lewat di sampingnya berkata "Sabar ini masih panas dunia belum panas neraka" Lenora hanya tersenyum menanggapi gurauan teman yang tidak di kenalnya itu.

Sesekali Lenora melirik jam tangannya entah kenapa Raka belum datang juga.

Saat sedang berdiri di parkiran, dia di hampiri oleh seorang wanita yang Kira-kira seumuran dengan Ibunya.

"Kamu belum pulang Nak?" Tanya wanita itu.

Tami menoleh dan tersenyum sopan pada wanita itu "Belum Tan, Kakak saya belum datang jemput."

"Ohh ..." Jawab wanita itu manggut-manggut.

"Apa kamu Dellon?" Tanya wanita itu lagi.

"Ia Tan, kami satu kelas."

"Apa dia sudah pulang?"

"Sudah Tan, tadi aku lihat dia pulang bareng Gilang dan Galang karena motornya di pinjam Jimmy buat ngatar pacarnya." jelas Lenora

"Ohh ..." jawab wanita itu kecewa

Lenora mengamati wanita itu entah kenapa wajah wanita itu mirip sekali dengan Dellon.

"Maaf Tan, apa tante Mamanya Dellon?" tanya Lenora ragu.

"Ooh ... ia, kamu bisa tebak, kami memang mirip." Jawab wanita itu dengan sangat bangga.

"Oh, perkenalkan saya Helda Mamanya Dellon." kata wanita itu memperkenalkan diri.

"Saya Lenora." Lenora menjabat tangan Helda dengan sopan.

"Panggil saja Tante Helda."

Lenora tersenyum manis "Ia Tante Helda"

Seolah ketularan senyum Lenora Helda ikutan tersenyum juga "Saya baru tau ternyata Dellon punya teman semanis kamu."

Lenora menunduk sedikit malu mendengar pujian Helda
"A ... ah..." Lenora tertawa kecil agak sedikit kikuk.

"Tante kesini mau mencari Dellon tapi ternyata dia sudah pulang." ungkap Helda kecewa.

"Kenapa Dellon di cari? Kan nanti ketemu juga di rumah." Lenora mengernyitkan dahi tidak mengerti maksud Helda 'mencari Dellon?'

"Yah ..." Helda tersenyum menyesal tidak bisa menjawab pertanyaan Lenora, pertanyaan gadis itu terlalu sulit untuknya.

Helda mengkulum bibirnya dan berkata pada Lenora "Kamu sudah makan??" Helda sedikit mengalihkan pembicaraan.

Belum lagi Lenora menjawab, perutnya sudah menyahut duluan. Terdengar suara lirih dari perut Lenora, Helda langsung menyeryit dan Lenora hanya tersenyum nyengir karena malu mendengar suara keroncongan perutnya sendiri.

"Kamu pasti sangat lapar. Bagaimana kalau kamu ikut Tante makan? kebetulan Tante belum makan juga."

"Tidak Tan, sebentar lagi Kakak saya datang." jawab Lenora sedikit menyesal menolak ajakkan Helda.

Because She's LenoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang