enam.

95 10 0
                                    

Hay

Hay

Hay

Happy reading

Vote dan komen sangat membantu author untuk kelanjutan ceritanya triamakasih

Dellon dan Lenora berjalan menuju parkiran sekolah, tapi mereka tidak berjalan bersama. Dellon berjalan di depan dan sekitar Satu meter Lenora mengikuti dari belakang seolah mereka tidak dari tempat yang sama.

Sesampai Dellon di parkiran dia langsung diomeli oleh Ozera karena dia terlalu lama menunggu Dellon

"Lo ...niat gak sih tepatin janji Lo?" suara Ozera mengundang perhatian orang yang sedang bersiap pulang.

"Sorry, tadi gue ada urusan sebentar."
Dellon naik di motar Sport kesayangannya dan menyalakan Motor itu saat hendak dia memakai Helm, Dellon melihat kearah Lenora dan dia melihat Lenora sedang berbicara dengan seorang cowok yang sangat tampan dan kemudian Lenora masuk kedalam mobil.

Apakah cowok itu saudara Lenora atau tidak, tapi mereka sangat tidak mirip, mungkin saja itu pacarnya Lenora, batin Dellon.

"Jadi jalan gak?" Ozera menyentakan Dellon dari lamunannya.

"Naik." kata Dellon

Ozera dengan senang hati naik ke atas motor cowok fenomenal itu, dan benar saja semua mata tertuju sinis pada Ozera, Ozera telah merebut tempat impian mereka.

Karena jadi pusat perhatian banyak orang, Ozera jadi niat memas-manasi mereka semua, dengan satu geraknya, sebuah rangkulan hangat mendarat di pinggang Dellon.

"Zer lo gila?!"

"Jalan saja, gue bakal lepasan nanti kalau sudah di jalan raya."

"Lepasin atau Lo turun!" ancam Dellon

"Lo nurunin gue si sini, entar gue bakalan teriak sekencang mungkin dan bilang kesemua orang kalau lo raba-raba tubuh gue." Ozera tidak bernada mengancam tapi bisikan itu cukup mengerikan dan akhirnya Dellon menuruti mau Ozera untuk memeluknya.

Dengan syarat sampai di jalan raya Ozera harus lepas.

Dari kaca mobil Lenora melihat Ozera memeluk Dellon dari belakang. Pelukan Ozera sangat ketat dan entah kenapa dia merasa tidak suka dengan pemandangan itu.

"Kamu lihatin apa? Kok kayaknya serius amat?" tanya Raka pada adeknya dia juga melihat di luar kaca untuk memastikan adeknya sedang melihat apa.

"Gak apa- apa." jawab Lenora, "Besok Kak Raka kalau jemput Lenora, kakak di dalam mobil saja ya, gak usah keluar dari mobil. soalnya temanku lihatin kakak terus, kalau gak Lenora di antar jemput sopir saja, kasian kakak harus cepat-cepat jemput Lenora padahal kakak sibuk ngampus." kata Lenora pada kakaknya.

"Memang kenapa? Lenora malu di jemput sama kakak?

Lenora langsung menggelengkan kepala, "Bukan begitu Kak, Lenora di cibirin terus, mereka pikir Kakak pacarnya Lenora." ujar Lenora pelahan.

"Gak usah dengarin, itu tandanya mereka sirik karena mereka gak punya Kakak seganteng Kakaknya Lenora."

Lenora hanya bisa memasang wajah cemberut. Kakaknya tidak mau dengar apa katanya, Lenora juga tidak berani bilang kalau dia habis di bully gara-gara wajah tampan Kakaknya.
Lenora tau sedikit saja Kakaknya tau kalau dia barusan di bully, lima cewek tadi pasti akan di cari sampai dapat oleh Raka dan di beri pelajaran setelah itu Lenora akan pindah sekolah dan ganti seragam baru lagi.

Because She's LenoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang