Boneka cinta

200 101 52
                                    

Tak lama kemudian, seorang wanita paruh daya menghampiri mereka.

"Ya Allah...kok den Zidan udah pulang, den Zidan sakit?” tanya Bibi khawatir.

"Enggak Bi... Zidan gak papa, Zidan cuman pusing dikit,” jawab Zidan.

"Mau bibi bikinin teh anget sama makanan?”

"Gak usah Bi" tolak Zidan.

"Maaf Bi sebelumnya, tadi Bibi dipanggil Zidan karna aku yang minta tolong buat panggil Bibi,” sahut Lina.

"Emang non mau apa, Mau Bibi di bikinin minuman?” tanya Bibi.

"Enggak perlu Bi, emm aku cuman mau minta izin ke Bibi," ucap Lina sedikit gugup.

"Minta izin apa Non?" tanya Bibi.

"Masuk kamar Zidan," gumam Lina sambil menundukkan kepalanya.

Mulut Zidan serta Bibi tersebut sedikit terbuka, karena terkejut dengan ucapan Lina.

"Sumpah! gue kaget gak nyangka aja ada cewek kaya dia, jarang- jarang banget dari sekian banyak temen cewek gue, cuman dia yang paling sopan ke Bibi,” batin Zidan.

"Non, non ngapain minta izin ke Bibi, Bibi gak ada hak buat ngelarang non buat masuk kamar den Zidan."

"Tapi kalo Bibi gak izinin aku, aku gak bakal masuk kok, aku bakal langsung pulang Bi," seru Lina.

"Sial!!! Nyesel gue udah muji tuh cewek, bilang aja ogah ngurusin gue, pakek sok izin-izin segala lagi, bertele-tele," batin Zidan.

"Udah deh buruan lo masuk, lagian bibi gak mungkin gak ngizinin lo, cepet masuk kesini atau gue yang kesono buat seret lo," teriak Zidan.

"Sabar napa sih." seru Lina sewot sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Zidan.

"Lo sekolah gak sih? Pernah diajari sopan santun kan, oh gue tau lo sering bawa cewek-cewek masuk rumah lo ya? Astagfirullah, ternyata gue berurusan sama cowok mesum." lanjut Lina.

Zidan yang tadinya berbaring, langsung duduk kemudian menyenderkan kepalanya di sisi ranjang tempat tidur.

"Lo juga sekolah gak sih, punya congor tuh dijaga! buat ngucapin yang bener, jangan asal ngomong." bentak Zidan.

"Apa yang salah sama perkataan gue?" tanya Lina santai.

"Dengerin gue baik-baik, gue tau sopan santun dan gue juga bukan cowok semesum yang lo pikirin." bentak Zidan.

"Aduh kepala gue pusing lagi kan, lo sih." lanjut Zidan sambil mencengkeram kepalanya.

"Gue gak punya congor, gue punyanya mulut."

Pandangan Lina tiba-tiba terfokus pada benda besar berwarna biru yang sangat lucu dan menggemaskan. Lina menelan ludah nya, berharap boneka tersebut menjadi miliknya.

"Omegat! ahh bonekanya lucu banget gemesin, Zidan gue beli yah boneka lo, please lo tinggal bilang berapa harganya, ntar gue bayar gak ngutang kok." ucap Lina heboh sendiri.

"Lo gak usah peluk-peluk boneka gue, boneka gue juga gak dijual."

"Ya Zid kok gitu sih, lagian lo kan cowok masa lo suka sih sama boneka, udah deh gue beli aja. Gue udah jatuh cinta sama boneka lo Zid. Please mau ya." rengek Lina.

"Gue bilang gak yah gak! gak usah dipaksa, udah cepetan taro bonekanya," bentak Zidan.

Cairan bening tiba-tiba saja mengalir di pipi Lina, Lina langsung mengusap cairan tersebut dengan kasar menggunakan tangannya.

"Ya udah sih biasa aja, gak usah bentak-bentak juga." lirih Lina sambil menaruh boneka tersebut ditempat nya.

"Duh nih mulut kebiasaan deh," batin Zidan.

KUTUNGGU KAU DI KEABADIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang