Ketauan putri

146 62 30
                                    

Seorang pria berjas putih menghampiri Syallif yang sedang duduk melamun di kursi tunggu.

"Maaf, apa Anda keluarganya pasien?” tanya Dokter tersebut.

“Iyah dok saya keluarganya,”

"Terus gimana kondisi adek saya dok? Dia baik-baik aja kan dok,” lanjut Syallif.

"Dia baik-baik aja, saya saran kan adek Anda jangan sampai kecapean dan telat minum obat lagi. Karna itu bisa memburuk kondisinya,” jelas Dokter tersebut.

"Iyah dok saya akan usahain, apa saya boleh masuk ke dalam dok?” tanya Syallif.

"Iya silakan.”

Setelah mendapatkan izin dari Dokter Syallif masuk ke dalam ruang rawat Zidan kemudian duduk di kursi yang ada di samping ranjang pasien. Dan tak lama kemudian jari jemari Zidan bergerak perlahan Zidan membuka mata nya.

"Bang...” lirih Zidan.

"Iyah kenapa?" tanya Syallif. “Ada yang sakit?” lanjutnya.

"Kenapa lo bawa gue ke rumah sakit? Gue mau pulang.”

"Zid please lo baru aja sadar dari pingsan, seenggaknya lo nginep satu atau dua hari disini,” ucap Syallif sedikit membentak.

"Gue tetap pengin pulang bang, gue gak mau nginep disini. Lagian gue dah mendingan, gue gak kenapa-napa, kenapa lo khawatir banget sama gue?”

"Pertanyaan lo tolol atau gimana sih, jelas gue khawatir, lo keluarga yang gue punya Zidan. Gue gak mau sampai lo ninggalin gue kaya bunda sama ayah, gue sayang sama lo,” ucap Syallif emosi.

"Gue tau lo sayang sama gue bang, tapi lo gak usah berlebihan. Lagian gue gak kena penyakit parah kan bang?” bentak Zidan.

"Lo emang gak kena penyakit parah Zid, tapi gue khawatir sama lo, gue gak mau lo kenapa-napa.”

"Sekarang gue tanya sama lo, apa lo tau penyakit gue bang?” tanya Zidan.

"Lo sebenarnya punya penyakit asam lambung yang udah lumayan parah,” jelas Syallif sedikit gugup.

Zidan menyengitkan dahinya, kena asam lambung tapi kok yang sakit kepalanya? Setau dirinya asam lambung itu yang sakit perutnya.

"Ha... asma lambung serius bang, kok kaya gak masuk akal yah? Asam lambung kan yang sakit biasanya perut lah gue mah yang sering sakit kepala,” tanya Zidan.

"Gak semua penyakit asam lambung, yang sakit tuh perutnya Zidan. Bisa aja kepalanya karna nyalur ke syaraf otak, kalo lo gak percaya tanya aja sama mbah google tentang penyakit asam lambung.”

"It's ok gue percaya.”

"Lo dah tau kalo lo kena asam lambung, jadi gue minta lo jaga kesehatan sama jangan lupa minum obatnya jangan sampai telat. Gak enak kan kalo sakit.”

"Iyah bang.”

"Permisi...” sahut suster sambil memasuki ruang rawat Zidan.

"Salah satu anggota keluarga pasien dimohon untuk mengambil obat di apotik rumah sakit,” lanjut suster tersebut.

"Iyah sus nanti saya ambil obatnya.”

"Ya udah saya permisi dulu,” ucap suster tersebut kemudian keluar dari ruang rawat Zidan.

"Ya elah tuh suster ngomong aja formal banget, udah kaya ngomong sama CEO aja. Udah tau juga cuman lo doang bang pakai bilang salah satu anggota keluarga jiiiaa elah.”

"Udah lah Zid, gak usah dipermasalahkan, dia kan kerja harus sesuai prosedur. Harus sopan santun sama pasiennya, kan berabe kalo suster ngomongnya lo gue ke pasiennya.”

"Ya udah gue mau ambil obat dulu, awas lo kalo sampai kabur, gue sunat lo tiga kali,” lanjut Syallif sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat Zidan.

"Gue bukan bocah yah bang, yang kabur kalo gak ada yang jaga,” teriak Zidan.

"Ya kali dia mau sunat gue tiga kali, dua kali aja gue ogah. Bisa habis punya gue terus gak bisa bikin Zidan junior dong, ehh ko gue mikir gituan yah sekolah aja belum beres udah mikir gituan.”
Zidan off.
*****************
"Ko bisa yah pangeran tembem gue masuk rumah sakit, perasaan kemarin gak papa deh,” ucap Putri.

"Eh itu cubby gue, lagi ngapain sih,” lanjut Putri sambil menghampiri Syallif.

"Syal, lo ngapain ganti tulisan obat itu sama bungkusnya,” tanya Putri yang tiba-tiba sudah di samping Syallif.

Syallif sangat amat terkejut dengan kedatangan Putri.

"Lo salah lihat kali, lo ngapain kesini?” tanya Syallif sedikit gugup.

"Gue kesini mau jenguk pangeran tembem gue lah, gue juga matanya belum burem Syal. Lo kenapa gantiin tuh obat? Terus tuh obat buat siapa?” tanya Putri.

"Katanya lo mau jenguk Zidan, ya udah sana tuh kamar Zidan di sebelah sana, Zidan juga pasti dah kangen sama lo.”

"Gak mau! lo belum jawab pertanyaan gue,” tolak Putri. “Lo tuh kaya nyembunyiin sesuatu.” Sambung Putri.

"Pertanyaan yang apa sih, udah sana katanya pengin jenguk Zidan, ntar gue nyusul.”

"Pokoknya gue lihat dulu obat nya dan lo jelasin ke gue,” ucap Putri sambil merampas obatnya dari tangan Syallif.

"Puutt..."

"Syal, ini maksudnya apa?, ini obatnya siapa?" tanya putri.

"Put ayo kita ke ruang rawat nya Zidan, pasti Zidan lagi sendirian.”

"Jelasin dulu ini maksudnya apa? Apa ini obatnya Zidan? gak kan?, ini bukan obatnya Zidan,” ucap Putri gemetar.

"Syal jawab donk! Jangan diem aja” lanjut Putri.

"Iya itu obatnya Zidan, Zidan kena penyakit kangker otak stadium dua. Selama ini gue yang tau tentang penyakitnya, bahkan Zidan sendiri gak tau tentang penyakitnya, kemaren lo tanya kenapa gue berubah? Yah karna ini karna Zidan gue bener-bener gak sanggup buat kehilangan Zidan. Udah cukup orang tua gue aja, jangan Zidan juga,” Syallif dengan mata berkaca-kaca.

Air mata putri sudah turun membahasai pipi cubbynya.

"Kenapa lo gak pernah cerita sama gue, kenapa lo simpen sendiri" ucap putri.

"Gue gak mau sampai zidan tau put kalo gue cerita ke orang lain" ucap syallif.

"Tapi syal nanti juga dia bakal tau" ucap putri.

"Tapi belum waktunya Put, lo lihat sendiri kan zidan orangnya gimana dia periang gue gak mau cuman gara-gara penyakit sialan itu zidan jadi terpuruk, sekarang gue minta lo jaga rahasia itu jangan sampai zidan tau dan jangan pernah keceplosan depan zidan," ucap Syallif kemudian pergi meninggalkan putri.

KUTUNGGU KAU DI KEABADIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang