“Kata orang, bahagia itu sederhana. Tapi, mengapa aku sangat sulit merasakan bahagia walau hanya sebentar saja?”
—Aksaka Zalian Ramalio
-----
Saka memejamkan matanya rapat-rapat. Hatinya berdegup kencang saat merasakan aliran panas di dadanya hingga turun ke perutnya.
Ia takut untuk membuka matanya. Ia tak mau melihat kaosnya yang basah dan kotor akibat kopi yang tertumpah di kaos yang sangat Saka cintai.
Saka mencoba menetralkan napasnya yang menggebu. Ia mengepalkan tangannya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa kaos yang dipakainya baik-baik saja. Namun sepertinya, itu sangatlah mustahil.
"Ma—Maaf, Shi—Shilla nggak sengaja, Kak!" ucap Shilla takut yang sebelumnya hanya bergeming di tempatnya. Gadis itu sempat terkejut karena kopi bawaannya yang tertumpah di kaos seorang pria jangkung dan tampan ini.
Saka membuka matanya. Jangan kalian pikir, Saka menatap Shilla. Tidak!
Saka memilih untuk melihat keadaan kaosnya sekarang, matanya membulat sempurna saat matanya menangkap noda coklat yang seolah mewarnai kaosnya.
Napasnya berderu cepat lagi, emosinya mencuat. Ia beralih menatap si tersangka. Saka menatap Shilla tajam, bagaikan sang elang yang ingin menangkap mangsanya!
Saka bergerak mendekat pada Shilla yang sedang menatapnya takut, kemudian ia mendorong tubuh Shilla ke belakang cukup keras. Tentu saja Shilla memekik kaget.
Saka mendengar rintihan dari Shilla, namun Saka sama sekali tidak menggubrisnya. Ia malah menarik rambut Shilla kuat-kuat dan sangat kasar setelahnya.
"BANGUN LO, GADIS SIALAN!" maki Saka cukup keras sambil terus menarik rambut Shilla. Shilla meringis kesakitan, Saka melihat Shilla yang meneteskan airmatanya. Namun sekali lagi, Saka tidak peduli!
"Ma—maaf. Shi—Shilla beneran nggak sengaja," isak Shilla lirih. Ia menahan rasa sakit dan pening di kepalanya karena Saka yang masih terus menarik rambutnya.
Bahkan rambutnya saat ini sudah tergerai dan acak-acakan.
"BANGUN ANJING!" sentak Saka sekali lagi. Ia ingin menampar gadis itu sekarang juga.
Saka frustasi dan bertambah emosi saat Shilla sama sekali tidak bergerak. Ia hanya diam di tempatnya dan menangis. Saka segera memaksa gadis itu untuk berdiri.
Ditariknya rambut Shilla lebih kencang lagi sampai gadis itu mau berdiri. Ringisan dari Shilla semakin banyak terdengar.
Pengunjung cafe hanya diam melihat moment itu. Bahkan ada yang merekam kejadian mengenaskan itu. Mereka seakan sudah terbiasa dengan anak remaja zaman now. Dan mereka lebih memilih untuk mem-viralkannya daripada menolong Shilla.
Saat Shilla sudah berdiri di hadapannya dan terus terisak, Saka mengangkat salah satu tangannya. Ia bermaksud untuk menampar gadis itu.
Namun niat Saka berhasil gagal, karena tangannya sudah dicekal terlebih dahulu oleh seseorang. Saka mendengkus, ia tahu betul, bahwa itu adalah ulah sahabatnya.
Saka menoleh. Dan benar saja, ia melihat ketiga sahabatnya sudah di dekatnya. Dan Zenka sedang memegangi tangannya,
Zenka menatap Saka tajam, "Jangan kayak gitu sama cewek!" peringat Zenka. Menurutnya, Saka sudah sangat keterlaluan. Apalagi mengingat, bahwa gadis yang ingin ditampar Saka itu adalah gadis yang sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Boyfriend [COMPLETED]
Teen Fictioncover by @itskarrin "Tolong...., Tolong. Jangan buat gue tersiksa." Mari kita bercerita. Bagaimana perasaanmu ketika kau harus berpisah dengan orang yang meski sangat kamu sayangi? Tidak ada toleransi. Tidak ada waktu memperbaiki. Tidak ada lagi kes...