22. DISTANT

7.6K 345 70
                                    

“Kamu seperti awan berkabut yang menutupi ceria sinar mentari.”

serem :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

serem :(

Play mulmed-nya, ya.

---

Gue kangen.”

Shilla tertegun beberapa saat. Jantung-nya berdegup lebih kencang. Deru napas pria dingin itu masih sangat jelas berhembus di telinga-nya.

Shilla menangis dalam dekapan Saka. Shilla tidak bisa membohongi dirinya sendiri, jika ia juga rindu dengan sosok Saka. Sangat.

Aroma-nya yang khas, suara-nya, hangat tubuh-nya, semuanya dari dia membuat Shilla mati kutu. Ia benar-benar rindu. Tidak melihatnya selama dua minggu sudah sangat menyiksanya. Padahal dia sendiri yang ingin pergi.

Shilla terbawa suasana. Ia terus menikmati momen ini yang tidak akan pernah ia lupakan. Hampir saja Shilla membalas pelukan cowok itu, namun ia urungkan.

Shilla sedikit ragu. Apakah Saka memang benar tulus rindu padanya? Atau hanya berpura-pura saja? Karena dia merasa bersalah lagi?

“Kangen,” kata Saka lirih dan bernada manja.

Wajah Shilla me-merah seketika. Suara Saka yang seperti itu membuatnya gemas akut. Jika seperti ini, bagaimana caranya Shilla bisa melupakan pria itu? Saka curang. Curang sekali!

Shilla melepas pelukan itu paksa. Ia menatap Saka sebal. “Aku enggak! Udah, Shilla mau pergi.” bohong, bodoh.

Saka mencekal, ia menggenggam lengan Shilla erat. Tidak membiarkan gadis itu pergi lagi.

“Udah hilang?” tanya Saka menatap Shilla. Mereka saling berhadapan dan bertatap.

Shilla memalingkan tatapan-nya, malu. “Belum! Susah tau. Makanya jangan nemuin Shilla!” balas Shilla dengan suara ketus yang memaksa.

Salah satu sudut bibir Saka terangkat, “Bagus.”

Shilla membulatkan bola matanya, “Kok bagus, sih?” tanya-nya kesal.

Saka tersenyum. Ia mendekat. Merapikan beberapa helai poni Shilla yang sedikit berantakan, menyebabkan Shilla menahan napasnya.

Saka menatap mata Shilla dalam, “Karena lo memang harus tetep suka sama gue.”

Mata Shilla melebar. Pipinya merona lagi. Ia menghempas tangan Saka.

“Basi! Shilla nggak bakal luluh lagi sama Saka. Saka itu cowok jahat! Udah jangan nemuin Shilla dulu,” sahut Shilla.

Ia hendak pergi namun Saka menahan. Pria itu menarik Shilla ke dalam pelukan lagi. Namun Saka melingkarkan kedua tangan-nya pada pinggang Shilla yang sedang menghadap depan, membelakangi Saka.

My Cruel Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang