37. INGKAR

6K 245 15
                                    

"Aku ingin memperjuangkanmu, walau untuk sekali saja."

Aku mulai merindukan hadirmu. Kapan kamu mau kembali?

dari, Shilla yang tidak pernah mau melupakanmu.

------DOUBLE UPDATE SPECIAL UNTUK KALIAN SEMUA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------
DOUBLE UPDATE SPECIAL UNTUK KALIAN SEMUA. TERIMAKASIH :)

Saka menghela napasnya sembari memejamkan matanya kuat. Apa lagi cara yang harus ia gunakan untuk membuat Shilla menjauh? Mengapa gadis itu terlalu keras kepala? Andaikan saja Shilla mau sedikit mengerti. Saka melakukan semua ini karena ia sangat menyayangi Shilla setulus hatinya.

Saka menyandarkan tubuhnya ke tembok pembatas lorong perpustakaan. Cowok itu memandang kosong taman belakang sekolah yang berada di hadapannya. Dulu, Shilla selalu menangis di sana tiap kali gadisnya itu marah dan kecewa. Ah, bukan. Shilla bukan lagi gadis miliknya. Shilla sudah bukan lagi haknya.

Jika saja ia mampu,
Jika saja Saka mempunyai daya,
Jika saja Saka berani melawan Ramalio, pasti Saka masih bisa melihat senyuman ceria gadis itu. Kini, dirinya ini hanya bisa membuat Shilla menangis. Saka juga tidak bisa menepati janji-janjinya. Harus bagaimana Saka sekarang? Ia tidak mau menyakiti Shilla. Tetapi jika hubungan ini terus berlanjut, Saka akan lebih membahayakan gadis itu. Papanya tidak pernah macam-macam dengan ancamannya. Bahkan Ramalio juga mengancam akan menyeret Mamanya ke dalam permasalahan itu.

Saka diam mematung. Telinganya dengan jelas mendengar isak tangis seorang perempuan. Kedua matanya berhenti bergerak. Saka hapal betul suara tangis itu. Rasanya, begitu menyakitkan. Dia membuat Shilla kembali meneteskan air matanya. Saka benci betul jika Shilla sudah mengeluarkan air matanya. Tetapi, ia malah yang menyebabkan sakit itu sendiri. Saka telah mengingkari janji-janjinya kepada gadis tercintanya!

Tembok pembatas itu menjadi satu-satunya saksi bisu pertemuan mereka. Dua insan yang harus sama-sama merasakan perih karena sebuah perpisahan. Mulai dari yang mencintai berlebih, hingga kosong ruang hati yang hanya terisi dengan kehampaan. Hati Saka semakin remuk, ia mendengar Shilla yang terisak hebat. Suaranya mewakilkan seluruh rasa sakit hatinya yang mendalam.

"Kenapa harus Saka yang pergi? Kenapa Saka juga ikut-ikutan pergi? Apa bener cinta itu udah hilang? Atau mungkin cinta itu memang nggak pernah ada?" Shilla menangis kencang. "Shilla nggak punya siapapun lagi. Kenapa Saka tega lakuin ini ke Shilla? Apa Saka belum puas bikin hati Shilla sakit selama ini? Masih kurang?"

Tidak. Shilla tidak menyadari kehadiran Saka di belakang tembok itu. Gadis itu hanya meloloskan beberapa kata yang tidak bisa ia ungkapkan kepada cowok itu. Bukan, bukan tidak bisa. Namun tidak sempat. Saka selalu berhasil menghindarinya. Membalik badannya, dan memilih diam tanpa mau repot-repot mengucapkan sepatah kata apapun.

My Cruel Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang