“Setiap orang memiliki bahagia dengan caranya sendiri.”
GAKUAT :((
jgn lupa play mulmednya.
---
Sean bangkit dari sofa ketika mendengar deru motor yang ia yakini adalah milik Saka. Saudara kandungnya itu kini lebih sering keluar malam-malam. Ia tidak tahu Saka akan pergi kemana. Tidak ada Shilla yang mendampinginya. Saka hanya sendirian. Berlalu bersama motor kesayangannya.
Sean masih belum bisa berkomunikasi baik dengan adiknya itu. Saka masih memilih bungkam dengannya. Bahkan mereka berlagak saling tidak mengenal jika berpapasan. Fuchia, sebagai ibu dari kedua anak laki-lakinya juga sudah berusaha untuk melerai pertengkaran mereka. Namun Saka tidak mau. Cowok itu memilih seperti ini dengan Sean. Maka, Fuchia juga tidak bisa membantah.
Sean semakin curiga. Ini sudah jam dua belas malam. Dan Saka hanya memakai jaket kulit hitam juga tas kecilnya. Sean yang tadinya hanya mengintip melalui cendela, memutuskan untuk mengikuti Saka.
Sean menarik pedal gas mobilnya. Ia memilih menggunakan mobil karena tidak mau diketahui oleh Saka. Sean juga berusaha mengambil jarak jauh dari jalannya motor Saka.
Sean mengerutkan keningnya, ia seperti sudah pernal melewati jalan ini. Tapi dimana? Sean tidak mengingatnya. Walau begitu, ia sangat yakin bahwa dirinya pernah melewati rute ini.
Sean ikut menghentikan mobilnya sesaat setelah Saka memakirkan motornya di samping gedung yang ramai akan pengunjung. Tadinya, Sean mengira Saka akan mengunjungi gedung itu. Ternyata, cowok dingin nan angkuh itu malah masuk ke dalam gang kecil yang berada tepat di antara kedua gedung yang menjulang tinggi itu.
Sean semakin curiga melihat Saka yang berlari kecil dan terburu-buru. Ia membuka pintu mobil dan keluar. Mengikuti Saka dengan hati-hati di belakangnya. Sean juga memperhatikan langkahnya agar tidak terdengar oleh Saka.
Disaat memasuki dalam gang, Sean memejamkan matanya. Ia benar-benar yakin, sudah pernah mengunjungi tempat ini. Namun, apa? Sean tidak tahu. Daripada mati penasaran, Sean masih mengikuiti langkah Saka yang perlahan meninggalkannya.
Sean melihat Saka yang membuka pintu besar dan tinggi lalu masuk ke dalam. Sean juga melihat sekilas Saka yang langsung membuka kaos berwarna maroon-nya sebelum pintu itu kembali tertutup.
Suara riuh berisik langsung mengisi tempat itu. Sean bingung bukan kepalang. Keningnya mengkerut jelas selagi ia mendengar bunyi lonceng berbunyi.
Perasaan Sean semakin tidak enak. Ia bergerak masuk dengan cepat. Pemandangan yang ia tangkap adalah Saka yang sedang berdiri gagah di atas Ring dan tidak memakai bajunya yang menyebabkan otot-otot cowok itu ter-ekspos.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Boyfriend [COMPLETED]
Teen Fictioncover by @itskarrin "Tolong...., Tolong. Jangan buat gue tersiksa." Mari kita bercerita. Bagaimana perasaanmu ketika kau harus berpisah dengan orang yang meski sangat kamu sayangi? Tidak ada toleransi. Tidak ada waktu memperbaiki. Tidak ada lagi kes...