"Karena hati yang membeku pasti akan perlahan mencair,"
-My Cruel Boyfriend
---
Saka merebahkan tubuhnya di atas kasur king-size nya. Ia menghembuskan napas sambil menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya sedari tadi hanya dipenuhi oleh Shilla yang sebelumnya ia anggap sebagai gadis sialan.
Saka menggertakkan giginya, merasa kesal karena dirinya sendiri sudah berbuat baik kepada Shilla. Akibat tatapan Shilla yang sangat lembut dan polos tersebut, Saka menjadi seperti ini. Terlihat seperti bukan dirinya. Saka terlalu lemah jika mengingat suatu hal yang berkaitan dengan Oma kesayangannya.
Oma sudah meninggalkannya sejak 2 tahun yang lalu. Dan orang tuanya juga sudah resmi bercerai setelah itu. Mungkin benar, sifat dan sikapnya berubah drastis semenjak itu. Saka mengakui dirinya yang sekarang, dia adalah pria yang sangat berengsek.
Saka melirik sebuah figura di atas meja belajarnya, di dalamnya menampilkan foto Saka bersama Oma. Di sana terlihat Saka yang tersenyum bahagia. Mungkin, itu terakhir kalinya Saka bisa tersenyum layaknya manusia normal.
Saka memejamkan matanya, Oma-nya di atas sana pasti sangat sedih melihat perilaku dirinya. Saka merasa hancur saat orang-orang terdekatnya mulai meninggalkan ia. Sekarang, tinggal Sean dan Arhen, juga Zenka yang tersisa. Tidak ada lagi.
Seharusnya Saka menjaga mereka agar mereka tidak menjauh dengan dirinya, namun Saka tidak berbuat apapun. Hatinya terlalu keras untuk melakukan itu. Saka tak bisa apa-apa. Walau begitu, Saka sebenarnya sangat takut kehilangan orang terdekatnya yang tersisa. Tetapi Saka sulit untuk mengungkapkan itu semua.
Saka mengacak rambutnya frustasi, "Maaf, Oma. Saka nggak bisa ikhlasin Oma," gumamnya.
Mata Saka perlahan memanas saat mengingat pesan terakhir sang Oma, "Saka kamu dan Sean adalah cucu kesayangan Oma. Kalau Oma udah nggak ada, kalian jadi anak yang baik ya. Oma seneng kalau kalian banggain Oma dan orangtua kalian. Kamu juga harus bersikap baik sama orang lain, seperti yang Oma ajarkan ke kamu."
Saka menggeleng, ia mengingat lagi mendiang Oma-nya. Tentu, Saka sudah melanggar seluruh pesan Oma-nya. Tapi Saka punya alasan tersendiri. Shilla sudah membuat kaos pemberian dari Oma kotor. Ia tak bisa memaafkan Shilla begitu saja. Saka sangat jarang mengucapkan kata "maaf" dan "terimakasih".
Saka menunduk dalam, ia memeluk figura itu. "Maafin Saka, Oma. Saka susah untuk berbuat baik." sekarang Saka berada pada ujung kebimbangan, apakah ia harus berbuat baik pada orang lain atau tetap mempertahankan perilakunya yang buruk itu?
💨
Shilla membuka kunci pintu rumah kecilnya dengan tergesa. Ia kemudian masuk ke dalam rumah dan langsung menutup serta mengunci pintu itu. Shilla bernapas lega, kemudian ia menunduk melihat jaket bomber berwarna hitam milik Saka.
Shilla memeluk jaket itu yang masih dipakainya, "Jangan sampai Mama tau. Kalau Mama tau, pasti jaket ini bisa dijual. Aku nggakmau bikin Saka marah lagi," ujar Shilla.
Kemudian gadis itu beranjak ke kamar tidurnya. Shilla meletakkan tas dan melepas sepatunya. Kemudian ia berbaring di atas kasur sempitnya.
Shilla menghirup aroma jaket itu lagi, "Wangi bangeeet. Ini pasti parfum mahal!" ucapnya antusias. Shilla kemudian tersenyum, senang karena Saka sudah menyelamatkannya tanpa menyiksa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Boyfriend [COMPLETED]
Novela Juvenilcover by @itskarrin "Tolong...., Tolong. Jangan buat gue tersiksa." Mari kita bercerita. Bagaimana perasaanmu ketika kau harus berpisah dengan orang yang meski sangat kamu sayangi? Tidak ada toleransi. Tidak ada waktu memperbaiki. Tidak ada lagi kes...