Bagian 2

3.3K 152 47
                                    

"Maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf. Aku telat, tadi aku kesiangan."

Deana menatap benci kepada Hillal yang baru datang. Lelaki itu janji akan mengantarnya latihan jam 7 pagi tapi dia datang jam 8 bahkan, mendekati jam 9. Oke, Deana ingin berkata-kata kasar sekarang.

"Lo tau gak ini jam berapa? Gue telat gara-gara lo!!"

"Maaf, De. Aku..."

"Udah-udah, gue gak ada waktu buat dengerin ocehan lo!" Deana segera masuk ke dalam mobil meninggalkan Hillal yang berdiri diam di depan pintunya. Merasa tidak ada waktu untuk mendatangi atau sekedar mengucap salah kepada mertuanya, Hillal langsung masuk mobil.

"Kenapa lo malah, diem?"

"Aku mau pamit..."

"Gak ada orang di rumah, udah cepet kita berangkat!"

Hillal mengangguk mengiyakan. Sedikit dirinya meringis merasakan mual dan perih di perutnya. Aku lupa, belum makan.

25 menit kemudian...

Mereka sampai di tempat latihan narinya Deana. Tanpa mengucap salam bahkan, basa-basa. Deana keluar dari mobil dan lari ke dalam gedung itu. Hillal lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Kapan Deana bisa bersikap baik padanya? Oke tanpa mau memikirkan apapun lagi, Hillal segera membuka kotak makannya dan segera menyantap apa yang ada di dalamnya.

@@@

"Lo telat?"

"Sorry, ya temen-temen. Tadi aku tunggu temen dulu, dia lama banget datengnya?"

"Temen apa pacar?" goda salah satu anggota di sana. Deana memutar bola matanya malas.

"Teman, kok," jawabnya.

Laura menghela nafas. Dia bisa menebak siapa orang itu, dan tanpa berpikir atau melakukan apapun lagi. Mereka segera memulai latihan mereka. Deana menatap seorang lelaki-anak baru, yang akan menari bersamanya dengan pandangan bersemu.

"Hai, gue Deana pasangan lo," ucap Deana.

"Hai, gue Leon, senang berkenalan dengan lo," balas lelaki itu tersenyum.

Deana menunduk salah tingkah. Kelakuan sahabatnya itu tidak lepas dari pandangan Laura

"Mau menari?" ajak Leon.

Deana mengangguk mengiyakan, dan merekapun menari bersama. Dengan mesra Leon memeluk pinggang Deana dan Deana mengalungkan kedua tangannya di leher Leon. Pandangan mereka terkunci, Deana dapat merasakan dag dig dug di hatinya dan juga deru nafas milik Leon. Alunan musik terdengar, bagaikan melodi indah yang menggerakan badannya, Deana dan Leon mulai melatihkan tarian mereka. keduanya kembali larut dalam dunia tarian mereka, dan mulai menyatu dengan lagu mereka.

Alunan lagunya indah. Mereka terlihat seperti pasangan sungguhan, pasangan yang sedang dimabuk asmara. Anggota yang tadinya menari terdiam menatap keduanya, mereka bersorak seaakan merasakan keindahan tarian keduanya. Mereka serasi bukan? Sangat, kurasa.

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang