Bagian 7

2.2K 111 7
                                    

"Kenapa sih, Kak?" kesal Fary. Tentu saja, dia berkali-kali melihat Hillal bolak-balik melewati kamarnya. Owh iya, satu kebiasaan aneh Fary, dia jarang membiarkan pintu tertutup jika siang makanya dia yang sedang asik main game bosen dan merasa aneh melihat bayangan Hillal yang lewat begitu terus.

Dan itu juga salah satu kebiasaan aneh Kakaknya, kalau ada perlu sesuatu dengannya bukan langsung masuk pasti mondar-mandir gak jelas macam itu. Bukan apa-apa, kadang Fary suka parno sendiri. bukan dia takut, dia hanya belum siap bertemu dengan hal-hal semacam itu. hal yang menguji adrenalin.

"Gak papa."

Hillal kembali terdiam namun tetep melakukan aktivitas aneh tadi. Fary menghela nafas.

"Kakak mau minta tolong apa?"

"Eh, kamu kok tau Kakak mau minta tolong?"

Fary mengangguk, "Jadi?" tanyanya.

Hillal masuk kedalam kamar Fary.

"Pelase... bantuin gue."

@@@

Seseorang masuk kedalam sebuah gedung lomba, membuat semua pandangan menuju padanya. Semua orang memandangnya dengan pandangan yang bebeda-beda, entah itu kagum, tidak percaya atau suka. Yang jelas seseorang itu sangatlah tampan dan mengagumkan.

"Lo... lo Hillal?" tanya Hani dan Kasih tidak percaya.

Hillal tersenyum membuat beberapa perempuan di sana menjerit senang.

"Wow, beda aja kamu, lal." Laura menyenggol lengan Hillal. Hillal tersenyum.

Deana mendekati Hillal dengan pandangan tidak percaya. Ya, semua orang menatap Hillal seperti seorang angsa buruk yang tiba-tiba saja berubah menjadi pangeran tampan.

"Ini elo?" kata Deana pertama kali.

"Iya, ini aku."

"Hueeekkk... " Deana menutup mulutnya.

"Kamu gak papa?" tanya Hillal mendekat.

Sebelum Deana kembali berucap, Mbak Sera sudah menginterupsi keduanya untuk segera menaiki panggung. Awalnya Deana sempat takut dengan Hillal yang bisa saja gagal di sana. Awas aja, kalau kali ini gagal!

Mereka berdua memberi salam pada juri. Lagu terdengar, Hillal menghela nafas dan memejamkan matanya sebentar. Tubuhnya mulai melakukan tugasnya dan menari indah, begitu juga Deana. Keduanya larut dalam alunan lagu dan musik yang mengiringi tarian keduanya. Tanpa ragu Hillal memeluk pinggang Deana dan Deana menaruh kepalanya diceruk leher Hilllal keduanya terdiam dan musik berhenti. Keduanya dapat merasakan detak jantung mereka masing-masing, Deana bahkan dapat merasakan perasaan aneh dan nyaman mulai memasuki relung hatinya. Tanpa sadar, tepuk tangan ricuh saling menyahuti.

Love you DNA.

@@@

Deana terdiam sambil menaruh tangan di dadanya. Perasaan itu adalagi saat dirinya menyebut nama calonnya. Deana mulai merasakan perasaan menyesal, takut kehilangan dan kekecewaan untuk dirinya yang selama ini. Deana mulai menyadari kesalahannya dan tanpa dia sadari, setetes air mata tanpa permisi mengalir indah dipipi kanannya.

"Selamat, ya!" ucap seseorang dari belakangnya. Dengan segera Deana mengusap air matanya dan berbalik. Betapa kagetnya perempuan itu saat melihat siapa yang ada di depannya.

"Eh, Loen. Iya, kamu kok bisa ada di sini?" tanya Deana. Leon terkekeh.

"Tentu bisa, masa pacar aku lomba akunya enak-enakkan di rumah. Kalau gak ada kamu gak bisa buat yang enak-enakkan."

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang