Bagian 21

1.9K 115 3
                                    

"Sini ke Mamahh..." Deana merentangkan tangannya kepada Della yang mulai bisa berdiri.

Della kecil menoleh dan tertawa, dia mulai melangkah mendekati wanita yang dia tau selalu memanggil dirinya Mamah itu. Tapi pada saat akan sampai beberapa langkah lagi suara seseorang dari arah pintu membuat keduanya beralih padanya.

"Papah pulang!!" kata Hillal.

Della tersenyum melihat pria ganteng yang sering memanggil Papah pada dirinya sendiri itu. entahlah, Della tidak mengerti apa maksud dari mereka tapi yang jelas dia lebih menyukai pria ganteng itu melainkan wanita cantik yang menemaninya.

"Della!" Hillal berkata riang saat melihat Della yang mulai berjalan kearahnya. Dia berjongkok dan merentangkan tangannya.

Deana yang melihat anaknya itu kesal sendiri. ya, Della lebih deket sama Papahnya.

Owh iya, saat ini mereka kembali lagi ke Bandung dan tinggal di apartemen. rencananya mereka akan pindah saat rumah baru selesai di renovasi dan di buat beberapa ruangan lagi. ya, rumahnya nanti gak jauh dari rumah orang tua Hillal. Masih satu komplek, tapi rumah mereka akan berada disamping rumah Geli, Abangnya. Jadi, mereka akan bertetanggan nanti.

"Anak Papah pinter banget sih!" Hillal menciumi pipi tembem Della.

Della bergumam tidak jelas sambil tertawa geli.

"Kok pulangnya cepet?" Deana menyalimi Hillal dan bertanya.

"Mau ada tamu kerumah."

"Siapa?"

"Biasa, grup riweh sama adik iparmu."

Deana mengangguk mengerti. Mungkin setelah ini dia akan membuat beberapa makanan dengan porsi lebih, karena biasanya yang makan kan cuman dirinya dan Hillal saja. Della sendiri masih memakan bubur dan biskuit bayi saja.

"Mereka rencananya mau pergi jalan-jalan. Bagaimana kalau besok kita ikut, sekalian juga buat ngenalin Della sama dunia luar?"

"Emangnya kamu gak kerja?"

"Itu perusahaan Papah, tenang aja!"

Deana memutar bola matanya malas. "Kebiasaan, sombong amat!" cibirnya.

Hillal terkekeh. Dia mengelus rambut Della pelan, anak itu mulai terdiam dan tertidur di pelukannya.

"Eh kok tidur sih? Padahal belum mandi!"

"Kamu belum mandiin Della?"

"Ini baru jam 3 A'a, biasanya aku mandiin dia jam setengan 4 tan, kamu kan pulang jam 6man jadi tinggal terima Della yang udah cantik, bersih, dan wangi."

"Iya juga sih. Terus ini gimana?"

"Udah biarin gitu aja dulu. Kalau dipindahin sekrang dia nanti rewel, biar dia kenyang dulu tidurnya."

Hillal melongo gak percaya melihat Deana yang meninggalkannya dengan posisi Della yang mager sedangkan dirinya mulai merasa pegal. Dia menghela nafas dan menatap wajah Della yang tertidur damai, dengkuran halus terdengar membuatnya tersenyum.

"Kamu cantik banget sih," gemasnya.

"Awas jangan sampe bangun!" ada suara teriak Deana yang terdengar dari arah dapur.

Hillal tersenyum geli. "Mamah kamu galak amat sih Nak, tapi Papah cinta," bisiknya kepada Della.

"Aku denger ya!"

Hillal tersentak kaget, dia menatap kearah Deana yang ternyata sudah ada disampingnya sambil menatapnya garang.

"Eh, Mamah." Hillal terkekeh.

@@@

"Assalamualaikum!" Geli memencet bel.

Micho yang ada digendongannya ikut memencet bel.

"Mikum!" kata anak itu.

Mocha tertawa melihat kelakuan anaknya, "Dasar pengikut aliran sesat!" Fary berguman pelan.

"Apa lo bilang?" tanya Geli yang mendengar.

Baru saja Fary akan berucap, pintu sudah terbuka.

"Waalaikumsalam," kata Hillal.

Della tersenyum membuat Mocha dan Fary sama-sama terpekik lucu.

"Asik gilaaa lucu amat nih anak!" kata Fary menoel-noel pipi gembul Della.

"Della ucul banget sih!!" Mocha menciumi Della.

Anak itu malah semakin tertawa senang. Dia bahkan bertepuk tangan dan meminta digendong oleh Fary. Ya, Della sangat senang jika digendong oleh orang ganteng seperti orang yang dimintanya atau mungkin yang selalu memanggilnya Papah itu.

Mereka mulai duduk di sofa ruang tamu.

"Ih masa gak mau sama aku sih!" kesal Mocha.

"Della emang gitu Mbak, suka sama cowok ganteng!" kata Deana yang datang dengan nampan minuman.

Fary asik mengajak Della berbicara. Micho yang merasa pamannya mulai diambil alih ngamuk pengen ke Fary. Bedannya dengan Della adalah Micho lebih dulu berbicara dari pada jalan jadi, kalau dia dilepaskan dia paling bakal merangkak ke tempat Fary yang asik sama Della.

"Aduh kamu kanapa sih Micho?" tanya Geli.

Anaknya itu cemberut dan menunjuk Fary.

"Ndak... ndakk... ndak boyeh!" katanya aneh.

Mocha mengerutkan dahinya, "Kamu mau sama Om Fary?"

"Paman Mocha! Emang gue om-om!"

"Omm..." Della mengikuti ucapan Fary.

"Wah anak Papah udah bisa ngomong ya," Kata Hillal senang.

"Ommm!" Micho tetap berusaha lepas dari Pappynya.

"Gak! Paman gak mau sama Micho, bosen mau sama si cantik Della aja." Fary mencium pipi Della.

Micho sudah berurai air mata dan dia pun menangis.

"Eh ni anak malah mewek!" Kata Geli.

"Sini sama aku," ucap Mocha. Geli memberikan Micho kepada Mocha.

Tangisan Micho berhenti saat dia melihat Hillal yang ada disamping Mammynya. Dia ingin digendong oleh Hillal.

"Owh mau sama Paman Hillal ya?" Mocha memberikan Micho kepada Hillal.

Micho tersenyum senang, dia bertepuk tangan.

"Aman... aman..." celoteh.

Della melihat Papahnya itu menggendong seseorang membuatnya tidak rela. Dia turun dari gendongan Fary dan mulai berjalan kearah Papahnya.

"Emmm..." kata Della setelah sampai di dekat kaki Hillal.

Micho yang melihat Della mendekat malah memeluk Hillal kencang. Della mulai merajuk minta digendong. Hillal pusing sendiri melihat kelakuan dua bocah ini.

"Deh kayak musuh aja ni dua anak." Fary menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Della makan dulu yuk, kamu belum makan," kata Deana yang datang dengan semangkuk bubur.

Della malah ngamuk dia mau digendong oleh Papahnya. Hillal menaruhnya di pangkuannya dengan tangan yang gak menggendong Micho. Kedua bocah itu saling tatap dan Micho malah memukul wajah Della membuat bayi perempuan itu menangis.

Para orang tua panik melihat kejadian itu segera memisahkan keduanya yang berakhir dengan tangisan kedua bayi itu.

"Eh ini anak masih kecil aja udah mukul cewek, ciri-ciri anak brengsek nih! Sama kek bapaknya."

"Fary!" kata Geli kesal.

"Hehehee... piss bang!" cengengesnya. 

.............................

Mau ada yang spesial. Tapi nanti yesss

Tunggu aja.

Segini dulu aja ah, aku lagi mumet ide

Jumpa lagi nanti

Byebye💕💕

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang