Bagian 11.

2.2K 119 14
                                    

1 bulan kemudian...

Pagi itu sama seperti hari sebelumnya. Bedanya, tempat dimana Deana beradalah, tidak terasa sudah 1 bulan berlalu semenjak kejadian yang menimpanya itu. jujur, Deana menyesal melakukan semua itu pada mantan calon tunangannya. Deana pikir, kalau saja dia gak melakukan tindakan bodoh itu, dirinya, dia, dan keluarga mereka pasti sudah merasakan kebahagiaan. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur.

"Mau kemana Dea?" tanya sang Tante.

Deana menoleh, "Biasa, Tan."

"Jangan jauh-jauh ya, nanti kamu kemalaman. Ingat kandungan kamu!"

Walau keluarganya terkesan rada jijik atau mungkin marah padanya, tapi mereka tetap mengkhawatirkan kandungannya. Tantenya yang baik ini contohnya, dia bahkan tidak pernah bertanya apapun itu tentang kejadian ini. Mungkin saja Tantenya bertanya pada kedua orang tuanya, entahlah. Di di sini dia tetap diperlakukan sama, walau sepupu-sepupunya-anak-anak tantenya, masih saja enggan berdekatan dengannya.

"Iya, Tan."

Dan setelah itu, Deana pun pergi dari sana. Inilah telampat yang Deana datangi, Taman. tidak ada yang sperial sama sekali, di sini Deana hanya bisa terdiam sambil melihat senja dan memikirkan kisah hidup dan cintanya.

Setelah menduduki bangku favoritnya. Deana mulai menghela nafas, dan setetes air mata itu berhasil lolos dipipi indahnya. Mungkin jika ibu hamil diluar sana dilarang berpikiran keras alias stress, lain halnya dengan Deana yang malah selalu berpikiran berat. Ya, kejadian itu berputar kembali di otak dan memorinya.

Aku salah, aku melakukan kesalahan. Maaf, maaf aku tau ini karma untukku. Aku bermain dibelakangmu, aku mengotori diriku sendiri, dan aku mengecewakanmu.

Kumohon, maafkan aku A'a.

Kembali mengingat nasibnya, air matanya semakin menetes deras di pipinya. Deana tersenyum lirik sambil mengusap perutnya.

Kenapa kau harus hadir? Maunya kulenyapkan tapi aku malah menyayangimu.

Apa itu karma lagi untukku?

@@@

"Baby?"

Orang yang dipanggil terkaget dan menoleh.

"Kak Dea?"

"Kamu ada di Bandung? Bukannya kamu..."

"Iya kak, aku di Bandung." Baby tersenyum.

Deana mengerutkan dahinya heran. ada apa dengan Baby, dia bukan ada disebelah kiri, tapi Baby malah memposisikan tubuhnya kearah sebelah kirinya, seakan-akan gadis itu tidak... melihat?

"Aku bukan disebelah sana?"

Baby terkekeh dan mulai berbalik belah, "Hehehee..."

"Jujur padaku, kau kenapa?"

"Kenapa apanya, Kak?"

Deana menatap Baby curiga. Pasalnya, pacar dari adik calon tunangannya itu memang sebelumnya terdengar sempat menghilang. Kekasihnya bahkan mencarinya seperti orang gila. Btw, Baby hilang dengan kejadiannya Hillal kecelakaan mungkin sebelumnya kuungkapkan dihari yang sama, tapi sebenarnya adalah diminggu yang sama tapi beda hari. Jadi masih berhubungan lah buat si ganteng Fary Stress mikirin keduanya. (kesalah menghitung waktu, tapi kalau dah terlanjur gpp lah)

"Kamu masih balik tanya? Kamu kayak orang..."

Belum selesai Deana bicara, Baby sudah memotongnya.

"Buta? Oke, aku jujur, aku memang buta, Kak."

Deana menutup mulutnya tidak percaya.

"Kau?"

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang