Bagian 1

6.8K 209 26
                                    

Hillal Jafin Athariq atau yang sering disapa Hillal. Lelaki itu sebenarnya adalah tampan dengan senyum gigi yang manis serta wajah sangat amat sempurna rupawannya, namun sayang hal itu selalu terlindung dari balik kaca mata besarnya. Tidak, Anak kedua dari tiga bersaudara sebenarnya tidak memiliki gangguan apapun soal matanya. Saat ditanya sang ayahpun-Rival, anak keduanya itu dengan polos menjawab "gpp ayah, aku hanya suka nyaman dengan ini." tanpa memperdulikan hal aneh yang biasanya terjadi pada anaknya yang satu itu, Rival mengangguk paham.

"Di jodohin itu apa, Bun?" tanya Hillal saat mereka tengah makan malam dengan keluarga gadis yang kata Nevira-Bundanya, akan dijodohkan dengannya.

"Kamu dan Deana akan kami nikahkan."

"Apa kalau dijodohkan itu sama kayak dinikahkan, berarti sama kaya pacaran dong. Dia pacarku Bunda?" Nevita menghela nafas untuk berulang kali. Kenapa anaknya yang satu ini tidak bisa diam.

"Iya," jawabnya mencoba sabar. Sedangkan keluarga Deana hanya bisa tersenyum maklum. Ya sebelumnya mereka sudah tau tentang kelakuan atau lebih tepatnya sifat ajaib calon mantu mereka. mencoba maklum karena anak lelaki itu sepertinya belum dewasa mereka tetap menerima lamaran Rival beberapa minggu lalu.

Deana Nadhifa Azhar, gadis manis berwajah asia asli dengan rambut panjang hitam pekatnya menatap canggung Hillal. Anak dari pasangan Rangga ayahnya dan Zelona ibunya, tidak menyangka yang dikatakan oleh kedua orang tuanya benar. Beginilah calonnya.

Ya Tuhan, apa aku akan terkait dengannya?

"Kenapa, Nak?" tanya Zelona.

"Tidak, Bu. Aku hanya merasa haus."

"Ini minum!" kata Hillal menyodorkan minumnya kepada Deana.

Deana mengeryit heran.

"Itu punyamu?"

"Memang, Ayo minum."

"Tapi itu bekas," kata Deana lagi.

Mata Hillal mengerjap polos, "Ya, aku tau. Lalu apa masalahnya?"

"Ah, tidak," Dengan senyum Deana mengambil gelas itu dan meminumnya, "Terimakasih," katanya.

Hillal tersenyum lebar, "iya, sama-sama. Pacar!" katanya.

Ini tidak mungkin, yang benar saja!!! Batin Deana.

@@@

"Tapi aku mau papah," pinta Deana.

"Enggak, dari awal juga papah gak setuju dengan latihan nari-nari kamu itu dan Hillal pasti juga enggak kan?" tanya Rangga pada Hillal yang asik meminum segelas susu yang disediakan oleh Deana sendiri. tentu saja dengan berat hati.

Hilla mengerjapkan matanya.

"Emangnya Deana suka nari?"

Deana mengangguk malas.

"Hei, sopan sedikit Dea, gitu-gitu dia calon imammu!" peringat mamahnya.

"Iya, iya napa Mah, gini aja kok dipermasalahkan," kata Deana.

"Dasar kamu ini," gemas mamahnya mencubit pipi Deana. Deana mengaduh sakit.

"Aduh Mah, kok dicubit!" kesalnya.

Hillal terkekeh lucu melihat itu.

"Apa ketawa!" Deana melotot kearah Hillal yang tersenyum tanpa dosa.

"Kamu lucu, Hillal suka."

Deana menunduk dengan muka memerah. Rangga dan Zelona yang melihat hal itu tertawa.

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang