Bagian 9

2.1K 112 16
                                    

Cinta itu buta? Memang benar.

Itu tidak bisa dilihat, tapi ada dan dapat dirasakan.

1 hal yang pasti.

Orang sepintar apapun!

Jika dia sudah berhadapan dengan yang namanya cinta,

Dia akan menjadi bodoh sebodoh bodohnya orang bodoh.

Hehehe... aku berbohong.

Hanya saja, mereka tidak bisa mengambil keputusan saat bertindak.

Karena apa? Karena mereka terlalu tergesa-gesa.

Ya, pikirannya hanya satu,

Kalau tidak segera dia dapatkan maka cinta itu akan hilang.

Kalian tau sesakit apa kehilangan cinta?

Oke lupakan.

@@@

"Katakan pada papah, apa itu semua benar?!" teriak Rangga saat mereka, Rangga, Zelona dan Deana sudah sampai di rumah mereka.

Bukannya menjawab, Deana malah terisak.

"Jawab Papah!"

Deana mengangguk pelan. Rangga yang merasa pening, menjatuhkan dirinya ke sofa.

"Ini sebenarnya ada apa, Pah?"

Rangga menatap istrinya lirih, "Anakmu, anak kita dia... dia..."

"Dia kenapa?"

"Dia menyelingkuhi Hillal dan hamil anak dari selingkuhannya itu!"

Zelona menutup mulutnya tidak percaya, anaknya telah hamil diluar nikah. Sebagai seorang ibu dirinya merasa gagal.

"Benar itu Dea?"

Deana terdiam.

"Jawab mamah!" tekan Zelona.

Deana mengangguk pelan. Zelona terisak dalam diamnya semakin menutup mulutnya tidak percaya. Apa dia salah dalam mendidik anaknya selama ini?

"Besok kamu bawa lelaki itu kehadapan papah, papah ingin dia melamarmu dan menikahimu."

Rangga memeluk tubuh istrinya membantu wanita yang dicintainya itu untuk pergi dari sana. Tapi sebelum pergi dari sana, Rangga sempat berbalik dan berkata.

"Jangan harap Papah akan menjadi walimu saat menikah nanti Dea, Papah tidak akan pernah sudi menjabat tangan lelaki itu."

Tangisan Deana semakin pecah. Dia mulai takut merasakan kehilangan sekarang, tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur, sang pujaan hatipun sudah tidak bisa didapatkan. Deana akan mulai menerima segalanya.

Lahirlah dengan sehat, Nak. Bunda butuh kamu sebagai penguat Bunda. Mohonnya dalam hati.

@@@

"Ada apa?" tanya seorang lelaki mengahampiri seorang perempuan yang tersenyum manis padanya.

"Kita berhasil," katanya.

Lelaki itu mengerutkan dahinya bingung.

"Berhasil? Maksudnya?"

Perempuan itu mendesah, "Aku terbebas dari ikatan perjodohan itu, dan kita bisa bersama," ucapnya senang.

Lelaki itu ikut tersenyum dan memeluk perempuan itu dengan erat.

"Akhirnya," ucapnya.

Perempuan itu melepas pelukkannya dan menatap lelaki di depannya dengan pandangan tidak terbaca.

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang