Bagian 14

2K 125 2
                                    

4 bulan berikutnya...

Hillal yang sudah ditugaskan dibandung kini mulai di sibukkan dengan berkas-berkas miliknya. Jujur, dia masih belum paham kenapa hatinya membawanya seperti ini, harusnya sekarang ia mencari keberadaan kekasih hatinya bukan malah diam dengan kertas bodoh ini. bodoh tapi menghasilkan sih.

Sebenarnya Hillal sempat ingin menolak untuk berangkat beberapa hari lalu, tapi karena si kepala keluarga malah memaksanya. Jadi, ya mau tidak mau dia harus mau. Hillal yang malang.

Hillal menghela nafas, "Aku lapar," katanya seraya mengentuh perutnya yang mulai berotot. Ya, akhir-akhir ini dia suka sekali olahraga.

Saat asik dengan pemikirannya sendiri, suara chat dari ponselnya membuat dirinya menoleh.

Abangku

Woy, cek-cek ada manusia kaga?

Napa?

Gue punya info menarik, nih.

Apaan? Kalau gak penting mening kaga usah.

Mau kekantin nih, lapar.

Yee!! Penting lah kudanil. Nih dengerin.

Hillal mengerutkan dahinya saat melihat Geli dengan pemberitahuan, sedang mengetik.... Bukankah tadi lelaki itu bilang padanya harus mendengarkan tapi kok kaga ada suara?

Mana kaga ada suara Abang, kok?

Gue tau dimana keberadaan dia

Si PEA... ini chat bukan telpon.

Lo mah mau segimana berubah juga tetep ngeselin ya, banget!

Dimana??

Bacot!

Bandung, dimananya gue kaga tau. Yang jelas dia deket banget sama lo, satu kota.

Lo yang bacot!!!

Makasih kek, sama-sama dah!

Hehee... makasih Abang Que!

Serah, nying.

Hillal tidak memperdulikan jawaban Kakaknya itu, lelaki itu hanya terdiam dirinya bahkan tidak ingat dengan keadaan perutnya tadi. namun beberapa saat kemudian senyum tercetak jelas diwajah tampannya. Siapapun yang melihat dia pasti akan terpesona.

Hillal melepas kacamatanya, dia beranjak bangun dan memakai Jasnya kembali. Lelaki itu memutuskan untuk jalan-jalan dan mencari makan sebantar, dan tidak lupa juga dia akan segera mencari detektif untuk mencari keberadaan dia.

Tunggu aku, sayang...

@@@

Brakk...

"Maaf."

"Tidak... papa."

Saat akan memasuki café, tanpa sengaja Hillal menyenggol lengan seseorang membuat keduanya kini saling menatap dalam diam. Hillal tau, Hillal kenal wajah ini. wajah yang dicari-carinya. Sedangkan orang yang ditabraknya itu membulatkan matanya tidak percaya siapa yang ada didepannya.

Dia selamat, terimakasih ya Tuhan. Batin orang itu.

Saat tersadar akan satu fakta, orang itu segera mungkin pergi dari sana. Owh hal itu tentu saja tidak membuat Hillal tinggal diam, dia mengentuh lengan wanita itu agar dia tidak kabur.

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang