Bagian 5

2.5K 126 12
                                    

"Hillal," panggil Johan. Membuat Hillal yang asik dengan komputernya menoleh.

"Kenapa?"

"Jangan dulu marah ya," was-wasnya.

"Kenapa sih?"

Johan menatap Farel meminta persetujuan, dan Farel mengangguk setuju.

"Sean sama Rehan bisa ikut gue sebentar gak?" Sean dan Rehan sontak menatap Farel heran.

"Kemana?" tanyanya bersamaan.

"Ikut aja! ayo!"

Dengan patuh keduanya mengikuti Farel dari belakang.

"Kenapa?" tanya Hillal menatap Johan bingung.

"Lo gimana sama Deana?"

Hillal terdiam.

"Gak gimana-gimana."

"Lo yakin?"

"Iya, emang kenapa?"

"Kemaren, gua sama Farel dan anak-anak pas turun buat cari makanan ke bawah..." johan terdiam tidak melanjutkan kata-katanya.

"Terus?"

"Gue..."

"Kenapa, sih? Kalau ngomong jangan dipotong-potong napa, kayak daging aja."

Johan menghela nafas.

"Entah ini emang bener atau enggak. Gue lihat Deana sama cowok yang jalannya pakek tongkat. Lo tau itu..."

"Gue tau," jawab Hillal cepat.

"Lo tau?"

"Iya."

"Dari kapan?"

"Dah lama. Lagian, gue percaya mereka gak ada apa-apa."

Sudah, setelah itu Johan tidak bisa berkata-kata lagi. Mau dia berkata tentang apa yang dilihatnya di sana juga percuma. Hillal memang keras kepala dan terlebih lagi, dia dibutakan oleh cinta. Padahal, Johan ingin sekali mengatakan hal itu, Kalau di sini Farel lelaki itu pasti sudah berkata tentang hal itu kepada Hillal dengan keadaan wajah merah padam karena marah.

"Kau benar, mereka memang gak ada apa-apa. Tapi gua yakin lo pasti tau apa-apa. Gue sahabat sama lo bukan cuman kemaren baru kenal aja, gua lebih tau lo. Jangan di pendam Lal, lo gak tau perasaan itu bisa ngebunuh lo sendiri."

"Gua gak punya masalah apapun, Jo," elaknya.

"Lo bohong, keliatan."

Hillal menghela nafas.

"Terus gua harus apa? Di saat lo dihadapi dengan kenyataan buruk ini, mengakhirinya? Yang benar saja, itu gak semudah yang lo bayangkan."

"Memang gak mudah, karena lo persulit."

Hillal melepas kacamatanya dan memijat kepalanya yang pusing.

"Lo nyiksa harga diri lo cuman buat cewek yang gak punya harga diri!" kata Farel yang baru datang.

Hillal menatap Farel marah dan...

Bughh...

Satu pukulan mendarat dengan indah dipipi Farel membuat darah segar keluar dari sudut bibirnya. Johan terkaget dengan serangan tiba-tiba itu segera menjauhkan keduanya.

"Lo gak berhak nyimpulin itu! Dia cewek baik-baik ya!"

"Emang, baik banget. Saking baiknya sampe ciuman di belakang lo sama cowok lain. Berkali-kali lagi, jangan kira gua gak tau, gua tau karena Mocha dan sepupu lo cerita sama gue dan Johan. Dia bilang, jangan katakan semua pada Hillal atas kejadian yang gua dan Johan lihat di café kemarin!" teriak Farel membuat Hillal terdiam.

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang