Bagian 10

2.3K 121 15
                                    

Seminggu sebelum akad.

Deana menatap lelaki yang sebentar lagi menjadi suaminya dengan perasaan senang. Saat ini mereka sedang duduk berdua di taman rumah Deana. Sebenarnya dia agak sedikit canggung karena dengan terang-terangan Papahnya Rangga menolak kehadiran Leon dan keluarganya. Ya. Pria atau lelaki yang menjadi selingkuhan Deana adalah Leon, Pria yang akan menjadi ayah dari anaknya.

Tersenyum tipis saat mengingat tentang kandungannya. Anak darinya dan Leon.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri."

"Gak papa, aku hanya senang." Deana menyandarkan dirinya pada dada bidang Leon.

Ah iya, Deana sepertinya baru ingat dirinya belum mengatakan satu hal kepada Leon.

"Le," panggilnya.

"Iya?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu."

"Apa?"

"Aku hamil."

Badan Leon sedikit menegang, "Ma-maksudmu?"

"Aku sedang mengandung Leon, mengandung buah hati kita."

"Kau tidak bercanda kan?"

Deana menegakan badannya, "Kenapa kau seakan-akan tidak menginginkan anak ini Le?"

Leon memejamkan matanya.

"Maaf aku sayang, aku hanya sedikit terkejut."

Deana hanya mengangguk pelan. Leon bangkit dari duduknya, "Aku pamit pulang dulu ya," kata Leon.

Deana sebenarnya sedikit kecewa tapi ya mau tidak mau dia hanya mengangguk saja.

"Sampai jumpa nanti akad," balas Deana.

Leon mengangguk ragu, "I-iya."

@@@

1 minggu kemudian.

Nikah yang terbilang biasa-biasa saja terjadi. Hanya mengundang keluarga dan tentangga dekat saja. Deana sudah dandan rapi dengan kebaya dan kondenya. Wanita itu hanya tersenyum menatap tampilannya dicermin.

Beberapa jam berlalu, hingga tak terasa waktupun sudah siang. Tapi, sang mempelai pria tak kunjung datang. Ada apa dengan Leon dan keluarganya? Deana menatap kearah pintu gusar.

"Mas, ini mana mempelai prianya?" tanya adik ipar Rangga.

Rangga menghela nafas.

"Dea?" Rangga memanggil Deana.

"Aku yakin dia datang Pah, tunggu lah sebenar."

"Maaf, Pak. Kapan akadnya ya? Saya harus menikahkan yang lain."

Saat Rangga akan menjawab, tiba-tiba saja seseorang memencet bel. Semua yang disana menoleh. Deana tersenyum senang. Aku harap itu Leon!

Saat Namun ternyata lain, itu adalah seorang kurir. Kurir itu memberikan sebuah surat pada Deana dan Rangga. Orang pertama yang buka adalah Rangga. Lelaki itu mengeratkan rahangnya marah, dia melemparkan surat itu pada Deana dan berteriak.

"TIDAK ADA PERNIKAHAN! SEMUA BATAL!"

Bubar, ya pernihakan itu bubar. Menyisakan keluarga inti dan sang mempelai wanita saja.

Deana menatap kosong pada kertas yang baru saja dibacanya.

Teruntuk Dea.

Sorry, gue gak bisa lanjut hubungan ini. untuk menikah mungkin gue fine aja, tapi untuk menjadi ayah... maaf gue belum bisa. Gue belum bisa mengambil tanggung jawab sebesar itu. jadi, kita batalin aja pernikahannya.

Alien Ganteng !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang