Bagian 6

17.2K 807 18
                                    

*Akad Nikah*

Dua hari menjelang pernikahan, ayah memintaku untuk tidak masuk kampus. Namun permintaan ayah kali ini tidak bisa aku turuti, jangankan dua hari satu hari saja tidak masuk kampus tidak bisa. Ya, karena niat awalku ke kota adalah untuk kuliah jadi apapun yang terjadi aku harus masuk kampus.

Bagi ayah, dua hari adalah waktu yang lama untuk melangsungkan pernikahanku dengan laki-laki penghianat itu. Tapi bagiku, dua hari adalah waktu yang singkat. Ayah seolah tutup mata dan telinga saat kemarin aku menjelaskan siapa Wahyu sebenarnya.

"Yah, apa tidak ada pilihan lain?, apa Nayla harus menikah dengan Wahyu?, memangnya pilihan ayah hanya dia?" Tanyaku hati-hati, takut ayah marah.

Ya, walaupun dia adalah ayah kandungku aku merasa asing dengannya hingga aku berbicara seolah dia orang lain.

"Itu, pilihan ayah sama bunda Nayla. Wahyu itu orangnya baik, sejak kuliah dia sudah dekat dengan bundamu makanya bunda juga sayang sama dia." Ucap ayah lembut.

"Tapi yah, dia itu sudah pernah selingkuhin aku. Dia munafik yah, dia egois, dia tidak jujur sama aku." Ucapku dengan nada tinggi.

Aku tidak bisa lagi menahan emosi ketika ayah baik-baikin Wahyu yang jelas-jelas aku benci.

"Nayla, dia itu baik. Kamu menikah sama dia atau bapakmu..." Belum sempat ayah lanjut aku langsung memotongnya.

"Oke, baik.. aku akan menikah dengan pilihan ayah. Tapi jangan salahkan aku jika kelakuanku nanti akan bikin malu keluarga terhormat ayah." Ucapku terisak.

"Terserah kamu mau ngapain, yang terpenting ayah tetap sayang sama kamu. Lagian, kamu kan kenal dia tidak berlangsung lama. Hanya saat SMA, jadi belum tau betul dia bagaimana orangnya."

"Yah, apa ayah tau kenapa aku sampai mutusin dia?, dia itu munafik yah. Kalau ayah tidak percaya ayah bisa tanya keluarganya yang di kampung, atau ayah bisa tanya sama keluargaku. Mereka sama-sama tau bagaimana kami di masa lalu yah. Wahyu hianatin aku, dan keluarganya pun tau itu. Aku yakin paman dan bibinya akan setuju jika aku menolak perjodohan ini. Mereka tau yah, bagaimana perlakuan Wahyu terhadapku" Jelasku berapi-api.

"NAYLA, Sekali lagi kamu protes akan perjodohan ini, ayah akan penjarakan bapak kamu." Bentak ayah.

"AYAH JAHAT.!, Ayah tidak mengerti perasaan Nayla." Ucapku berlari menuju kamar.

Aku menumpahkan air mata dengan memeluk boneka hello kity kesukaanku. Boneka itu adalah pemberian dari kakak sulungku di kampung. Tiba-tiba aku kangen pada kakak, aku ingin menumpahkan keluh kesahku padanya. Segera aku meraih ponsel untuk menghubungi kakak lewat vidio call.

"Assalamu'alaikum kak, hiks..hiks" Sapaku ketika panggilan tersambung.

"Wa'alaikumsalam, kenapa nih adik kakak kok nangis.?" Tanya kakak lembut.

"Kak, lusa aku nikah dan aku tidak suka calon yang dipilihkan ayah..hiks..hiks."

"Jalani saja dulu dik, kamu kan belum kenal betul orangnya siapa tau dia baik. Tidak mungkin ayah kamu milih orang sembarang." Jelas kakak tenang.

"Kak, tapi ayah jodohin aku sama Wahyu. Aku tidak mau kak, aku masih kecewa sama dia.. hiks..hiks."

"APA..!!, Wahyu?, Wahyu mantan kamu itu?" Tanya kakak kaget.

"Iya kak, aku tidak mau. Aku sudah coba jelasin sama ayah tapi ayah tetap kekeh ngejodohin aku sama Wahyu.. hiks..hiks.." Aku terus saja menangis.

"Innalillahi, apa Wahyu juga tau kalau di jodohkan sama kamu?, tanyanya.

"Iya kak, dan dia biasa aja tidak merasa bersalah sama sekali."

'Kamu tenang saja dulu, biar kakak bantu bicara sama ayah kamu."

Pernikahan PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang