Bagian 18

14.9K 686 0
                                    


*Perasaan Fahmi*

Acara pernikahan Surya berlangsung lancar. Surya adalah kakak sepupuku yang paling dekat denganku. Dua hari pasca pernikahannya dengan Dewi, kak Surya sudah memboyong Dewi ke rumah barunya yang berjarak hanya dua rumah dari rumah orang tuaku hingga aku bebas saja ke rumahnya.

"Cieeee, kak Surya nikah juga. Udah ada teman nih buat curhat." Ledekku saat kak Surya hendak ke dapur

"Iya dong, aku gak perlu lagi curhat sama anak kecil." Jawab kak Surya.

Seketika aku mengerucutkan bibir.

"Kak Surya jahat.." Aku memalingkan muka.

"Duh.. jangan ngambek gitu dong, tambah jelek. Kakak bercanda kok." Kak Surya merangkul bahuku.

"Assalamu'alaikum.." Seketika kami menoleh saat seseorang mengucap salam.

"Wa'alaikumsalam. Wahyu.!" Aku terkejut melihat siapa yang datang.

"Eh, Nayla kamu disini juga ternyata." Jawabnya santai.

Sebenarnya tidak salah ada Wahyu disitu karena Dewi adalah keluarga dekatnya, jadi wajar saja dia datang.

"Wahyu, kapan tiba dari Bandung?" Tanya kak Surya menyudahi keterkejutanku.

"Ini baru aja nyampe kak, makanya aku baru sempat kesini."

"Ya sudah, aku panggilin Dewi dulu ya.

Kak Surya berlalu meninggalkan aku dan Wahyu dengan suasana yang entah apa aku tidak dapat menafsirkan.

"Ehem, Nayla selamat ya atas pernikahanmu. Maaf aku tidak sempat hadir saat itu." Ucapnya memecah keheningan antara kami.

"Terima kasih." Ucapku datar.

"Nay, boleh tidak aku ngomong sedikit sama kamu?" Tanya Wahyu serius.

"Ini juga dari tadi kamu ngomong Yu." Ucapku masih datar.

"Begini Nay, waktu pernikahan itu..."

"Sudahlah Yu, aku tidak mau bahas itu lagi." Ucapku memotong kalimat Wahyu.

"Ya sudah, aku hanya ingin menjelaskan sesuatu yang tidak kamu ketahui tentang Fahmi." Ucapnya

"Ada apa dengan kak Fahmi?" Tanyaku mulai penasaran.

"Fahmi sangat menicintaimu, makanya dia rela nyusul kamu kesini waktu kamu pergi tanpa pamit. Saat dia mengatakan kamu telah menghancurkan masa depannya, itu sebenarnya hanya alibi agar kau membencinya dan menghindar darinya. Dia tidak mau kamu terikat dengannya namun hatimu tidak bersamanya. Fahmi tidak mau kamu tersiksa karena dirinya, tapi dia tidak sanggup untuk mengucapkan kata cerai. Dia ingin kamu membencinya hingga dia sanggup untuk mberpisah denganmu. Tapi saat kamu pergi, dia malah tersiksa. Dia merasa bersalah hingga rela menyusulmu." Jelasnya panjang lebar.

"Darimana kamu tau semua itu, dan kenapa kamu juga malah menghilang saat itu?" Tanyaku makin penasaran.

"Aku dan Fahmi sudah kenal cukup lama, semenjak aku kembali ke Jakarta aku sudah kenal dengannya. Hingga kami jadi dekat saat orang tuamu dan orang tuaku sering bertemu untuk membahas perusahaan atau bahkan sekedar makan malam. Saat pernikahan itu, awalnya aku tidak tau kenapa aku berada di dalam kapal. Namun, setelah aku mendapat penjelasan dari Fahmi, Dirga dan juga Ardi kakakmu, aku paham jika itu adalah ulah mereka semua."

"Aku mendapat penjelasan itu setelah resepsi pernikahanmu dengan Fahmi selesai. Awalnya aku tidak terima, tapi aku tidak mau menentang takdir. Aku harus menerima bahwa kamu tidak lagi mencintaiku, karena perbuatanku dimasa lalu. Fahmi mencintaimu sebelum kamu menemukan orang tua kandungmu. Saat itu kamu sedang melaksanakan praktikum di perusahaan milik ayahmu yang di kelola oleh Fahmi. Dia suka dengan caramu menggali informasi darinya saat kamu melakukan wawancara untuk tugas kuliahmu.

Pernikahan PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang