*Kecewa*
Kenyataan pahit yang diketahui kak Fahmi membuatnya menjadi emosian, sosok yang romantis saat ulang tahunku telah sirna. Malam ini aku terpaksa tidur dengan Andin di ruang tamu. Sebenarnya sebelum ayah menyampaikan berita duka pada kak Fahmi, aku sudah niat untuk tidur bareng Andin. Tapi melihat kondisi kak Fahmi, aku ingin menemaninya.
Diluar dugaan kak Fahmi malah mengusirku dari kamar sendiri. Bukan karena kak Fahmi mengusirku yang membuat air mata tak kunjung berhenti melainkan akibat kalimat yang dilontarkan kak Fahmi bahwa kematian orang tuanya adalah salahku.
Entah apa yang telah aku perbuat dimasa lalu, aku juga tidak tau. Padahal aku tidak mengalami kejadian apapun yang menyebabkan aku amnesia hingga lupa apa yang telah aku perbuat.
"Nay, udahlah kamu istrahat dulu. Ini udah menjelang subuh loh dan kamu belum tidur sama sekali." Ucap Andin setelah terbangun dari tidurnya.
Andin ketiduran saat menemaniku mengeluarkan air mata tanpa kata. Mungkin rasa lelah seharian menyiapkan acara ulang tahunku.
"Aku tidak mengantuk Ndin, kamu aja gih yang tidur lagi." Ucapku tersenyum.
"Nay, lihat matamu udah bengkak gitu. Emang kamu gak cape nangis mulu semalaman?, udahlah nanti juga kak Fahmi minta maaf atas apa yang dia ucapkan, dia pasti gak sengaja ngomong gitu." Ucap Andin memelukku.
Aku kembali menangis di pelukan Andin, entah seluas apa sungai dalam mataku hingga semalaman tidak habis di keluarkan.
Aku bangun saat matahari masuk melalui jendela yang sudah terbuka. Mungkin Andin yang membukanya. Kulirik jam dinding yang tergantung diatas pintu kamar.
"Ah, udah jam Sembilan" Ucapku dalam hati.
"Astaghfirullah, aku gak sholat subuh." Aku merutuki diri yang ketiduran saat azan subuh akan di kumandangkan beberapa menit lagi.
"Andin.." Panggilku. Aku kira Andin sedang di kamar mandi.
Saat hendak berdiri, aku menemukan secarik kertas putih dengan coretan tintah hitam.
"Nay, maaf ya aku pergi gak izin sama kamu. Aku gak enak bangunin kamu, soalnya kamu tidurnya nyenyak banget. Semangat ya Naylaku sayang, kamu pasti kuat ngadapin ujian ini. Oh iya, maaf aku gak bisa ada disamping kamu saat kamu ada masalah. Hari ini aku harus pulang kampung karena di rumah ada acara lamaran. Do'a in aku cepat menyusulmu ke pelaminan ya. Maaf, tadinya aku mau ngajak kamu sekalian di rumahku tapi kamunya lagi banyak masalah. Maaf banget ya Nay."
Tulis Andin pada kertas itu.
"Maaf Ndin, aku gak ada disaat bahagiamu" Ucapku seolah Andin ada di sampingku.
Aku meletakkan kembali kertas itu pada tempatnya dan segera keluar menuju kamarku untuk mandi. Namun langkahku terhenti ketika sayup-sayup suara ayah, kak Dirga dan kak Fahmi dari ruang keluarga.
"Nak, tolong maafin ayah. Saat itu ayah benar-benar tidak sengaja, ayah terlalu bahagia dengan kembalinya Nayla pada pelukan ayah." Ucap seseorang dan aku yakin itu ayah.
"Iya, anda bahagia karena putri kecil anda dan tidak memperdulikan orang lain hingga anda menabrak kedua orang tuaku. Dan dengan santainya anda menyembunyikan semua kebenaran itu dariku. Sekarang putri kecil anda telah kembali, dia bukan lagi putri kecil tapi putri kesayangan anda yang anda tekan dan berakhir dengan menghancurkan impianku untuk menikah dengan gadis pilihanku." Ucap kak Fahmi.
Air mataku kembali membasahi pipi.
"Anda juga memaksaku untuk bersikap manis pada putri kesayangan anda, anda hanya memikirkan putri anda tanpa memikirkan apa yang aku rasakan. Anda egois, sangat egois." Ucap kak Fahmi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Paksa
Science FictionPernakah kamu membayangkan keharmonisan keluargamu selama 21 tahun lamanya akan dirusak oleh keluarga baru yang pada kenyataannya adalah keluarga kandungmu?. Selama 21 tahun kamu hidup dengan kasih sayang penuh dari keluarga yang ternyata hanyalah k...