7

1.3K 172 44
                                    


"Tuhaaaaan aku takut."

"Diam kau Jaemin! Atau aku akan membakarmu!"

"Hey... tidak baik membakar saudaramu sendiri di sekolah. Haaaa Renjun aku takut tidak lulus. Ayah akan menendangku."

"Tenanglah Jaemin, ayah kita tidak sejahat itu." Jeno mencoba menenangkan Jaemin

"Hyung, kenapa ayah lama sekali di dalam?" Jisung menarik-narik ujung baju Haechan

"Mungkin Bu Joohyun sedang mengadukan perbuatan nakal kita kepada ayah." Haechan mencoba menggoda Jisung

"Jika Jisung sampai menangis, aku tidak segan-segan melemparmu ke atap sekolah." Mark mengancam Haechan, tapi Haechan hanya membalas dengan tertawa

Tak lama Jaehyun keluar dari ruangan bu Joohyun dengan wajah sedih.

"Apa ini? Kenapa wajah ayah seperti itu?" Renjun menyembunyikan diri dibalik tubuh Mark

"Bagaimana ini? Aku tau aku suka mengganggu Chenle saat belajar sampai aku tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaranku, tapi salahkan saja Chenle, siapa yg menyuruhnya mempunyai wajah seimut itu?"

"Jaemin Hyung, aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan seperti ini, jangan menyalahkan ku."

"Huaaaaaa." Jisung mulai menangis

"Salahmu Jaemin!" Jeno mulai menyalahkan Jaemin

Jaemin hanya tertawa lalu memeluk Chenle "Hyung hanya bercanda, Hyung tidak menyalahkan siapapun, jadi jangan menangis ya!" Chenle mengangguk, bersamaan dengan itu, Jisung pun berhenti menangis

"Kita hadapi ini bersama- sama, kalian tetap dibelakangku!" Mark meminta adik-adiknya berjalan dibelakang nya.

"Ba...bagaimana hasilnya ayah?"

"Setelah melihat wajah ayah seperti ini, kau masih berani bertanya apa hasilnya?"

"Maaf ayah... tapi kami semua sudah berusaha. Jika ayah ingin marah, marahlah padaku! Aku yg bertanggung jawab atas adik-adikku. Jika mereka membuat kesalahan, berarti itu semua karena aku kurang memperhatikan mereka."

Mark menyodorkan kedua tangannya kepada Jaehyun "Ayah boleh memukulku!"

Melihat Mark, ke 6 putra Jaehyun yg lain juga menyodorkan tangan nya

"Pukul kami juga ayah! Seorang ayah yg memiliki 7 putra harus bertindak adil. Jika satu kau pukul, maka yg lain juga."

Mata Jaehyun memanas, dia merangkul ke 7 putranya

"Ayah bangga pada kalian, Ayah bahkan tidak mengatakan bahwa kalian tidak lulus, kalian semua lulus dengan nilai yg sangat baik, liat ini!" Jaehyun menunjukkan nilai-nilai yg diperoleh putranya.

"Hiks... aku takut ayah marah." Haechan menangis sambil memegang rapornya

"Tidak Haechan, ayah tidak pernah marah pada kalian."

"Lalu kenapa ayah terlihat sedih?"

"Itu karena ayah sadar setelah ini kalian akan menjadi remaja, ayah akan merindukan sifat kekanak-kanakan kalian."

Chenle tersenyum dan menyeka air mata ayahnya "Jangan menangis ayah, sedewasa apapun kami, kami adalah anak ayah kan? Kami akan tetap menjadi anak-anak untuk ayah."

Doyoung dan anak-anaknya menyaksikan bagaimana Jaehyun dan putranya sangat dekat semakin tidak tega untuk membunuh putra-putra Annora.

Lucas berlari menghampiri mereka dan memeluk Mark
"Ka... kamu siapa?"

"Hyung...."

"Tunggu! Hyung?"

"Maaf... aku Lucas! Aku rasa kau lebih tua dariku, bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan Hyung?"

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang