24. Calee

1.2K 133 60
                                    


Pagi itu Jisung mengendap-endap keluar dari istana Bulan dan pergi menuju taman istana secara diam-diam. Dia mencari sesuatu disana dan mulai tersenyum saat dia menemukan apa yg dia cari.

Dia mengeluarkan sebuah botol berwarna emas lalu berjongkok, menuangkan air dalam botol itu kepada sekuntum bunga lotus berwarna kehijauan yg belum mekar.

"Sebenarnya aku ini bodoh sekali, lotus tumbuh di air, tapi aku menyiramkan air padamu. Tadi malam ibu Annora membuatkan kami makanan yang enak, di bulan semuanya serba menakjubkan, bahkan air yg kuminum rasanya berbeda. Itu kenapa aku membawakannya untukmu, Calee."

Jisung tersenyum lalu menyentuh ujung kuncup lotus itu.

"Jangan pernah layu, aku tidak tau kenapa aku sangat tertarik padamu, padahal ini hanya sekuntum bunga, biarkan aku menamaimu Calee, nama yang bagus kan?"

Jisung mulai memotong beberapa daun lotus yg mulai menguning

"Diantara lotus yg lain, kaulah yang paling cantik, itu kenapa aku menamaimu Calee, Calee berarti yang paling cantik."

Jaehyun yg sejak awal memang tau jika putra bungsunya bangun pagi-pagi sekali, dia mengikuti Jisung ke taman secara diam-diam dan memperhatikan apapun yg dilakukan putranya. Jaehyun sangat ingin menyapa Jisung dan memeluknya, namun dia belum puas melihat Jisung yang seolah-olah seperti dirinya saat masih anak-anak.

Saat Jisung tengah memotong daun lotus yg menguning, dia tidak sengaja menarik kuncup bunga lotus kehijauan itu. Jaehyun yg melihatnya langsung panik dan menjauhkan tangan Jisung dari bunga itu dengan kekuatan nya.

Jisung yg mengetahui Jaehyun ada disana langsung menarik nafas lega, karena yg menyerang nya bukan musuh, namun ayahnya sendiri.

"Ayah mengikutiku?"

"Tidak, ayah hanya ingin memeriksa apakah Calee tumbuh dengan baik."

"Bagaimana ayah tau jika bunga ini bernama Calee?"

"Tentu saja ayah tau, ini bunga paling cantik disini kan?"

Jisung tersenyum lalu memeluk Jaehyun "Ayah tau kenapa aku sangat senang berada di sekitar Calee? Setiap aku menatap Calee, ada perasaan damai dalam diriku, ayah."

"Ayah tau."

"Ayah juga merasakan itu?"

"Tidak, tidak kepada Calee, tapi kepada Calee yg sebelumnya."

"Wah? Apa ibu menanam banyak bunga seperti Calee di istana?"

Jaehyun menggeleng

"Bukan ibumu yg menanamnya tapi takdirnya." Jaehyun menunjukkan sebuah harpa berlapis emas kepada Jisung

"Wah, ayah tidak bermaksud memberikan nya padaku kan?"

"Jika ayah ingin ini menjadi milikmu, apa kau mau menolaknya?"

"Tidak, aku tidak akan menolaknya, tapi aku sangat tau ayah, ayah tidak akan memberikan sesuatu kepada orang yang salah."

"Kau benar, ini untuk Chenle. Menurutmu apa ini cocok untuknya?"

"Aku yakin Chenle akan sangat menyukai ini."

"Ayaaaah.... aku mencarimu." Renjun berlari menghampiri mereka sambil terengah-engah

Jisung menyodorkan sisa air di botol minumnya kepada Renjun "Minumlah."

Renjun langsung menerima air dari tangan Jisung lalu meminumnya sampai habis.

"Ayah... hari ini kita jadi kerumah nenek kan? Ibu dan yang lain nya sedang menyiapkan banyak buah-buahan untuk para dewa di bumi juga, ayah kenapa masih disini? Apa ayah tidak ingin menemui orang tua ayah?"

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang