27

765 96 67
                                    


CHAPTER 27

___________________________________

Jisung sedang merapikan meja nya, jam istirahat baru saja dimulai.
Jeno, Jaemin, Mark, dan Haechan sudah keluar kelas terlebih dahulu. Jisung sengaja keluar lebih akhir, karena dia berniat ingin pergi ke kantin bersama Chenle dan Calee.

Sebelum Jisung menyelesaikan kegiatan nya, seseorang berjalan menuju ke mejanya. "Hai Jisung!"

"Oh, Hyunjin?"

"Aku membawa bekal, bisa temani aku makan siang?"

"Disini?

"Iya. Atau kau ada janji dengan seseorang?"

"Ahh tidak, tadinya aku berencana untuk makan siang bersama saudaraku yg lain nya, tapi kurasa lebih baik aku disini saja."

"Terimakasih Jisung, nah ibuku membawakanku banyak bekal, kau boleh mencoba manapun yg kau mau." Hyunjin memberika  sepasang sumpit kepada Jisung lalu mulai melahap bekalnya.

"Jisung, boleh kutanya sesuatu kepadamu?"

"Tentu."

"Ini tentang gadis yg sering kulihat bersamamu. Dia siapa?"

"Maksudmu Calee?"

Hyunjin mengangguk

"Calee adalah adikku."

"Benarkah? Aku sedikit penasaran kenapa kalian memperlakukan Calee seperti kaca yg mudah pecah? Kalian selalu menjaganya, sampai-sampai orang lain sangat sulit untuk berinteraksi dengan murid secantik Calee."

"Untukku, Calee memang seperti kaca yg mudah pecah. Calee sangat polos, itu kenapa kami sangat menjaganya."

"Aku tidak percaya masih ada gadis sepolos itu sekarang."

"Calee masih dalam tahap memahami banyak hal, apapun yg dia dengar atau lihat, jika tidak diarahkan dengan baik, itu akan mencelakainya."

"Ooh begitu....."Hyunjin menarik sebuah senyum tipis

"Jangan beritau tentang ini kepada siapapun."

"Tentu. Kita kan teman."

*****

"Hey Calee, kau bisa menolak untuk sekelompok dengan nya, sudah kau biayai semua tugasnya, dan pulang bersama kami." Renjun membujuk Calee agar tidak pergi bersama Felix dan Seungmin untuk kerja kelompok sepulang sekolah.

"Apa kakak tidak percaya padaku?"

"Tentu saja aku tidak akan percaya padamu! Sudah pulang saja."

"Kakak, bukan kah kita harus belajar tanggung jawab?"

"Kau benar. Dan inilah bentuk tanggung jawabku padamu!"

"Kakak.... biarkan aku pergi. Mereka berdua tidak jahat."

"Baiklah... tapi jika kau dalam bahaya, jangan lupa panggil aku, kau masih ingat caranya?"

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang